Terbit: 8 June 2018
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Meski sahur sangat penting untuk puasa, kita sering sekali malas untuk melakukannya. Malas dan kantuk selalu menjadi alasan untuk tidak sahur atau sahur sekenanya saja asal bisa makan lalu tidur lagi hingga saat bekerja tiba.

Bolehkan Memanaskan Makanan saat Sahur?

Beberapa orang menyiasati rasa malas dan kantuk ini dengan menyiapkan makanan dengan cepat. Mereka biasanya masak banyak untuk berbuka puasa agar sisanya bisa disantap saat makan sahur.

Begitu bangun pukul 03.00, makanan tinggal dihangatkan dan disantap. Dengan cara ini acara sahur tidak akan berjalan lama, mungkin hanya 30 menit saja.

Nah, yang jadi pertanyaan sekarang adalah bolehkan menghangatkan makanan untuk sahur? Adakah efek samping dari menghangatkan makanan?

Efek samping makanan yang dipanaskan

Makanan yang sudah dimasak memang seharusnya langsung habis saat makan. Itulah mengapa kita selalu disarankan untuk masak secukupnya agar tidak ada sisa yang akhirnya dibuang atau dihangatkan untuk sahur.

Anda tidak disarankan untuk menghangatkan makanan untuk sahur karena:

  1. Gizi sudah berubah

Secara umum makanan yang kita santap mengandung beberapa gizi seperti karbohidrat, lemak, dan protein. Untuk karbohidrat mungkin kita tidak perlu khawatir karena nasi sudah tersedia dan tidak perlu dihangatkan lagi. Namun, untuk aneka lauk bagaimana?

Kandungan protein dari aneka laut seperti ayam atau ikan bisa saja rusak. Pasalnya makanan dipanaskan berkali-kali hingga dagingnya lebih kering. Makan lauk yang tidak ada proteinnya sama saja tidak menyantap apa-apa. Tubuh tidak bisa mendapatkan energi yang dibutuhkan.

  1. Mengandung zat karsinogen

Bukan rahasia umum kalau makanan yang sering dipanaskan entah itu digoreng atau dibakar berkali-kali mengandung zat karsinogen. Nutrisi yang bermanfaat akan berubah dengan drastis dan menyebabkan tubuh terkena kanker meski tidak secara langsung.

  1. Rasa sudah berubah

Makanan yang dipanaskan lagi akan memiliki rasa yang  berubah. Beberapa lauk mungkin kan tetap krispi, tapi rasanya nikmatnya hilang dan berganti dengan tawar. Menyantap makanan seperti ini akan membuat Anda malas makan dan akhirnya makan seperlunya saja.

Jenis makanan yang tidak bisa dipanaskan berkali-kali

Saat makan sahur tentu kita sudah menyiapkan nasi, mau hangat atau dingin nasi tetap awet selama masaknya belum 24 jam. Selanjutnya kita butuh lauk yang terdiri dari dua hal, pertama sayuran dan yang kedua protein apa pun bentuknya.

Sayuran tidak disarankan untuk dihangatkan lagi. Lebih baik memasak lagi agar apa yang disantap masih segar dan memberikan gizi yang banyak. Kalau Anda tidak bisa masak lagi, hangatkan saja sampai mendidih pertama kali.

Nah, kalau jenis lauk protein apa pun jenisnya, hangatkan dengan suhu di bawah 74 derajat Celcius. Jangan sampai suhunya berada di atas itu karena bisa memicu perubahan zat pada daging dari bermanfaat menjadi berbahaya karena mengandung zat karsinogen.

Menyiasati sahur agar tetap cepat

Salah satu alasan mengapa banyak orang lebih memilih memanaskan makanan ketimbang memasaknya kembali adalah malas. Nah, untuk menyiasati hal seperti coba praktikkan beberapa hal di bawah ini.

  • Siapkan sayur mentah dan bumbunya. Saat sahur, Anda cukup memasukkan semuanya ke wajan tanpa perlu memotong sayur dan mengupas bawang merah dan bawang putih.
  • Siapkan protein yang mudah dimasak, misal ayam atau tempe. Kalau Anda mau yang lebih berbumbu bisa diungkep dahulu hari sebelumnya dan disimpan di kulkas.

Dengan dua siasat di atas, makanan sahur yang Anda santap akan selalu segar, gizinya akan terjaga, dan tidak berpotensi sebabkan kanker.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi