Mungkin telinga kita sudah tidak asing lagi dengan kalimat yang menganjurkan untuk minum delapan gelas sehari. Tapi apakah hal tersebut benar adanya? Lantas apa yang terjadi jika dalam sehari kita tidak melengkapi asupan air hingga delapan gelas?
Mungkin anjuran tersebut baik dan diakui oleh dunia medis, tapi baru-baru ini sebuah riset yang dilakukan oleh peneliti di Monash University, Australia mengungkap hal tersebut tidak sepenuhnya benar.
Ya, hasil penelitian itu menyebutkan bahwa tidak semua manusia harus minum minimal delapan gelas sehari. Jumlah air yang masuk ke tubuh harus disesuaikan dengan keperluan serta kondisi tubuh masing-masing. Bahkan disebutkan, dengan empat gelas saja sudah cukup baik jika kondisi tubuh dalam keadaan prima.
Dari ungkapan tersebut, bisa diambil kesimpulan jika takaran atau kebutuhan air pada setiap manusia berbeda-beda. Lantas bagaimana cara mengetahuinya? Cara termudah mengetahui kebutuhan air pada tubuh adalah dengan melihat kondisi tenggorokan.
Salah seorang peneliti bernama Michael Farrel menyebutkan jika ukuran kebutuhan air pada manusia tergantung tubuh dan aktivitas. Dia menyebutkan, saat manusia tidak banyak beraktivitas, maka tenggorokan tidak terlalu ingin meneguk air. Sedangkan manusia yang aktivitasnya padat, maka tenggorokan akan lebih rentan terhadap rasa haus yang artinya butuh air lebih banyak.
Hal tersebut juga dibuktikan dengan sebuah sistematika medis bernama Resonansi Magnetic Fungsional yang berfungsi untuk mengukur aktivitas di otak sebelum dan sesudah minum air.
Dari puluhan relawan yang ikut serta dalam penelitian ini, 80% mengatakan jika terlalu banyak minum air justru membuat tenggorokan bekerja lebih keras alias susah menelan.
Maka dari itu, disarankan agar setiap orang mengenali diri dan mengetahui kebutuhan air dari tubuhnya masing-masing. Jadi, bisa saja tubuh kita membutuhkan kurang dari delapan gelas sehari, atau lebih dari itu.