Terbit: 15 December 2018 | Diperbarui: 27 May 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Penderita tekanan darah tinggi tidak bisa sembarangan mengonsumsi makanan. Sebagai contoh, mereka tidak bisa mengonsumsi makanan tinggi garam, lemak, atau minuman berkafein karena bisa memberikan pengaruh lebih buruk bagi kondisi tekanan darahnya. Hanya saja, apakah benar jika mereka juga tidak boleh mengonsumsi makanan bersantan?

Makanan Bersantan Bisa Sebabkan Kenaikan Tekanan Darah?

Kandungan di dalam santan

Santan termasuk dalam bahan makanan yang paling sering digunakan di Indonesia. Beberapa jenis makanan yang diolah dengan santan adalah nasi uduk, opor ayam, rendang, dan lain-lain. Santan bisa memberikan sensasi gurih pada makanan sehingga disukai oleh banyak orang.

Berikut adalah beberapa kandungan yang bisa kita dapatkan dari santan.

  1. Protein

Di dalam santan sebanyak 250 ml terdapat 5,5 gram protein yang bisa membantu tubuh melakukan perbaikan dan pembangunan jaringan tubuh.

  1. Lemak

Meski kerap dianggap sebagai sesuatu yang tidak sehat, sebenarnya lemak juga dibutuhkan oleh tubuh kita. Di dalam segelas santan terdapat lemak dalam jumlah yang cukup tinggi, yakni 57 gram. Masalahnya adalah kandungan lemak ini dalah lemak jenuh yang kurang sehat.

  1. Berbagai macam mineral

Di dalam segelas santan kelapa terdapat banyak sekali jenis mineral. Sebagai contoh, kita bisa mendapatkan 631 mg kalium dan 36 mg natrium. Selain itu, terdapat pula kandungan mineral lainnya seperti folat, zat besi, dan seng. Jumlahnya di dalam segelas santan kelapa adalah 4 mg zat besi, 38 mcg folat dan 1,6 mg seng. Jumlah ini dianggap sudah cukup untuk kebutuhan tubuh kita.

Makan santan bisa meningkatkan tekanan darah?

Kandungan natrium di dalam santan hanyalah 36 mg atau tidak sampai 2 persen dari kebutuhan manusia. Mengingat natrium adalah salah satu penyebab utama kenaikan tekanan darah, secara logika makan santan aman untuk dikonsumsi bagi mereka dengan tekanan darah tinggi. Selain itu, keberadaan kandungan kalium yang sangat tinggi di dalam santan juga bisa membantu mencegah kenaikan tekanan darah.

Hanya saja, mengingat di dalam santan terdapat kandungan lemak jenuh yang sangat tinggi, maka kita pun akan lebih rentan terkena penumpukan plak pada pembuluh darah yang bisa menghambat aliran darah dan meningkatkan tekanan darah. Selain itu, mengonsumsi lemak dengan berlebihan hanya akan memicu penumpukan kalori yang akhirnya membuat kenaikan berat badan, salah satu faktor penyebab hipertensi.

Makanan yang sebaiknya dihindari penderita hipertensi

Selain menurunkan asupan makanan bersantan, pakar kesehatan juga meminta penderita hipertensi untuk menghindari berbagai macam makanan dan minuman ini demi mencegah kenaikan tekanan darah.

Berikut adalah beberapa pantangan bagi penderita hipertensi.

  1. Makanan kemasan

Makanan kemasan seperti pizza beku, nugget, atau sosis biasanya memiliki kandungan garam dan natrium yang sangat tinggi sehingga bisa membahayakan kondisi tekanan darah. Pastikan untuk selalu mengecek kadar garam atau natrium di dalam makanan demi mencegah kenaikan tekanan darah.

  1. Minuman berkafein

Meskipun bisa memberikan sensasi nikmat dan menghilangkan kantuk, minuman berkafein bisa membahayakan penderita hipertensi karena kemampuannya dalam menyempitkan pembuluh darah sehingga akhirnya memicu peningkatakan tekanan darah di dalam tubuh.

  1. Acar

Meski terbuat dari sayuran, proses pengolahan acar yang memakai garam dalam jumlah banyak bisa membahayaan penderita hipertensi jika terus dilakukan.

  1. Minuman bersoda

Rasanya memang bisa menyegarkan kerongkongan, namun minuman bersoda memiliki kadar gula yang sangat tinggi sehingga bisa meningkatkan berat badan. Padahal, jika kita sampai terkena obesitas, risiko terkena hipertensi akan meningkat.

  1. Kue kering

Kue kering sangat nikmat untuk dikonsumsi sebagai camilan. Sayangnya, produk kue kering tinggi kandungan gula yang akhirnya berimbas kenaikan gula darah yang membahayakan penderita hipertensi.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi