Terbit: 31 August 2019
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Bubur ayam termasuk dalam menu sarapan yang digemari oleh masyarakat Indonesia. Dalam realitanya, kita bahkan bisa dengan mudah menemukan penjual bubur ayam di berbagai tempat, baik itu dekat dengan rumah atau berada di kawasan perkantoran. Hanya saja, apakah terbiasa mengonsumsi bubur ayam sebagai menu sarapan bisa memberikan dampak bagi kondisi kesehatan kita?

5 Fakta Sarapan Bubur Ayam yang Baik untuk Kesehatan

Fakta Sarapan Bubur Ayam bagi Kesehatan

Pakar kesehatan menyebut bubur sebagai makanan yang mudah dicerna. Selain itu, bubur juga cenderung bisa memberikan sensasi nyaman pada perut dibandingkan dengan saat kita mengonsumsi makanan berat lainnya seperti nasi atau roti. Hanya saja, hal ini sebenarnya juga terkait dengan selera atau kebiasaan makan seseorang.

Berikut adalah berbagai dampak yang bisa didapatkan jika kita terbiasa mengonsumsi bubur ayam sebagai menu sarapan.

  1. Tidak Memiliki Kalori Tinggi

Berbeda dengan menu sarapan lain seperti nasi goreng, nasi kuning, hingga nasi uduk, kadar kalori di dalam bubur ayam jelas lebih rendah. Hal ini disebabkan oleh proses pengolahan bubur yang biasanya membutuhkan beras dengan jumlah yang lebih sedikit. Selain itu, bubur juga tidak digoreng atau diberi tambahan lainnya yang bisa membuat kadar kalorinya semakin meningkat.

Pakar kesehatan menyebut di dalam satu mangkuk bubur tanpa adanya bahan tambahan lainnya terdapat kandungan kalori sekitar 138 kalori. Jika ditambah dengan bahan lainnya seperti telur, suwiran daging ayam, kacang-kacangan, hingga sayuran, kadar kalorinya hanya sekitar di angka 250-300 kalori.

Sementara itu, jika kita makan semangkuk nasi putih tanpa adanya lauk lainnya, sudah bisa mendapatkan kalori sebanyak 242 kalori.

  1. Membuat Cepat Lapar

Sayangnya, di balik keuntungan berupa kadar kalori yang lebih rendah, pakar kesehatan menyebut sarapan bubur ayam bisa membuat kita mudah merasa lapar. Hal ini disebabkan oleh kandungan nutrisi di dalamnya yang tidak begitu tinggi. Selain itu, di dalam bubur ayam juga cenderung tinggi kandungan air yang tidak bisa membantu menahan lapar dalam waktu yang lama.

Hal ini membuat tubuh sudah habis menggunakannya sebagai sumber energi sebelum jam makan siang. Kita pun akan lebih mudah merasa lapar. Karena alasan inilah, jika kita cenderung membutuhkan energi besar untuk beraktivitas, sebaiknya tidak sembarangan mengonsumsi bubur ayam sebagai menu sarapan.

  1. Tidak Cocok untuk Program Diet

Sebagaimana disebutkan sebelumnya, bubur ayam termasuk dalam makanan dengan kandungan kalori yang rendah. Sekilas, hal ini akan membantu program diet karena akan mendukung penurunan asupan kalori harian, namun karena bubur ayam tidak bisa menahan lapar dalam waktu yang lama, mengonsumsinya justru akan membuat kita lebih mudah tertarik ngemil makanan yang tidak sehat.

Salah satu hal yang harus dihindari orang-orang yang ingin menurunkan berat badan adalah kebiasaan ngemil atau makan dengan berlebihan. Hanya saja, jika kita membiarkan perut keroncongan, tentu akan membuat badan tidak nyaman dan sulit untuk berpikir. Hal ini berarti, sebaiknya memang kita tidak makan bubur ayam jika memang sedang dalam program diet.

  1. Meningkatkan Kadar Gula Darah

Penderita diabetes atau orang-orang dengan kondisi pre-diabetes sebaiknya menghindari konsumsi bubur ayam terlebih dahulu. Hal ini disebabkan oleh kecenderungan bubur ayam yang bisa meningkatkan kadar gula darah dengan jauh lebih cepat dibandingkan dengan nasi putih. Hal ini disebabkan oleh indeks glikemiknya yang tinggi dan teksturnya yang lembut sehingga lebih mudah dicerna oleh tubuh.

  1. Bubur Beras Merah Lebih Sehat

Jika ingin bubur bisa memberikan asupan serat lebih banyak sehingga bisa menahan lapar lebih lama sekaligus mencegah kenaikan kadar gula darah, kita bisa menggunakan beras merah yang lebih sehat.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi