Terbit: 25 February 2019
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Jika kita disuruh memilih buah yang manis atau yang masih masam, kita tentu akan memilih buah yang manis, bukan? Tak hanya menandakan bahwa buah ini sudah benar-benar matang, rasa manis juga disebabkan oleh adanya kandungan gula alami di dalam buah tersebut. Masalahnya adalah gula sering dituding sebagai penyebab datangnya masalah kesehatan seperti obesitas atau diabetes. Lantas, mengapa buah manis justru aman dikonsumsi dan dianggap baik bagi kesehatan tubuh?

Buah Manis Karena Tinggi Gula Alami, Tapi Kok Aman Dikonsumsi?

Buah manis cocok untuk dijadikan camilan sehat

Pakar kesehatan Kelly Hogan yang berasal dari Academy of Nutrition and Dietetics menyebut gula jika dikonsumsi dengan berlebihan memang bisa meningkatkan risiko terkena penyakit berbahaya seperti obesitas, penyakit kardiovaskular, hingga diabetes. Hanya saja, hingga saat ini belum ada penelitian yang benar-benar membuktikan bahwa buah yang tinggi kandungan gula alami sehingga memiliki rasa manis jika dikonsumsi dengan berlebihan juga bisa menyebabkan dampak yang sama.

Menariknya adalah banyak orang yang menerapkan diet seperti diet keto atau diet whole 30 yang dilakukan dengan cara benar-benar menghindari gula, termasuk gula yang ada di dalam buah-buahan, yakni gula fruktosa dan glukosa.

Meskipun sama-sama memiliki rasa yang manis, mengonsumsi makanan tinggi gula dengan buah manis bisa memberikan efek yang berbeda bagi tubuh. Jika kita mengonsumsi makanan manis dengan kadar 140 kalori misalnya, maka kita bisa mengalami masalah kesehatan. Sementara itu, jika kita mengonsumsi buah manis, maka selain mengonsumsi gula alami kita juga mengonsumsi nutrisi sehat seperti vitamin, mineral, dan serat yang menyehatkan tubuh.

Kelly menyebut makan buah manis utuh tidak akan memberikan dampak yang sama jika dibandingkan dengan makan kue manis. Menurut Kelly, makan buah justru membuat tubuh lebih baik dalam menyerap nutrisi dari makanan lain yang kita konsumsi.

“Jika kita makan dua cangkir blueberry manis misalnya, maka aktivitas otak akan meningkat, namun kita tidak akan mengalami kenaikan berat badan atau risiko diabetes,” ungkap Kelly.

Semakin sering makan buah, semakin menurun risiko diabetes

Sebuah penelitian yang dipublikasikan hasilnya dalam jurnal berjudul Journal of Diabetes Investigation menghasilkan fakta menarik tentang kebiasaan mengonsumsi buah-buahan. Semakin sering kita terbiasa makan buah, termasuk buah manis, semakin kecil risiko terkena diabetes tipe 2.

Bahkan, penelitian lain yang dipublikasikan hasilnya dalam European Journal of Nutrition menyebut kebiasaan mengonsumsi buah-buahan bisa mencegah datangnya obesitas, hipertensi, kanker, dan penyakit jantung.

“Hingga saat ini belum pernah ada klien yang mengeluhkan kenaikan berat badan hanya gara-gara makan buah,” ungkap Torey Armul dari Academy of Nutrition and Dietetics.

Jangan sembarangan memilih buah

Meskipun begitu, Kelly menyarankan kita untuk tidak sembarangan memilih buah. Sebagai contoh, jika kita mengonsumsi buah kering, jus buah kemasan, atau bahkan smoothie, bisa jadi kita mengonsumsi gula tambahan dalam jumlah yang banyak. Bukannya menyehatkan, hal ini justru bisa menyebabkan datangnya penyakit seperti diabetes. Hal ini disebabkan oleh kecenderungan buah olahan yang diberi tambahan gula sehingga kadar kalorinya lebih tinggi.

American Heart Association juga menyarankan kita untuk membatasi konsumsi buah segar sekitar satu kepalan tangan saja. Sementara itu, khusus untuk buah beku atau kalengan, maksimal kita mengonsumsinya setengah cangkir. Khusus untuk buah kering atau jus buah, sebaiknya kita membatasi konsumsinya maksimal seperempat cangkir saja.

Pakar kesehatan juga menyarankan kita untuk memilih jus buah segar yang tidak diberi tambahan gula dibandingkan dengan jus buah kemasan karena jauh lebih sehat dan aman bagi kesehatan.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi