Terbit: 5 August 2018
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Apakah Anda terbiasa mencuci daging ayam mentah? Tahukah Anda bahwa ternyata berbagai asosiasi kesehatan dunia sama sekali tidak menganjurkan kita untuk mencuci daging ayam mentah?

4 Alasan Mengapa Daging Ayam Mentah Tak Perlu Dicuci

Ya, ternyata daging ayam mentah, yang kerap kita anggap sebagai salah satu bahan makanan mentah yang termasuk mudah terpapar bakteri, mudah rusak, dan cenderung kotor, justru tidak dianjurkan untuk dicuci, lho. Mengapa?

Yuk, sama-sama kita simak penjelasannya di bawah ini.

Proses persiapan pengolahan daging ayam

Daging ayam merupakan bahan makanan protein hewani yang cukup sering kita konsumsi dan mudah dalam memperolehnya.

Tak heran, jika mempersiapkan dan mengolah daging ayam, merupakan suatu kebiasaan yang cukup sering kita lakukan. Daging ayam kini umum diolah dan dapat dibeli dalam berbagai bentuk, mulai dari daging ayam cincang, daging ayam giling, dalam bentuk potongan atau utuh.Untuk itu melakukan persiapan pengolahan daging ayam tentu merupakan hal yang penting.

Nah, untuk itu, metode atau proses persiapan dalam mengolah daging ayam haruslah dilakukan dengan tepat.

Seperti yang kita ketahui, daging ayam mentah, apapun bentuknya, merupakan bahan makanan yang mudah rusak karena rentan rentan terpapar bakteri.

Daging ayam juga rentan memiliki beberapa bagian yang nampak kotor. Belum lagi, jika daging ayam dibeli dari tempat penjualan yang kurang bersih. Paparan bakteri tentu akan semakin besar dan berbahaya

Alasan daging ayam tidak perlu dicuci

Akan tetapi, Food Drug Administration serta Safe Food, sama sekali tidak menganjurkan kita untuk mencucinya. Mengapa?

Berikut beberapa alasan daging ayam tidak perlu dicuci:

1. Mencuci daging ayam rentan membuatnya mengontaminasi tempat pencucian bahan makanan

Daging ayam yang dicuci, akan mengontaminasi wadah tempat pencucian.

Safe food meyebutkan bahwa mikroba pada daging ayam dapat terpapar pada wadah atau tempat khusus pencucian, tembok sekitar tempat pencucian, keran, dan berbagai sela di tempat pencucian bahan makanan.

Hal ini akan berbahaya karena mikroba yang terpapar air rentan menyebabkan kontaminasi dengan bakteri di udara.

2. Daging ayam memiliki beberapa jenis mikroba yang justru lebih berhaya jika megontaminasi bahan makanan lain

Photo Credit: Flickr.com/.Raul.Perez.

Mikroba yang ada pada daging ayam merupakan jenis mikroba yang hanya cocok untuk beberapa jenis bahan makanan hewani.

Mencuci daging ayam justru bisa membuat mikroba yang menjaga kelembaban daging ayam menjadi hilang, sehingga daging ayam mudah rusak.

Selain itu, mikroba atau bakteri yang tersisa dari bekas pencucian daging ayam, akan sangat berbahaya jika mengontaminasi bahan makanan lain, misalnya sayuran atau buah.

3. Bakteri dari daging ayam yang mengontaminasi bahan lain sulit dibersihkan

Ketika sudah mengontaminasi wadah pencucian atau bahan makanan lain, mikroba atau bakteri pada daging ayam tentu sulit dibersihkan.

Hal ini akan membuat tempat pencucian bahan makanan menjadi terpapar bakteri dan lama kelamaan menjadi kotor dan rentan menyebabkan keracunan makanan.

4. Daging ayam menjadi mudah rusak

Mencuci daging ayam dan tidak langsung mengolah atau menyimpannya pada suhu yang tepat secara langsung, akan membuat daging ayam terlalu lama terpapar air.

Air, meskipun bersih tetap memiliki kandungan mikroba dan rentan terpapar bakteri, sehingga daging ayam justru mudah rusak.

Apalagi, mikroba khusus pada daging ayam sudah tidak lagi mampu mempertahankan kondisi kelembaban ayam.

Lantas, apa kita tidak boleh mencuci daging ayam sama sekali?

Beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk membersihkan daging ayam adalah:

Photo Credit: Flickr.com/U.S Departement of Agriculture

  • Memilih daging ayam di tempat penjualan yang bersih
  • Menyediakan tempat khusus pencucian daging ayam yang terpisah dari bahan makanan lain
  • Membersihkan dengan cairan pembersih atau desinfektan secara seksama di seluruh tempat pencucian setelah mencuci daging ayam

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi