Terbit: 9 March 2020
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Jati Satriyo

Apa yang akan Anda pikirkan tentang manfaat lada hitam? Pasti banyak dari dari Anda akan berpikir tentang bumbu masakan yang memiliki rasa yang pedas. Namun, dibalik rasa pedasnya ternyata lada hitam menyimpan banyak manfaat untuk kesehatan. Apa saja manfaatnya yang bisa didapatkan tubuh? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini

13 Manfaat Lada Hitam bagi Kesehatan (No. 11 Jarang Diketahui)

Kandungan Lada Hitam

Sebelum menjelaskan mengenai manfaat lada hitam, hal penting yang harus Anda tahu adalah apa saja kandungan yang terdapat di lada hitam.  Berikut ini adalah berbagai kandungan yang ada di dalam lada hitam, antara lain:

  • Kalium
  • Kalsium
  • Magnesium
  • Fosfor
  • Natrium
  • Tiamin
  • Riboflavin
  • Niasin
  • Vitamin B6
  • Vitamin E
  • Folat
  • Vitamin K
  • Serat
  • Protein

Manfaat Lada Hitam untuk Kesehatan Tubuh

Meski banyak masyarakat lebih mengenalnya sebagai bumbu dapur, sudah sejak lama lada hitam digunakan untuk mengatasi berbagai penyakit. Berikut ini adalah berbagai manfaat lada hitam yang baik untuk kesehatan, di antaranya:

1. Menjaga Kesehatan Sel Tubuh

Radikal bebas adalah molekul tidak stabil yang dapat merusak sel-sel di dalam tubuh. Beberapa radikal bebas diciptakan secara alami, seperti ketika Anda berolahraga dan mencerna makanan. Namun, radikal bebas yang berlebihan dapat disebabkan oleh polusi, asap rokok, dan sinar matahari.

Radikal bebas yang berlebihan dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti peradangan, penuaan dini, penyakit jantung, dan kanker tertentu. Lada hitam kaya akan senyawa tanaman yang disebut piperine, senyawa yang memiliki sifat antioksidan yang kuat.

Sebuah studi menunjukkan bahwa diet tinggi antioksidan dapat membantu mencegah atau menunda efek merusak radikal bebas.

2. Mencegah Peradangan

Peradangan kronis dapat menjadi faktor yang mendasari banyak gangguan kesehatan, seperti radang sendi, penyakit jantung, diabetes, dan kanker. Sejumlah penelitian mengungkapkan bahwa senyawa aktif utama di dalam lada hitam yaitu piperine, dapat secara efektif melawan peradangan. Namun, penelitian ini baru dilakukan pada hewan sehingga penelitian lebih lanjut diperlukan pada manusia.

3. Menjaga Kesehatan Otak

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa manfaat lada hitam yaitu mencegah penyakit Alzheimer dan Parkinson. Meski begitu, khasiat lada hitam baru dilakukan pada hewan, penelitian lanjutan pada manusia diperlukan untuk memverifikasi temuan ini.

4. Menjaga Kadar Gula Darah

Dalam sebuah penelitian, seseorang yang mengonsumsi suplemen yang mengandung piperine dan senyawa lainnya selama 8 minggu mengalami peningkatan signifikan dalam sensitivitas insulin—sebuah ukuran seberapa baik hormon insulin menghilangkan glukosa dari aliran darah.

Namun, tidak jelas apakah efek yang sama akan terjadi apabila mengonsumsi lada hitam saja, karena kombinasi dari banyak senyawa tanaman aktif digunakan dalam penelitian ini. Oleh karena itu, diperlukan lebih banyak penelitian.

5. Membantu Menurunkan Kadar Kolesterol

Tingginya kadar kolesterol dalam tubuh telah dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung. Sebuah penelitian menemukan bahwa ekstrak lada hitam bisa mengurangi kadar kolesterol dalam darah. Kandungan piperine diyakini dapat meningkatkan penyerapan suplemen makanan yang memiliki efek penurun kolesterol potensial seperti kunyit dan ragi beras merah

Namun, karena penelitian masih dilakukan pada hewan, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah lada hitam itu sendiri memiliki efek menurunkan kolesterol yang signifikan pada manusia.

6. Memiliki Sifat Antikanker

Para peneliti berhipotesis bahwa senyawa aktif dalam lada hitam yaitu piperine, mungkin memiliki sifat melawan kanker. Sebuah studi menemukan bahwa piperine memperlambat replikasi sel kanker payudara, prostat, dan usus besar serta menyebabkan kematian sel kanker.

Meski hasil penelitian ini menjanjikan kesembuhan, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami sifat lada hitam dan piperine untuk melawan kanker.

7. Menjaga Kesehatan Pencernaan

Mengonsumsi lada meningkatkan sekresi asam hidroklorat di lambung, sehingga memudahkan untuk mencerna makanan. Pencernaan yang sehat membuat Anda terhindar dari masalah usus seperti diare, sembelit, dan kolik.

Karena lada hitam bersifat karminatif, rempah ini juga dapat mengeluarkan gas dari tubuh dengan gerakan menurun yang sehat. Gas yang bergerak ke atas bisa berbahaya karena dapat menyumbat rongga dada bagian atas dan organ vital lainnya.

8. Membantu Menurunkan Berat Badan

Konsumsi makanan pedas adalah cara alami yang bisa dicoba untuk menurunkan berat badan. Hal itu disebabkan karena lapisan gelap dari lada hitam membantu dalam pemecahan sel-sel lemak. Ketika sel-sel lemak dipecah menjadi bagian-bagian komponennya, sel lemak mudah diproses oleh tubuh dan diaplikasikan pada proses dan reaksi enzimatik lainnya—daripada menetap di tubuh dan membuat kelebihan berat badan.

Teh Ayurvedic yang dibuat dengan lada hitam adalah salah satu teh yang direkomendasikan untuk menurunkan berat badan.

9. Menjaga Kesehatan Kulit

Lada hitam dapat membantu meredakan vitiligo, penyakit kulit yang menyebabkan beberapa area kulit kehilangan pigmentasi normal dan berubah menjadi putih. Menurut sebuah penelitian, kandungan piperine dapat merangsang kulit untuk menghasilkan pigmen melanosit.

Hasil penelitian yang dilakukan pada hewan ini cukup menjanjikan, namun diperlukan lebih banyak penelitian untuk membuktikan efektivitasnya pada manusia.

9. Mengatasi Gangguan Pernapasan

Dalam pengobatan Ayurveda, lada hitam sering digunakan untuk mengobati batuk dan pilek. Lada hitam dapat mengatasi hidung tersumbat dan sinusitis. Khasiat ekspektoran dari lada hitam membantu memecah endapan lendir dan dahak di saluran pernapasan.

Selain lewat pengobatan Ayurveda, sup yang dibuat dengan campuran lada hitam dan rempah-rempah aromatik lainnya juga bisa digunakan untuk meredakan batuk dan pilek.

10. Membantu Melawan Infeksi

Kandungan antibakteri yang terkandung di dalam lada hitam membantu melawan infeksi dan gigitan serangga. Sebuah penelitian mengungkapkan, senyawa yang terdapat di dalam lada hitam aktif melawan Bacillus subtilis, Bacillus sphaericus, Staphylococcus aureus di antara bakteri gram positif, dan terhadap strain bakteri gram negatif tertentu.

11. Membantu untuk Berhenti Merokok

Manfaat lada hitam yang jarang diketahui adalah membantu seseorang yang ingin berhenti dari kebiasaan merokok. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa mengisap alat uap menggunakan minyak lada hitam lebih dari 3 jam dapat mengurangi keinginan untuk merokok dan kecemasan pada perokok aktif.

12. Membantu Penyerapan Senyawa Lain

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa manfaat lada hitam adalah membantu dalam mengangkut manfaat herbal dan senyawa lain ke berbagai bagian tubuh, sehingga memaksimalkan makanan yang dikonsumsi. Itulah mengapa menambahkannya ke dalam makanan tidak hanya membuatnya lezat, tetapi juga membantu membuat nutrisi sepenuhnya diserap oleh tubuh.

13. Meningkatkan Gairah Seksual

Manfaat lada hitam untuk pria adalah meningkatkan gairah seksual. Hal ini disebabkan oleh berbagai jenis zat aktif yang diduga bermanfaat bagi fungsi tubuh manusia termasuk fungsi seksual. Akan tetapi, klaim terhadap hal ini masih membutuhkan penelitian lanjutan, karena penelitian baru dilakukan pada tikus jantan.

Nah, itulah manfaat lada hitam yang bisa Anda dapatkan. Masihkah Anda ragu mendapatkan manfaat lada hitam, Teman Sehat?

 

  1. Meixner, Makayla. 2019. 11 Science-Backed Health Benefits of Black Pepper. https://www.healthline.com/nutrition/black-pepper-benefits. (Diakses pada 9 Maret 2020).
  2. Nagdeve, Meenakshi. 2020. 9 Proven Health Benefits Of Black Pepper. https://www.organicfacts.net/health-benefits/herbs-and-spices/health-benefits-of-black-pepper.html. (Diakses pada 9 Maret 2020).
  3. BLACK PEPPER. https://www.rxlist.com/black_pepper/supplements.htm. (Diakses pada 9 Maret 2020).
  4. Sutyarso. M. Kanedi. E. Rosa. Effects of Black Pepper (Piper nigrum Linn.) Extract on Sexual Drive in Male Mice. https://scialert.net/fulltext/?doi=rjmp.2015.42.47. (Diakses pada 9 Maret 2020).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi