Terbit: 16 February 2023
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Aloisia Permata Sari Rusli

Gurih dan renyah membuat gorengan menjadi menu takjil favorit banyak orang. Beberapa orang bahkan bisa makan gorengan hingga kenyang. Apakah mengonsumsinya dapat membahayakan kesehatan? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.

Bolehkah Makan Gorengan untuk Buka Puasa? Ini Faktanya

Makan Gorengan Saat Berbuka Puasa, Berbahayakah?

Semua makanan yang diolah dengan cara digoreng tentu mengandung jumlah lemak trans dan lemak jenuh yang tinggi. Lemak sendiri diketahui membutuhkan waktu yang lebih lama untuk dicerna. 

Ketika konsumsi gorengan untuk buka puasa, sistem pencernaan akan dipaksa untuk bekerja lebih berat setelah istirahat selama setengah hari. Durasi pencernaan yang lebih lama dapat menyebabkan gangguan pencernaan seperti kembung dan perut terasa penuh.

Selain itu, lemak cenderung menyebabkan masalah pada pencernaan seperti diare. Diare dapat terjadi ketika lemak yang tidak diserap tubuh berkumpul dalam usus kecil dan usus besar—yang kemudian menyerap air.

Meski tidak menimbulkan permasalahan yang serius, sebenarnya boleh saja untuk konsumsi gorengan saat berbuka puasa. Namun, Anda perlu memperhatikan porsinya. Hindari makan gorengan hingga kenyang. 

Anda disarankan untuk makan gorengan setelah makan kudapan lain, seperti kurma, jus buah, atau makanan lain dengan gizi seimbang. 

Baca JugaAwas, Ini Bahaya Langsung Merokok saat Berbuka Puasa

Bahaya Konsumsi Gorengan Berlebihan Saat Buka Puasa

Selain menyebabkan masalah pada sistem pencernaan, buka puasa dengan gorengan secara berlebihan dapat menyebabkan masalah pada tubuh, di antaranya:

1. Meningkatkan Jumlah Kolesterol Jahat

Makanan yang diolah dengan cara digoreng akan memiliki jumlah lemak trans dan lemak jenuh yang tinggi. Jenis lemak ini memiliki kontribusi dalam meningkatkan jumlah kolesterol jahat dan merusak dinding arteri. 

Ketika ada area di pembuluh darah yang rusak, maka area tersebut lebih mudah untuk terbentuk plak dan akhirnya pembuluh darah menjadi lebih sempit. Kondisi ini akan meningkatkan risiko terjadi masalah kesehatan. 

2. Meningkatkan Risiko Diabetes Tipe 2

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Harvard School of Public Health mengungkapkan, seseorang yang makan gorengan minimal seminggu sekali memiliki risiko yang lebih besar untuk menderita diabetes tipe 2. 

Penyerapan minyak ke dalam makanan dapat berkontribusi pada kenaikan berat badan, tekanan darah yang meningkat, serta jumlah kolesterol. Semua ini menjadi faktor yang meningkatkan risiko diabetes tipe 2.

Baca Juga: 6 Manfaat Berbuka Puasa dengan Air Kelapa dan Aturan Minumnya 

3. Memicu Obesitas

Makanan yang digoreng mengandung lebih banyak kalori jika dibandingkan makanan yang tidak digoreng. Oleh sebab itu, konsumsi banyak gorengan dapat meningkatan jumlah kalori secara signifikan dan memicu obesitas.

Sebuah penelitian menyatakan bahwa lemak trans dalam makanan yang digoreng memiliki peran dalam kenaikan berat badan. Lemak trans dapat memengaruhi hormon yang mengatur nafsu makan dan penyimpanan lemak.

4. Meningkatkan Risiko Kanker

Akrilamida merupakan senyawa racun yang dapat terbentuk dalam makanan yang melewati pengolahan dengan suhu tinggi, seperti digoreng, dibakar, atau dipanggang. 

Senyawa tersebut terbentuk dari reaksi kimia antara gula dan asam amino asparagine. Efek akrilamida terhadap kesehatan belum dapat dipastikan, tetapi beberapa penelitian menunjukkan adanya potensi penyebab kanker. 

Tips Aman Konsumsi Gorengan untuk Buka Puasa

Anda dapat makan gorengan 30 menit setelah buka puasa dengan minum air mineral dan makanan kecil lainnya. Selain itu, Anda juga disarankan untuk membatasi jumlah gorengan yang dikonsumsi.

Perlu diketahui, minyak goreng yang sudah dipakai berulang kali dapat meningkatkan jumlah lemak trans di dalamnya. Oleh sebab itu, Anda sebaiknya buat gorengan sendiri di rumah agar gorengan yang dikonsumsi bisa lebih sehat. 

Anda boleh saja konsumsi gorengan saat buka puasa asal tetap memperhatikan porsi dan cara mengolahnya. Semoga informasi ini bermanfaat.

 

  1. Anonim. 2014. Eating Fried Foods Tied To Increased Risk Of Diabetes, Heart Disease. https://www.hsph.harvard.edu/news/hsph-in-the-news/eating-fried-foods-tied-to-increased-risk-of-diabetes-and-heart-disease/. (Diakses pada 15 Februari 2023).
  2. Jayaraj, Mahendran. 2021. How Fat Affects Your GI Tract. https://www.orlandohealth.com/content-hub/how-fat-affects-your-gi-tract. (Diakses pada 15 Februari 2023).
  3. Mazzawi, Tarek, et al. 2019. Gastric Emptying of Low- and High-Caloric Liquid Meals Measured Using Ultrasonography in Healthy Volunteers. https://www.thieme-connect.de/products/ejournals/abstract/10.1055/a-0783-2170. (Diakses pada 15 Februari 2023).
  4. McDonnelll, Kayla. 2022. Why Are Fried Foods Bad For You? https://www.healthline.com/nutrition/why-fried-foods-are-bad. (Diakses pada 15 Februari 2023).
  5. Reisdorf, Ana. 2021. How Fried Foods Affect Your Heart Health. https://www.goodrx.com/well-being/diet-nutrition/fried-foods-heart-health. (Diakses pada 15 Februari 2023).
  6. Villines, Zawn. 2021. How Does The Body Digest Fat? https://www.medicalnewstoday.com/articles/fat-digestion. (Diakses pada 15 Februari 2023).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi