Terbit: 10 August 2017 | Diperbarui: 15 November 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Kasus tawuran yang melibatkan remaja atau anak sekolah belakangan ini meresahkan cukup banyak masyarakat. Tak hanya karena faktor lingkungan atau pengasuhan yang kurang baik, sebuah penelitian terbaru bahkan menunjukkan fakta mengejutkan dimana remaja yang suka tawuran ini ternyata cenderung mengalami masalah kurang gizi saat dulu masih bayi. Seperti apa penjelasannya?

Penyebab Remaja Suka Tawuran: Kurang Gizi Saat Masih Bayi

Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan menyebutkan bahwa nutrisi yang didapatkan dalam 1.000 hari pertama kehidupan bayi ternyata bisa berpengaruh besar dalam kesehatan fisik, kecerdasan, hingga perilaku anak. Dalam 1.000 hari kehidupan yang dihitung sebagai saat bayi masih berada dalam janin dan hingga anak berusia 2 tahun ini, bayi sedang mengalami periode emas yang sangat penting dalam hal perkembangan otak dan fungsi kognitifnya. Jika kebutuhan nutrisi ini tidak dipenuhi dengan benar, maka dikhawatirkan anak akan mengalami gangguan pada perkembangan motorik dan kognitif. Untuk perkembangan motorik, hal ini berkaitan dengan gerakan tubuh anak. Sementara itu, perkembangan kognitif terkait dengan daya pikir dan juga perilaku anak.

Jika dalam periode emas ini anak mengalami kekurangan DHA atau asam lemak esensial, maka kemampuan otak dalam memproduksi sinaps atau mengoptimalkan fungsi dari membran sel otak tidak akan maksimal. Hal ini bisa berpengaruh buruk pada perilaku, kemampuan belajar, hingga daya ingat anak. Sementara itu, kekurangan kandungan kolin, asam folat, dan zink bisa menyebabkan gangguan pertumbuhan.

Pakar kesehatan Dr. dr. Saptawati Bardosono yang berasal dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia menyebutkan bahwa anak yang tidak mendapatkan nutrisi dengan cukup saat bayi akan mengalami gangguan fungsi otak, termasuk dalam hal perilaku. Anak pun akan tumbuh dengan sifat cenderung mudah marah dan emosional. Hal ini diyakini berpengaruh pada kecenderungannya untuk melakukan tindak kekerasan saat remaja atau dewasa nantinya.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi