Terbit: 24 April 2019 | Diperbarui: 3 June 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Salah satu jajanan yang kini sedang menjamur di berbagai tempat adalah kebab. Makanan khas Timur Tengah ini memang memiliki rasa yang enak sehingga digemari oleh siapa saja. Hanya saja, ada anggapan yang menyebut kebab sebagai makanan yang kurang sehat. Sebenarnya, apakah anggapan ini memang benar?

Kebab Termasuk Makanan Sehat Nggak Sih?

Kandungan nutrisi di dalam kebab

Pakar gizi Susie Burrell sebagaimana dilansir dari news.com.au menyebut kebab sebenarnya memiliki komposisi gizi yang cukup baik. Jika kita buka satu per satu bahan yang digunakan di dalam kebab, maka kita bisa menemukan roti, sayuran, dan daging. Hal ini berarti, kita bisa mendapatkan asupan karbohidrat, serat, vitamin, mineral, serta protein dari kebab. Selain itu, Burrell menyebut proses pengolahan kebab juga tidak berbahaya.

“Cara menggoreng kebab bukanlah dengan teknik deep fried atau memakai minyak dalam jumlah yang minim. Kondisi dagingnya juga biasanya bersih dan berkualitas. Ditambah dengan adanya kandungan sayur yang cukup banyak, kebab termasuk dalam makanan yang baik bagi kesehatan,” ungkap Burrell

Meskipun begitu, bukan berarti kebab sepenuhnya baik untuk dikonsumsi terlalu sering. Burrell menyebut ada bahan tambahan lain yang ada di dalam kebab yang membuatnya menjadi kurang sehat.

“Sayangnya kebanyakan penjual kebab menambahkan keju, krim, atau bahkan saus. Bahan-bahan inilah yang membuat kebab menjadi kurang sehat. Jika mampu, mintalah penjual untuk tidak menambahkan bahan-bahan ini pada kebab yang kita pesan,” saran Burrell.

Kadar kalori di dalam kebab

Di dalam satu porsi kebab biasanya mengandung sekitar 500 hingga 600 kalori. Jumlah ini sebenarnya sama dengan satu kali porsi makan besar kita. Masalahnya adalah kebanyakan orang mengonsumsi kebab sebagai camilan, bukannya makanan utama. Burrell pun menyarankan kita untuk tidak menghabiskan kebab seorang diri. Bagilah kebab bersama dengan pasangan, teman, atau keluarga agar kita tidak mengonsumsi kalori dengan berlebihan.

Pilihan makanan cepat saji lainnya yang dianggap aman untuk kesehatan

Kebab sebenarnya termasuk dalam makanan cepat saji, lho. Hanya saja, karena proses pengolahannya yang cenderung terlihat lebih sehat dan banyak memiliki bahan sayuran, kebab sering dianggap tidak termasuk sebagai makanan cepat saji.

Selain kebab, terdapat beberapa jenis makanan cepat saji lainnya yang ternyata juga baik untuk kita konsumsi.

Berikut adalah beberapa makanan cepat saji yang aman tersebut.

  1. Burrito

Meski bentuknya mirip dengan kebab, burrito sebenarnya berasal dari Meksiko. Di dalam bahan makanan ini terdapat kandungan kacang-kacangan, sayuran, atau daging. Hal ini membuatnya memiliki kandungan nutrisi yang tinggi sehingga baik untuk dikonsumsi.

  1. Burger vegetarian

Sebenarnya, burger termasuk dalam makanan cepat saji yang paling tidak sehat, apalagi jika ukuran daging yang digunakan di dalamnya cukup besar. Hanya saja, kini semakin banyak burger yang diolah khusus bagi vegetarian. Burger ini sama sekali tidak memiliki bahan daging sehingga dianggap jauh lebih aman untuk dikonsumsi.

Hanya saja, jika kita masih ingin mengonsumsi daging, kita bisa meminta penjual burger untuk memasukkan daging ayam yang lebih sehat.

  1. Sandwich

Sering dijadikan bekal atau makanan sarapan, sandwich sebenarnya juga termasuk dalam makanan cepat saji. Kita bisa menjadikan bahan makanan ini menjadi lebih sehat jika roti yang digunakan adalah roti gandum. Selain itu, kita bisa menambahkan sayuran seperti tomat, daun selada, dan memasukkan daging ikan atau unggas, bukannya daging merah.

  1. Salad

Banyak yang tidak tahu jika salad termasuk dalam makanan cepat saji. Dalam realitanya, proses pengolahan salad sangatlah cepat sehingga masuk dalam kategori ini. Selain berbagai macam sayuran, kita bisa menambahkan suwiran daging ayam atau ikan demi menambah asupan protein. Hanya saja, pastikan untuk tidak menambahkan mayones atau saus pada salad demi mendapatkan manfaatnya.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi