Terbit: 23 December 2020 | Diperbarui: 4 November 2021
Ditulis oleh: Rhandy Verizarie | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Fitoestrogen adalah satu dari sekian banyak elemen yang dibutuhkan oleh tubuh agar senantiasa sehat dan berfungsi dengan baik. Ketahui lebih lanjut mengenai senyawa ini mulai dari definisi, manfaat, sumber, hingga efek sampingnya.

Fitoestrogen: Manfaat, Sumber, dan Efek Samping

Apa Itu Fitoestrogen?

Fitoestrogen (phytoestrogen) adalah senyawa alami yang terdapat pada tumbuhan. Senyawa ini juga ditemukan dalam berbagai macam makanan nabati seperti buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, dan beberapa biji-bijian.

Nama fitoestrogen sendiri berasal dari kata “phyto” yang dalam bahasa Yunani yang berarti ‘tumbuhan’. Sementara itu, estrogen adalah hormon yang mengatur fungsi tubuh pada wanita maupun pria. Fitoestrogen—meskipun nabati—berfungsi seperti estrogen pada manusia. Ketika kita makan fitoestrogen, tubuh kita mungkin merespons seolah-olah ada itu adalah estrogen alami dari tubuh.

Manfaat Fitoestrogen bagi Tubuh

Lantas, apa saja manfaat fitoestrogen bagi tubuh kita?

1. Mengatasi Hot Flashes

Menopause adalah kondisi ketika seorang wanita berhenti mengalami menstruasi. Biasanya, ini dimulai ketika seorang wanita memasuki usia akhir 40-an. Selama waktu ini, tubuh akan berhenti memproduksi sejumlah hormon. Ya, salah satu hormon tersebut adalah estrogen.

Saat memasuki periode menopause, akan ada beberapa gejala yang muncul dan dapat menimbulkan ketidaknyaman. Hot flashes menjadi salah satunya. Kondisi ini ditandai oleh sensasi  hangat yang muncul secara tiba-tiba, dan dirasakan pada sejumlah area tubuh sepreti wajah, leher, dan dada. Selain itu, hot flashes juga dapat memengaruhi suasana hati dan libido.

Sebuah penelitian menunjukkan jika fitoestrogen memiliki manfaat untuk mengatasi hot flashes ini. Kendati demikian, masih perlu adanya penelitian lanjutan guna memastikan kebenarannya.

2. Mencegah Osteoporosis

Penelitian lainnya menunjukkan bahwa manfaat fitoestrogen termasuk untuk membantu mencegah pengeroposan tulang, terlebih lagi pada wanita yang mulai memasuki periode menopause, mengingat menopause ini turut menjadi pemicu dari kondisi yang umum kita kenal sebagai osteoporosis tersebut.

Estrogen alami diketahui membantu menjaga kepadatan tulang normal. Saat wanita menua, kadar estrogen turun, membuat mereka lebih rentan terhadap osteoporosis. Karena fitoestrogen bertindak seperti estrogen, meminumnya dapat menghentikan hal ini terjadi. Namun, diperlukan lebih banyak penelitian sebelum dokter menyarankan penggunaan senyawa tersebut.

3. Meringankan Gejala Menstruasi

Beberapa wanita menggunakan phytoestrogen sebagai pengobatan alami atau herbal untuk meredakan rasa tidak nyaman yang dialami saat menstruasi. Memang, kadar estrogen bisa turun selama waktu-waktu tertentu dalam siklus menstruasi, menyebabkan sejumlah ketidaknyamanan.

Jika estrogen dapat diganti—seperti dengan makanan atau suplemen fitoestrogen—gejala-gejala tersebut dapat teratasi. Akan tetapi, penelitan lebih lanjut masih diperlukan guna menguji efektivitas dan keamanannya.

4. Perawatan Jerawat

Mengobati jerawat dengan fitoestrogen juga dimungkinkan. Idenya adalah, bahwa estrogen melawan androgen (hormon pria) yang menjadi penyebab timbulnya jerawat pada wanita.

Karena phytoestrogen bertindak mirip dengan estrogen, senyawa ini dapat melawan androgen dan sebagai hasilnya, meredakan atau mencegah jerawat. Beberapa penelitian mendukung ini, tetapi dibutuhkan lebih banyak penelitian lanjutan guna mengonfirmasi efektivitasnya.

5. Menurunkan Kolesterol

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa senyawa ini juga dapat mencegah penyakit jantung dengan mengurangi kadar kolesterol dan risiko pengerasan pembuluh darah (aterosklerosis). Sebuah studi tahun 2012 di jurnal medis Jerman Geburtshilfe und Frauenheilkunde melaporkan bahwa wanita pascamenopause yang diberi ekstrak isoflavon—salah satu bentuk phytoestrogen—mengalami penurunan yang signifikan dalam total kolesterol, trigliserida, dan kolesterol “jahat”.

Sebaliknya, senyawa ini membantu meningkatkan kadar lemak HDL atau kolesterol “baik”. Akan tetapi, penelitian lainnya yang terbit di British Journal of Pharmacology menyimpulkan bahwa isoflavon tidak secara signifikan mengubah kadar lipid atau mengurangi risiko kardiovaskular pada siapa pun selain perokok berat.

Makanan yang Mengandung Fitoestrogen

Tadi sudah disebutkan bahwa fitoestrogen terkandung dalam sejumlah jenis makanan nabati. Apa saja makanan-makanan yang dimaksud?

1. Biji Rami

Biji rami adalah biji kecil berwarna keemasan atau coklat yang akhir-akhir ini menjadi “primadona” baru karena potensi manfaatnya bagi kesehatan. Bahan makanan ini sangat kaya akan lignan, sekelompok senyawa kimia yang berfungsi sebagai fitoestrogen. Faktanya, biji rami mengandung hingga 800 kali lebih banyak lignan daripada makanan nabati lainnya.

Penelitian telah menunjukkan bahwa phytoestrogen yang ada pada biji rami dapat memainkan peran penting dalam menurunkan risiko kanker payudara, terutama pada wanita pascamenopause.

2. Kacang Kedelai & Edamame

Kedelai diolah menjadi banyak produk nabati, seperti tahu dan tempe. Kacang ini juga bisa dinikmati utuh saat masih muda atau kita kenal sebagai kacang edamame.

Kedelai dan edamame telah dikaitkan dengan banyak manfaat kesehatan dan kaya akan protein serta banyak vitamin dan mineral. Mereka juga kaya fitoestrogen berupa isoflavon.

Isoflavon kedelai dapat menghasilkan aktivitas mirip estrogen dalam tubuh dengan meniru efek estrogen alami. Mereka dapat meningkatkan atau menurunkan kadar estrogen darah. Para peneliti mengusulkan bahwa efek ini mungkin membantu melindungi wanita dari kanker payudara.

Pengaruh isoflavon kedelai pada tingkat estrogen manusia sangat kompleks. Pada akhirnya, diperlukan lebih banyak penelitian guna memastikan efektivitasnya terhadap kesehatan.

3. Buah Kering

Buah kering kaya nutrisi, lezat, dan mudah dinikmati sebagai camilan yang praktis. Menariknya, jenis makanan ini juga merupakan salah satu sumber utama dari berbagai fitoestrogen.

Buah kering seperti kurma, plum, dan aprikot kering adalah beberapa sumber makanan kering tertinggi dalam fitoestrogen. Ditambah dengan adanya kandungan serat dan nutrisi penting lainnya, menjadikan buah kering sebagai camilan yang sehat.

4. Buah Persik

Persik adalah buah manis dengan daging berwarna putih kekuningan dan kulit berbulu halus. Buah ini tidak hanya dikemas dengan vitamin dan mineral, tetapi juga kaya akan fitoestrogen yang dikenal sebagai lignan.

Menariknya, analisis studi menunjukkan bahwa diet kaya lignan dapat menurunkan risiko kanker payudara hingga 15 persen pada wanita pascamenopause. Ini mungkin terkait dengan efek lignan pada produksi estrogen dan kadar darah.

5. Tofu

Makanan yang mengandung fitoestrogen selanjutnya adalah tofu. Ini karena tofu sebenarnya merupakan jenis makanan yang terbuat terbuat dari susu kedelai. Seperti yang telah kita ketahui, kedelai adalah salah satu sumber phytoestrogen terbaik yang bisa Anda dapatkan. Selain itu, tofu juga merupakan sumber protein nabati yang populer.

Tahu memiliki kandungan isoflavon tertinggi dari semua produk kedelai, termasuk susu formula berbahan dasar kedelai dan minuman kedelai lainnya.

6. Brokoli

Fitoestrogen juga bisa Anda dapatkan dari sayur-sayuran. Salah satu jenis sayuran yang mengandung senyawa ini adalah brokoli. Brokoli kaya akan secoisolariciresinol, sejenis lignan yang tidak lain merupakan salah satu jenis phytoestrogen.

Selain brokoli, sayuran lainnya yang juga mengandung senyawa ini meliputi:

  • Kembang kol
  • Kubis

Risiko Efek Samping Fitoestrogen

Sayangnya, fitoestrogen tidak lepas dari yang namanya risiko efek samping, terutama apabila digunakan secara berlebihan. Risiko efek samping tersebut meliputi:

  • Infertilitas. Beberapa penelitian menyatakan senyawa ini dapat mengganggu kesehatan reproduksi. Akan tetapi, hal ini masih belum bisa dibilang kuat oleh karena baru terbukti pada hewan.
  • Kanker payudara. Penelitian terbatas menghubungkan senyawa ini dengan peningkatan risiko kanker payudara. Namun, beberapa penelitian justru mengatakan sebaliknya, yakni asupan phytoestrogen yang justru dapat menurunkan risiko kanker payudara.
  • Fungsi tiroid menurun. Beberapa penelitian mengatakan bahwa isoflavon dapat menurunkan kadar dan fungsi hormon tiroid. Namun, sebagian besar penelitian pada orang dewasa yang sehat tidak menemukan efek yang signifikan.

Itu dia informasi mengenai fitoestrogen yang penting untuk Anda ketahui. Anda bisa berkonsultasi dengan dokter terkait dengan penggunaan senyawa ini untuk menunjang pemeliharaan kesehatan tubuh. Semoga bermanfaat!

 

  1. Anonim. Top Foods High in Estrogen. https://www.webmd.com/diet/foods-high-in-estrogen#1 (accessed on 23 December 2020)
  2. Berkheiser, K. 2019. 11 Estrogen-Rich Foods. https://www.healthline.com/nutrition/foods-with-estrogen#TOC_TITLE_HDR_5 (accessed on 23 December 2020)
  3. Burgess, L. 2018. What are phytoestrogens? Benefits and foods. https://www.medicalnewstoday.com/articles/320630#phytoestrogens (accessed on 23 December 2020)
  4. White, A. 2020. Are Phytoestrogens Good for You? https://www.healthline.com/health/phytoestrogens#benefits (accessed on 23 December 2020)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi