Terbit: 14 April 2016 | Diperbarui: 19 May 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Kerupuk, keripik kentang, atau bahkan gorengan di pinggir jalan adalah makanan yang menjadi idola banyak orang di Indonesia. Makanan-makanan tersebut dianggap sebagai camilan yang nikmat untuk dinikmati sendiri maupun bersama-sama. Bahkan, ada sebuah kelakar yang menyebutkan jika kita akan sulit berhenti untuk mengunyah makanan-makanan yang terasa garing sekaligus renyah di dalam mulut sehingga akan terus memakannya hingga habis. Mengapa hal ini bisa terjadi?

Mengapa Kita Cenderung Menyukai Makanan Garing dan Renyah?

Makanan-makanan yang garing dan renyah layaknya yang disebutkan di atas memang terasa enak. Namun, kita tentu sudah sering mendengar kurang baiknya makanan-makanan tersebut jika dikonsumsi terlalu sering. Sayangnya, kecenderungan kita untuk menyukai makanan garing dan renyah ini disebabkan oleh suara yang ditimbulkan oleh makanan ini saat dikunyah ternyata bisa memberikan sensasi menyenangkan pada otak sehingga kita pun merasakan ada yang spesial dari makanan ini. Tanpa kita sadari, hampir semua indera dalam tubuh kita ikut mempengaruhi penilaian pada makanan yang kita konsumsi, dan untuk makanan garing dan renyah, selain dianggap enak oleh indera pengecap, indera pendengaran juga membuat kita semakin menikmati makanan ini.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Charles Spence dari Oxford University dan dirilis oleh jurnal Flavoir menyebutkan jika suara makanan memiliki pengaruh besar memberikan persepsi rasa saat proses makan berlangsung. Jika ada bunyi khas makanan garing dan renyah, maka otak akan memberikan nilai tambah pada rasa dari makanan tersebut, uniknya, jika makanan cenderung tidak mengeluarkan suara, maka rasa dari makanan yang kita santap pun dianggap biasa saja. Penelitian lain yang dilakukan di Leeds University juga mengungkapkan hal yang sama. Dulu, pakar kesehatan berpikir jika rasa dan aroma adalah hal paling utama untuk menarik minat dan nafsu makan. Namun, tekstur, kerenyahan, dan suara ternyata juga memiliki peran yang sama besar dalam menentukan persepsi rasa.

Dengan adanya fakta ini, kita akan mengerti kenapa saat kita mengkonsumsi ayam tepung atau gorengan yang sebenarnya biasa saja, namun ketika saat digigit memiliki suara renyah dan keras, maka akan muncul sensasi nikmat dari makanan ini. Bahkan, jika kita mengkonsumsi makanan Italia di restoran lokal yang sebenarnya kurang identik dengan rasa aslinya namun diiringi dengan musik khas Italia, otak akan cenderung memberikan persepsi seakan-akan kita sedang benar-benar menikmati rasa khas Italia.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi