Terbit: 28 July 2018 | Diperbarui: 30 March 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Apakah Anda sedang berencana mengurangi porsi atau frekuensi makan nasi?

Kenali, Ini Manfaat & Bahaya Jika Mengurangi Makan Nasi

Ya, mengurangi makan nasi kerap dijadikan senjata ampuh oleh banyak orang untuk mencapai tujuan pengurangan berat badan atau diet.

Hal ini memang sudah banyak terbukti keberhasilannya, akan tetapi sebelum melakukan pengurangan porsi makan nasi, sudahkah Anda mengenali, apa saja bahaya dan manfaat jika kita mengurangi makan nasi?

Mengapa mengurangi nasi disebut sehat dan baik untuk mengurangi berat badan?

Nasi merupakan bahan makanan pokok, atau sumber karbohidrat, yang paling banyak dan umum dikonsumsi di Indonesia. Bahkan, sebagian besar orang sudah sangat terbiasa makan nasi dan beranggapan bahwa jika belum makan nasi berarti sama dengan belum makan.

Kondisi ini tentu membuat nasi seakan menjadi makanan yang tidak bisa ditinggalkan atau digantikan, padahal nasi merupakan sumber karbohidrat yang tinggi akan kandungan kalori dan energi.

Belum lagi, jika nasi dikonsumsi berlebihan dan tidak sesuai dengan kebutuhannya, tentu hal ini akan membuat konsumsi nasi berlebihan yang akan membuat penyimpanan karbohidrat dan lemak dalam tubuh juga menjadi meningkat.

Untuk itu, mengurangi frekuensi maupun porsi nasi, mampu menekan asupan energi yang tinggi dan cenderung berlebihan jika porsi nasi tidak terkontrol.

Selain itu, nasi sebagai sumber karbohidrat jika asupannya dikurangi juga akan menyebabkan terjadinya kondisi ketosis dalam tubuh.

Lantas, apa saja manfaat yang akan kita rasakan saat mengurangi konsumsi nasi?

Photo Credit : freepik.com

Berikut beberapa manfaat yang akan kita rasakan jika mengurangi atau menghilangkan sama sekali konsumsi nasi:

1. Nafsu makan menjadi berkurang

Kondisi ketosis, atau asupan karbohidrat yang rendah, dapat menekan hormon pengatur rasa lapar. Hal ini juga akan dipicu dengan konsumsi makanan selain karbohidrat yang lebih banyak, yaitu buah, sayur, kacang, yang lebih banyak mengandung serat ketimbang nasi.

2. Berat badan berkurang

Asupan nasi yang dikurangi tentu akan menyebabkan simpanan cadangan energi, berupa lemak, dalam tubuh dipecah lebih banyak. Kondisi ini tentu mendukung berkurangnya kadar lemak total dalam tubuh yang berkontribusi pada penurunan berat badan.

3. Membuat tubuh lebih berkonsentrasi

Kondisi ketosis yang membuat lemak dalam tubuh dipecah lebih banyak terbukti mampu membuat tubuh mengatur energi dalam tubuh dan otak menjadi lebih efisien, sehingga hal ini justru akan membuat otak bisa bekerja lebih baik dalam berkonsentrasi dan fungsi mengingat.

Akan tetapi, mengurangi konsumsi nasi secara berlebihan juga bisa berbahaya, diantaranya menyebabkan:

Photo Credit: flickr/ Quinn Dombrowski

1. Tubuh menjadi lemas

Nasi adalah salah satu jenis karbohidrat yang bisa memberi asupan energi yang mudah cerna. Hal ini tentu membuat pengurangan konsumsi nasi akan menyebabkan tubuh menjadi lemas karena tubuh masih memerlukan waktu untuk memecah cadangan energi, yaitu lemak, dalam tubuh.

Untuk itu, jika sedang mengurangi konsumsi nasi, usahakan kontrol asupan gizi tubuh dengan konsumsi gizi lain misalnya cairan atau elektrolit.

2. Sulit tidur atau insomnia

Kondisi ketosis yang berlebihan bisa menyebabkan tubuh merasa sangat lapar, bahkan bisa memicu tubuh menjadi terbangun di malam hari dan sulit untuk tidur lagi. Untuk itu, selalu usahakan asupan dari zat gizi lain tetap terpenuhi agar tubuh bisa memiliki sumber energi selain karbohidrat.

3. Bau mulut

Kondisi ketosis yang berlangsung lama dapat menyebabkan timbulnya bau mulut karena pemecahan lemak yang cukup besar dalam tubuh. Hal ini disebabkan adanya peningkatan produksi senyawa aseton pada urin dan nafas. Kondisi ini meruakan kondisi adaptasi perubahan penggunaan cadangan energi dalam tubuh.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi