Terbit: 27 August 2018
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Seberapa banyak Anda mengonsumsi protein biasanya? Protein yang umumnya kita konsumsi sebagai lauk, biasanya justru mendapat pembatasan yang cukup ketat.

Sepele, Ternyata Ini 5 Tanda Tubuh Kurang Makan Protein!

Hal ini wajar, mengingat protein, utamanya protein hewani, kerap dianggap memicu berbagai penyakit, misalnya hiperkolesterol, penyakit jantung, asam urat, hingga hipertensi.

Meskipun anggapan tersebut tidak sepenuhnya salah, namun bukan berarti kita lantas tidak mengonsumsi protein sama sekali. Karena ternyata, asupan protein harian harus selalu dicukupi.

Perlu diketahui, protein merupakan zat gizi makro yang memiliki manfaat vital untuk tubuh, diantaranya:

  1. Sebagai sumber energi kedua terbesar setelah karbohidrat
  2. Merupakan zat gizi yang membentuk massa dan kekuatan tubuh, utamanya melalui pembentukan sel otot
  3. Merupakan bahan baku utama regenerasi sel tubuh harian

Tiga poin penting tersebut merupakan fungsi dasar protein untuk tubuh.
Hal tersebut membuat asupan protein harus dipenuhi setiap hari.

Daging-sehat-idul-adha-doktersehat-1

Photo Credit: Flickr.com/ Marco Verch

Apalagi, protein merupakan zat gizi makro yang harus dipenuhi dari luar tubuh, utamanya dari makanan dan dalam jumlah yang cukup besar (dalam hitungan gram).

Lantas, apa dampak jika kita kurang mengonsumsi protein?

Dampak jika tubuh kita kekurangan protein tentu asupan energy berkurang, sel, organ atau sistem tubuh yang telah bekerja seharian tidak teregenerasi dengan baik dan lama-kelamaan tubuh akan kehilanggan massa atau berat badannya.

Menurut Leslie Bonci, seorang konsultan nutrisionis untuk Kansas City Chiefs, pada Health.com, tubuh yang kekurangan protein ditunjukkan dengan beberapa gejala atau tanda awal, diantaranya:

1. Tubuh cepat merasa lemas

doktersehat-stres-lelahSebagai zat gizi penyumbang energi kedua terbesar, asupan protein yang rendah tentu membuat tubuh kekurangan energi dan mudah lemas.

Kondisi ini tentu merugikan karena cadangan energi dalam tubuh dipecah dan membuat organ dan sistem tubuh bekerja lebih keras.

Tubuh yang kekurangan protein akan lebih cepat lemas, karena asupan zat besi bermutu gizi tinggi juga akan kurang sehingga risiko anemia akan semakin besar.

2. Tubuh sering kedinginan

kebiasaan-sebelum-tidur-doktersehat-1

Photo Credit: Pexels.com

Selain lemas, tubuh yang lebih sering mengalami kedinginan juga merupakan tanda kekurangan asupan protein.

Hal ini disebabkan cadangan energi dalam tubuh yang sangat rendah sehingga lemak, yang memiliki fungsi untuk menjaga suhu atau thermogenesis tubuh, juga lama kelamaan berkurang.

Kondisi ini membuat bahan baku tubuh untuk mengatur fungsi thermogenesis berkurang dan tubuh lebih sering merasa kedinginan.

3. Rambut rontok dan kuku yang rapuh

cara-memanjangkan-kuku-doktersehatTanda yang ditunjukkan tubuh selanjutnya adalah rambut yang menjadi rontok dan kuku rapuh.

Akar rambut dan jaringan pada kuku membutuhkan protein agar bisa kuat menempel dan padat.

Asupan protein yang kurang membuat bahan baku untuk membuat sel yang kuat pada rambut dan kuku tidak tercukupi, sehingga ikatan jaringan pada akar rambut dan kuku tidak terbentuk dengan optimal.

4. Tubuh akan kehilangan berat badan dari otot tubuh

doktersehat-timbangan-berat-badan-diet-sindrom-metabolikProtein merupakan zat gizi utama pembentuk otot tubuh. Kekurangan asupan protein menyebabkan otot yang terus menerus digunakan perlahan-lahan kehilangan massa ototnya.

Hal ini berlaku pada semua otot gerak utama tubuh. Jika hal ini terus menerus terjadi maka berat badan akan turun, utamanya dari otot. Hal ini membuat tubuh semakin nampak kurus ceking.

5. Tulang lebih mudah keropos

Doktersehat-jenis-jenis-penyakit-tulangTanda yang terakhir adalah munculnya gangguan pada massa tulang. Sama seperti rambut dan kuku, tulang juga membutuhkan protein sebagai bahan baku pembentukan jaringannya.

Asupan protein yang tidak terpenuhi dalam jangka panjang akan membuat tulang mudah keropos ditandai dengan gejala osteoporosis yang lebih awal.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi