Tubuh membutuhkan asupan nutrisi untuk dapat berfungsi dengan baik. Salah satu nutrisi yang dibutuhkan tubuh setiap harinya adalah vitamin B6. Salah satu jenis vitamin B kompleks ini dapat ditemukan dari sumber makanan atau dapat juga berupa suplemen. Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.
Apa itu Vitamin B6?
Vitamin B6 atau piridoksin adalah salah satu jenis vitamin B kompleks. Vitamin ini termasuk ke dalam jenis vitamin larut air, sama seperti vitamin B kompleks lainnya.
Vitamin B sumbernya dapat berasal dari makanan atau didapatkan dalam bentuk vitamin yang dapat tersedia dalam bentuk kapsul, tablet, hingga cairan injeksi. Vitamin satu ini sering kali hadir dalam bentuk kombinasi dengan vitamin B kompleks lainnya.
Piridoksin memiliki peran penting dalam metabolisme gula, lemak, dan protein. Selain itu, vitamin ini juga sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan otak, saraf, kulit, dan bagian tubuh lainnya.
Manfaat Vitamin B6 untuk Kesehatan
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, vitamin ini menjalani beberapa fungsi penting dalam tubuh. Berikut adalah berbagai manfaatnya bagi tubuh:
- Meningkatkan mood dan mengurangi gejala depresi.
- Mendukung kesehatan otak dan menurunkan risiko penyakit seperti Alzheimer.
- Mencegah dan mengatasi anemia dengan meningkatkan produksi hemoglobin.
- Mengurangi gejala PMS.
- Vitamin B6 untuk ibu hamil adalah mengatasi morning sickness.
- Mencegah penyumbatan arteri dan menurunkan risiko penyakit kardiovaskular.
- Menjaga kesehatan mata.
- Mengatasi peradangan terkait dengan rheumatoid arthritis.
Sumber Vitamin B6
Vitamin ini dapat ditemukan dalam berbagai makanan. Berikut adalah makanan yang mengandung vitamin ini paling banyak:
- Ikan salmon.
- Tuna.
- Dada ayam tanpa lemak.
- Hati ayam.
- Daging sapi.
- Telur.
- Susu.
- Ubi.
- Pisang.
- Kentang.
- Alpukat.
- Wortel.
- Bayam.
- Sereal dan makanan olahan lain yang diperkaya vitamin B6.
Baca Juga: 13 Sumber Vitamin B3 Alami untuk Tubuh yang Sehat
Jumlah Kebutuhan Vitamin B6 Harian
Jumlah asupan harian vitamin B kompleks satu ini yang disarankan pada setiap orang dapat berbeda-beda, tergantung pada usia dan kondisinya. Berikut adalah asupan yang disarankan:
- Bayi usia 0-6 bulan: 0,1 mg.
- Bayi usia 7-12 bulan: 0,3 mg.
- Anak usia 1-3 tahun: 0,5 mg.
- Anak usia 4-8 tahun: 0,6 mg.
- Anak usia 9-13 tahun: 1 mg.
- Pria usia 14-50 tahun: 1,3 mg.
- Pria di atas 50 tahun: 1,7 mg.
- Wanita usia 14-18 tahun: 1,2 mg.
- Wanita usia 19-50 tahun: 1,3 mg.
- Wanita usia di atas 50 tahun: 1,5 mg.
- Wanita hamil: 1,9 mg.
- Ibu menyusui: 2 mg.
Dampak Kekurangan Vitamin B6
Asupan yang kurang dan kondisi kesehatan tertentu dapat menyebabkan seseorang kekurangan vitamin B6 atau disebut juga dengan defisiensi.
Vitamin ini menjalankan beberapa peran penting dalam tubuh, sehingga tentunya defisiensi vitamin B kompleks satu ini dapat membuat beberapa fungsi tubuh tidak berjalan dengan baik. Defisiensi vitamin B6 sering dibarengi dengan defisiensi vitamin B kompleks lain seperti folat dan vitamin B12.
Beberapa gejala yang muncul akibat kekurangan dapat meliputi:
- Munculnya ruam yang gatal, berminyak, dan bersisik di kulit kepala, wajah, leher, atau dada bagian atas.
- Bibir kering dan pecah-pecah hingga menyebabkan sulit makan dan berbicara.
- Glossitis yang menyebabkan lidah bengkak, sakit, dan meradang.
- Perubahan suasana hati.
- Kekebalan tubuh melemah.
- Mudah lelah dan energi menurun.
- Kesemutan dan nyeri pada tangan dan kaki akibat kerusakan saraf.
- Kejang, lebih sering terjadi pada bayi tapi dapat juga terjadi pada orang dewasa.
- Kadar homosistein tinggi dalam darah.
Faktor Risiko Kekurangan Vitamin B6
Selain akibat dari asupan hariannya yang kurang, beberapa kondisi juga dapat menyebabkan seseorang berpotensi besar mengalami defisiensi. Faktor risiko tersebut meliputi:
- Pecandu alkohol. Alkohol dapat menyebabkan hilangnya dan penghancuran vitamin ini dari tubuh.
- Gangguan fungsi ginjal. Seseorang dengan penyakit ginjal dan menjalani dialisis (cuci darah) berisiko kekurangan vitamin ini.
- Penyakit autoimun. Seseorang dengan penyakit autoimun seperti rheumatoid arthritis, penyakit Celiac, penyakit Crohn, kolitis ulseratif, atau gangguan autoimun lain yang menghambat penyerapan nutrisi dapat menyebabkan kadar vitamin ini rendah.
Baca Juga: Vitamin B10 (PABA): Manfaat, Efek Samping, Dosis, dll
Dampak Kelebihan Vitamin B6
Asupan vitamin B6 tinggi melalui makanan belum terbukti berbahaya. Selain itu. konsumsi suplemen vitamin B6 dalam dosis yang tepat juga aman untuk dilakukan.
Meskipun begitu, kelebihan vitamin ini juga dapat menyebabkan efek samping seperti:
- Ataksia, kurangnya kontrol otot atau koordinasi gerakan tubuh.
- Munculnya lesi kulit yang menyakitkan.
- Gangguan pada saluran pencernaan seperti mual dan heartburn.
- Sensitivitas terhadap sinar matahari.
- Mati rasa.
- Berkurangnya kemampuan untuk merasakan sakit atau suhu ekstrem.
Dosis Vitamin B6 untuk Pengobatan
Penggunaan suplemen vitamin ini bisa dilakukan untuk mengatasi beberapa kondisi. Berikut adalah dosis suplemen yang disarankan:
- Anemia sideroblastik: Dosis awal 200-600 mg. Dosis dikurangi menjadi 30-50 mg per hari setelah respons yang memadai.
- Defisiensi vitamin B6: Dosis umum untuk orang dewasa adalah 2,5-25 mg setiap hari selama tiga minggu, kemudian menjadi 1,5-2,5 mg per hari sesudahnya. Dosis untuk wanita yang menggunakan pil KB adalah 25-30 mg per hari.
- Kadar homosistein tinggi dalam darah: Dosisnya adalah 50-200 mg untuk mengurangi kadar homosistein dalam darah setelah makan. Vitamin ini juga diberikan sebanyak 100 mg dalam kombinasi dengan 0,5 mg asam folat.
- Makula degeneratif terkait usia: 50 mg dalam bentuk piridoksin digunakan dalam kombinasi dengan 1000 mcg vitamin B12 dan 2500 mcg asam folat selama sekitar 7 tahun.
- Batu ginjal: 25-500 mg per hari.
- Morning sickness: 10-25 mg diminum 3 atau 4 kali sehari.
- PMS: 50-100 mg digunakan setiap hari. Dapat juga dikombinasikan dengan 200 mg magnesium.
- Tardive dyskinesia: 100 mg per hari, ditingkatkan setiap minggu hingga 400 mg perhari, diberikan dalam dua dosis terbagi.
Interaksi Vitamin B6
Penggunaan suplemen vitamin B kompleks satu ini bersama dengan obat lain dapat menyebabkan interaksi obat yang dapat menurunkan efektivitas obat atau meningkatkan kemungkinan efek samping. Berikut adalah beberapa jenis obat yang sebaiknya tidak dikonsumsi bersama dengan vitamin ini:
- Altretamine.
- Barbiturat.
- Antikonvulsan.
- Levodopa.
Daftar di atas kemungkinan bukan merupakan daftar lengkap. Konsultasikan dengan dokter tentang penggunaan suplemen vitamin ini apabila Anda sedangkan menggunakan obat lain baik itu suplemen, obat resep, obat non-resep, maupun herbal.
- Anonim. 2017. Vitamin B-6. https://www.mayoclinic.org/drugs-supplements-vitamin-b6/art-20363468. (Diakses 10 Oktober 2019).
- Anonim. PYRIDOXINE (VITAMIN B6). https://www.webmd.com/vitamins/ai/ingredientmono-934/pyridoxine-vitamin-b6. (Diakses 10 Oktober 2019).
- Streit, Lizzie. 2018. 9 Health Benefits of Vitamin B6 (Pyridoxine). (Diakses 10 Oktober 2019).
- McCulloch, Marsha. 2018. 9 Signs and Symptoms of Vitamin B6 Deficiency. https://www.healthline.com/nutrition/vitamin-b6-deficiency-symptoms. (Diakses 10 Oktober 2019).
- Whelan, Corey. 2017. 15 Vitamin B-6 Rich Foods. https://www.healthline.com/health/vitamin-b6-foods. (Diakses 10 Oktober 2019).
- Whitbread, Daisy. 2019. Top 10 Foods Highest in Vitamin B6. https://www.myfooddata.com/articles/foods-high-in-vitamin-B6.php. (Diakses 10 Oktober 2019).