Terbit: 12 December 2019 | Diperbarui: 6 April 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Siapa sih yang tidak suka dengan kulit ayam? Dalam realitanya, kulit ayam memiliki rasa yang sangat nikmat, apalagi jika digoreng kering atau dibakar. Hanya saja, banyak orang yang kini takut untuk mengonsumsinya karena menganggap kulit ayam tinggi kandungan kolesterol dan lemak jahat.

Tak Perlu Khawatir Makan Kulit Ayam, Ada Manfaatnya Kok

Kandungan di Dalam Kulit Ayam

Sebuah penelitian yang dilakukan para ahli dari Harvard University membuktikan dampak dari mengonsumsi kulit ayam. Hasil dari penelitian ini bisa melegakan banyak pihak, yakni asalkan tidak dikonsumsi dengan berlebihan atau terlalu sering, dampaknya tidaklah begitu besar bagi kesehatan kita.

Sebagai informasi, di dalam kulit ayam dengan ukuran 340 gram. Kita hanya akan mendapatkan kalori sekitar 50 kalori lebih banyak dibandingkan dengan daging ayam tanpa kulit dengan ukuran yang sama. Hal ini berarti, anggapan bahwa kulit ayam sangat tidak sehat kurang tepat.

Memang, di dalam kulit ayam terdapat kandungan kolesterol, namun penelitian yang dilakukan di Harvard School of Public Health membuktikan bahwa lemak ini adalah lemak tak jenuh yang justru bisa membantu menurunkan kadar kolesterol jahat sekaligus tekanan darah dalam tubuh.

Pakar kesehatan Sheena Smith dari Integrated Medicine Institute menyebut proses pengolahan daging dan kulit ayam harus kita perhatikan demi mendapatkan manfaat kesehatannya dengan maksimal. Sebagai contoh, jika kita mencampurkan ayam dengan tepung atau remah-remah roti dan kemudian menggorengnya, bisa dipastikan bahwa daging ayam ini tinggi kandungan kalori yang kurang baik bagi kesehatan.

Sementara itu, pakar kesehatan Susie Rucker dari Singapura menyarankan kita untuk lebih cermat saat memilih daging ayam. Jika kita tahu dari mana ayam ini didapatkan atau dipelihara saat masih hidup, bisa dipastikan bahwa ayam, termasuk bagian kulitnya aman untuk dikonsumsi. Hanya saja, jika semasa hidup ayam-ayam ini sering disuntik dengan berbagai tambahan hormon atau antibiotik, bisa jadi ayam ini kurang baik untuk dikonsumsi.

“Di bagian kulit ayam biasanya tinggi kandungan lemak. Kalau sering disuntik hormon atau antibiotik, bisa jadi bagian kulit ini kurang sehat. Hanya saja, jika ayam ini dipelihara dengan baik sebelumnya, kita tak perlu ragu untuk memakannya meskipun tentu saja frekuensi dan porsinya harus dibatasi,” terang Rucker.

Tips Sehat Makan Ayam

Pakar kesehatan menyarankan kita untuk memperhatikan berbagai hal ini jika ingin makan ayam goreng tanpa khawatir akan mengalami efek buruk bagi kesehatan.

  1. Memilih Bagian Dada

Tak hanya memiliki bagian daging yang paling tebal, dalam realitanya dada ayam lebih baik untuk dikonsumsi karena kandungan lemaknya cenderung paling sedikit dibandingkan dengan bagian ayam lainnya, termasuk bagian paha.

  1. Cermat Memilih Minyak Goreng

Jika kita ingin menggoreng ayam, sebaiknya cermat dalam memilih minyaknya. Jenis minyak yang dianggap jauh lebih sehat adalah minyak kelapa dan minyak canola yang tahan suhu tinggi. Pastikan untuk tidak mengolahnya hingga terlalu matang.

  1. Menggorengnya dengan Minyak Baru

Ada baiknya kita tidak menggoreng ayam dengan minyak yang sudah berkali-kali digunakan karena hal ini akan membuat daging ayam tinggi kandungan lemak trans penyebab kolesterol tinggi dan masalah kesehatan lainnya.

  1. Jangan Terlalu Sering

Pakar kesehatan menyarankan kita untuk membatasi konsumsi ayam goreng sekitar dua porsi saja dalam seminggu. Pastikan untuk mengolahnya dengan cermat dan sehat.

  1. Imbangi dengan Bahan Makanan Sehat

Pastikan untuk memperbanyak asupan serat seperti sayuran dan buah-buahan demi memastikan kesehatan pencernaan dan tubuh secara keseluruhan tetap terjaga.

 

Sumber:

  1. Wang, Jeanette. 2015. Doctors got it wrong: eating chicken skin now and again IS good for you. /www.scmp.com/lifestyle/health-beauty/article/1893758/doctors-got-it-wrong-eating-chicken-skin-now-and-again-good (Diakses pada 12 Desember 2019).

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi