Terbit: 1 September 2021 | Diperbarui: 26 October 2021
Ditulis oleh: Gerardus Septian Kalis | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Vitamin B10 atau para-aminobenzoic acid (PABA) adalah senyawa organik yang ditemukan dalam makanan tertentu dan diproduksi oleh industri kimia. Simak penjelasan mengenai manfaat, efek samping, hingga dosis B10 vitamin, selengkapnya di bawah ini.

Vitamin B10 (PABA): Manfaat, Efek Samping, Dosis, dll

Apa Itu Vitamin B10?

Vitamin B10 (vitamin Bx) adalah nama lain untuk senyawa organik PABA, yaitu zat kristal putih. Senyawa ini dianggap sebagai bagian dari vitamin B kompleks, meskipun itu bukan vitamin atau nutrisi penting. Namun senyawa ini ditemukan dalam ragi bir, daging organ, jamur, biji-bijian, dan bayam.

Tubuh Anda juga dapat mensintesis senyawa tersebut menggunakan bakteri tertentu di usus. Selain itu, PABA juga membantu dalam produksi folat (vitamin B9).

PABA dianggap bermanfaat bagi kulit dan rambut saat dikonsumsi sebagai suplemen. Senyawa ini diproduksi dan dijual secara industri dalam bentuk pil, bubuk, ekstrak, dan aplikasi topikal.

Manfaat Vitamin B10 bagi Kesehatan

Beberapa manfaat dari suplemen PABA di bawah ini belum didukung oleh penelitian ilmiah yang kuat. Berikut berbagai kemungkinan manfaat yang bisa Anda dapatkan, di antaranya:

1. Memberi Perlindungan dari Sinar Matahari

PABA dapat menyerap sinar ultraviolet (UV)—terutama sinar UVB—yang berhubungan dengan kulit terbakar dan kerusakan DNA. Namun, sejak 2019, PABA secara umum tidak lagi diakui aman dan efektif untuk digunakan dalam tabir surya oleh Food and Drug Administration (FDA)

Senyawa ini kadang-kadang ditemukan dalam losion tertentu dan produk lain yang dipasarkan sebagai pelembap, sering dikombinasikan dengan lidah buaya, dan jarang digunakan dalam sampo, kondisioner, serta lipstik.

2. Membantu Mengatasi Masalah Kulit

Selain dipercaya melindungi dari sinar UV, PABA diklaim dapat membantu mengatasi masalah kulit yang berkaitan dengan pengerasan, penumpukan jaringan, dan perubahan warna. Meski begitu, bagaimana senyawa tersebut dapat memperbaiki kondisi ini masih belum jelas.

Sebuah studi menyelidiki penggunaan PABA dalam pengobatan penyakit peyronie, yang ditandai dengan penumpukan plak berserat di dalam penis. Partisipan dalam studi ini mengonsumsi suplemen kalium PABA selama 12 bulan, secara signifikan menurunkan ukuran plak dibandingkan dengan plasebo. Meski begitu, penelitian lebih lanjut masih harus dilakukan untuk melihat seberapa efektif penggunaan B10 vitamin untuk mengatasi kondisi ini.

PABA juga telah diidentifikasi sebagai pengobatan yang dipercaya mampu mengatasi  skleroderma, penyakit autoimun yang menyerang jaringan ikat, sehingga membuat jaringan tersebut mengeras dan menebal.

Penelitian lain menunjukkan bahwa PABA tidak berpengaruh pada pengerasan kulit yang terkait dengan skleroderma, sehingga penelitian tambahan diperlukan.

Terakhir, PABA sering disebut-sebut sebagai pengobatan vitiligo, suatu kondisi yang ditandai dengan depigmentasi dan bercak putih pada kulit. Sementara beberapa orang dengan gangguan ini mengklaim bahwa suplemen PABA membantu, namun studi ilmiah masih terbatas untuk mendukung klaim tersebut

3. Perawatan Rambut

Salah satu penggunaan awal suplemen PABA adalah untuk membantu repigmentasi uban prematur. Banyak orang mengklaim bahwa vitamin B10 mampu mengatasi masalah tersebut. Meski begitu, penelitian yang mendukung klaim tersebut masih terbatas.

Sebuah studi menemukan bahwa mengonsumsi PABA dengan dosis harian mulai dari 200 mg hingga 24 gram menyebabkan penggelapan rambut dan membantu rambut beruban kembali ke warna aslinya.

Penting untuk dicatat, bahwa beberapa penelitian menemukan bahwa rambut menjadi abu-abu lagi setelah peserta menghentikan suplemen. Beberapa peneliti menyimpulkan bahwa PABA tidak boleh diambil hanya untuk tujuan menghitamkan rambut, karena efek sampingnya yang tidak diketahui sepenuhnya.

Baca Juga: Vitamin B12: Manfaat, Sumber, Dosis, dll

Keamanan dan Tindakan Pencegahan

Beberapa orang memiliki reaksi alergi terhadap tabir surya yang mengandung PABA, sehingga bisa menyebabkan ruam merah dan gatal.

Saat ini, PABA tidak lagi ditambahkan ke tabir surya dan jarang ditemukan dalam kosmetik. Beberapa individu mungkin sensitif terhadap dosis suplemen oral PABA yang lebih tinggi, hal ini membuat penelitian pada manusia masih harus dilakukan.

Mengonsumsi suplemen PABA dosis tinggi tidak dianggap aman bagi mereka yang memiliki masalah hati dan ginjal. Setidaknya ada enam laporan kasus cedera hati akut setelah penggunaan suplemen PABA untuk penyakit peyronie.

Namun, efek samping ini mungkin tidak berlaku untuk mereka yang tidak memiliki kondisi mendasar yang menggunakan PABA. Penting juga untuk dicatat, berdasarkan penelitian yang tersedia, PABA dianggap sebagai pengobatan yang tidak efektif untuk penyakit ini.

Selain itu, PABA diperkirakan dapat terakumulasi di ginjal, meskipun tidak ada sumber ilmiah yang berkaitan dengan klaim ini. Jadi, seseorang yang memiliki masalah hati atau ginjal tidak boleh menggunakan PABA tanpa pengawasan medis.

Terlebih lagi, PABA dapat berinteraksi dengan sulfonamides, termasuk antibiotik tertentu, dan dapat menurunkan efektivitasnya. Oleh karenanya, suplemen ini tidak boleh dikonsumsi bersamaan.

Terakhir, keamanan suplemen PABA pada anak-anak, wanita hamil, atau menyusui tidak diketahui. Populasi ini tidak disarankan untuk menggunakan PABA secara oral, tetapi aplikasi topikal dari senyawa tersebut kemungkinan aman.

Jika Anda menggunakan produk kosmetik yang mengandung PABA dan Anda melihat ruam atau iritasi kulit, hentikan penggunaannya.

Baca Juga: 13 Sumber Vitamin B3 Alami untuk Tubuh yang Sehat

Dosis Vitamin B10

Dikarenakan penelitian yang terbatas mendukung penggunaan atau manfaat suplemen oral PABA, tidak ada dosis standar yang direkomendasikan.

Di pasaran, suplemen ini tersedia dalam bentuk 100 mg, 500 mg, dan 1000 mg. Dosis yang umum direkomendasikan adalah 100 sampai 1000 mg per hari. Sebagai tabir surya, tersedia dalam konsentrasi 1 hingga 15%.

Dosis PABA yang lebih tinggi dapat menyebabkan sakit perut, mual, muntah, anoreksia, demam, dan ruam kulit. Dosis lebih dari 8–10 gram per hari dapat menurunkan kadar gula darah serta menyebabkan kerusakan pada hati dan ginjal.

Konsultasi dengan dokter harus dilakukan sebelum Anda mengonsumsi vitamin B10, terutama karena efek jangka panjang dari senyawa yang ada di dalamnya tidak dipahami sepenuhnya.

Kesimpulan

PABA yang juga dikenal sebagai vitamin B10 adalah senyawa organik yang ditemukan di beberapa makanan dan suplemen.

Di masa lalu, senyawa ini adalah bahan umum dalam tabir surya, karena kemampuannya menghalangi sinar UVB. Penelitian terbatas juga menunjukkan bahwa suplemen PABA dapat membantu menggelapkan uban dan memperbaiki masalah kulit yang melibatkan penumpukan dan pengerasan jaringan.

Meski efek PABA tidak sepenuhnya dipahami, untuk sementara aplikasi topikal dan sebagian besar suplemen umumnya dianggap aman.

 

  1. Anonim. Vitamin B10 (PABA). https://www.caasn.com/vitamin-b10-paba.html. (Diakses pada 1 September 2021).
  2. Streit, Lizzie. 2020. What Is Vitamin B10 (PABA), and Should You Take It?. https://www.healthline.com/nutrition/vitamin-b-10. (Diakses pada 1 September 2021).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi