Terbit: 13 August 2018 | Diperbarui: 14 October 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Karena khawatir mengalami tekanan darah tinggi, banyak orang yang menurunkan asupan garamnya hingga serendah mungkin. Meskipun tujuannya baik, pakar kesehatan menyebutkan bahwa terlalu sedikit mengonsumsi garam ternyata juga tidak baik bagi kesehatan. Kok bisa?

Terlalu Sedikit Makan Garam Bisa Berbahaya?

Dilansir dari The Daily Meal, garam yang bisa membuat rasa masakan menjadi lebih enak memang bisa memberikan efek buruk bagi kesehatan, khususnya jika dikonsumsi dengan berlebihan setiap hari. Sistem Kesehatan Nasional Inggris (NHS), menyarankan orang dewasa untuk membatasi asupan garam maksimal hanya 6 gram saja setiap hari. Jika kita mengonsumsinya lebih dari jumlah tersebut, maka risiko terkena tekanan darah tinggi, serangan, jantung dan stroke akan meningkat dengan signifikan.

Dalam penelitian yang dipublikasikan hasilnya dalam jurnal berjudul The Lancet dan dilakukan dengan melibatkan lebih dari 95 ribu orang dari 18 negara, dihasilkan fakta bahwa efek mengonsumsi garam harian sekitar 7,5 gram hingga 12,5 gram bisa berbahaya. Sebaliknya, jika asupan garam kurang dari 5 gram setiap hari, efeknya juga kurang baik bagi kesehatan.

“Tubuh masih membutuhkan natrium dari garam. Dengan mengonsumsinya secara moderat, kesehatan kardiovaskular bisa meningkat,” ucap Prof. Andrew Mente dari McMaster University, Kanada, yang terlibat dalam penelitian ini.

Hasil penelitian ini memang memicu kontroversi dan ditentang cukup banyak pakar kesehatan. Hanya saja, Prof. Mente menyebutkan bahwa ia tetap merekomendasikan masyarakat untuk menjaga asupan garam tidak melebihi 6 hingga 12,5 gram dalam sehari karena bisa berbahaya bagi kesehatan tubuh.

Profesor Tom Sanders dari King’s College London, Inggris, termasuk dalam orang yang menentang hasil penelitian ini. Menurut beliau, akan lebih baik bagi masyarakat untuk menurunkan asupan garam hariannya demi kesehatan tubuh, khususnya dalam menurunkan risiko terkena penyakit jantung dan stroke.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi