Terbit: 7 January 2019
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Daging kambing cukup digemari terutama ketika Hari Raya Kurban atau Idul Adha. Namun, bagi Anda para penggemar daging kambing sebaiknya ketahui beberapa bahaya daging kambing untuk kesehatan terlebih dahulu.

9 Bahaya Daging Kambing, Bisa Memicu Hipertensi Hingga Stroke!

Informasi mengenai bahaya daging kambing untuk kesehatan cukup penting dan bermanfaat karena Anda bisa terhindar dari bahayanya. Oleh karena itu, simaklah selengkapnya!

Bahaya Daging Kambing untuk Kesehatan

Daging kambing memang termasuk daging yang halal, thayyib dan juga lezat. Akan tetapi, janganlah hal ini membuat Anda mengonsumsi daging kambing secara berlebihan dan tidak memerhatikan beberapa aspek penting seperti kebersihan dan pengolahannya.

Apabila Anda tidak memerhatikan hal-hal penting tersebut maka inilah bahaya daging kambing yang akan mengintai Anda!

1. Memicu hipertensi

Banyak orang yang mengatakan bahwa bahaya daging kambing bisa memicu terjadinya hipertensi. Pengonsumsian daging kambing secara berlebihan membuat protein yang dikonsumsi menjadi meningkat.

Asupan protein yang cukup tinggi bisa memicu respon spesific dynamic action dan bisa meningkatkan metabolisme. Metabolisme yang meningkat akan menyebabkan terjadinya peningkatan aliran darah sistemik sehingga membuat tekanan darah meningkat.

Selain itu, efek pengonsumsian daging kambing secara berlebihan terhadap risiko hipertensi tidak semata-mata hanya karena kandungan proteinnya saja. Proses pengolahan yang menambahkan beberapa bahan juga menjadi alasannya.

Daging kambing yang biasanya diolah menjadi sate atau semur tentunya memerlukan tambahan kecap. Kecap adalah bahan pelengkap masakan yang memiliki kandungan natrium yang berkontribusi terhadap peningkatan tekanan darah.

2. Meningkatkan risiko stroke

Pengonsumsian daging-dagingan termasuk daging kambing dalam jumlah banyak bisa meningkatkan risiko terjadinya stroke. Hal ini tentunya bisa membahayakan kesehatan jantung dan mengancam keselamatan jiwa.

Bahaya daging kambing bisa menyebabkan terjadinya penyakit aterosklerosis. Penyakit aterosklerosis adalah kondisi di mana pembuluh darah menyempit dikarenkan adanya penumpukan lemak. Aterosklerosis bisa memicu arteriosklerosis dan stroke.

3. Menyebabkan demam

Jangan heran bila tiba-tiba tubuh Anda menjadi panas dingin setelah banyak mengonsumsi daging kambing. Hal ini dikarenakan pengonsumsian daging kambing bisa meningkatkan suhu tubuh.

Ada zat gizi tertentu di dalam daging kambing yang bisa merangsang sekresi hormon tiroid. Sekresi hormon tiroid ini akan membantu proses metabolisme yang membuat suhu tubuh meningkat.

Jika tubuh Anda tidak sedang dalam kondisi yang prima maka peningkatan suhu tubuh ini bisa membuat Anda mengalami demam. Tidak jarang juga disertai dengan rasa mual dan kejadian muntah beberapa kali.

4. Meningkatkan risiko obesitas

Daging kambing pastinya memiliki kandungan lemak sebagaimana yang dikandung oleh daging-dagingan lainnya. Kandungan lemak jenuh, lemak total, dan kolesterol pada daging kambing memang lebih rendah daripada daging lainnya.

Namun, bila Anda mengonsumsi daging kambing dalam jumlah yang banyak maka kandungan lemak dan kolesterol yang Anda konsumsi juga menjadi lebih banyak. Kondisi ini dapat memicu kenaikan berat badan dan akhirnya tubuh menjadi obesitas.

Anda perlu mewaspadai bahaya daging kambing yang satu ini. Ini dikarenakan tubuh yang mengalami obesitas bisa berkembang menjadi penyakit degeneratif seperti diabetes melitus yang bisa membahayakan jiwa Anda.

5. Menyebabkan gastroenteritis

Selain dikarenakan jumlah daging kambing yang dikonsumsi, bahaya daging kambing juga dapat muncul karena alasan kebersihan. Proses pengolahan daging kambing cukup panjang sehingga membuat peluang tercemar bakteri menjadi besar.

Mulai dari proses penyembelihan, pemotongan, pendistribusian, hingga pengolahan daging kambing terdapat banyak peluang pencemaran. Tidak jarang, daging kambing tercemar oleh bakteri Salmonella sp atau E. coli.

Bakteri Salmonella sp atau E. coli adalah bakteri yang bisa menginfeksi saluran pencernaan dan dapat berkembang penyakit gastroenteritis. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk mengolah daging kambing secara benar.

Masaklah daging kambing selama 8,5 menit jika berada dalam suhu 60 derajat Celcius atau beberapa detik (0,13 detik) jika menggunakan suhu 68,3 derajat Celcius. Hal ini bertujuan agar bakteri Salmonella sp bisa dimatikan terlebih dahulu.

6. Meningkatkan risiko terkena penyakit antraks

Di samping Salmonella sp, daging kambing juga dapat tercemar oleh bakteri Bacillus antracis. Bakteri Bacillus antracis ini termasuk ke dalam bakteri aerob gram positif. Mikroorganisme ini cukup tahan asam dan dapat membentuk spora.

Kabar buruk dari bakteri ini adalah dapat memperbanyak diri dan mengeluarkan toksin. Toksin inilah yang cukup berbahaya dan perlu dihindarkan. Bakteri ini jangan dianggap remeh karena dapat menimbulkan penyakit antraks.

Mungkin Anda pernah mendengar bahwa beberapa tahun lalu penyakit antraks pernah mencuat. Penyakit antraks kala itu cukup meresahkan masyarakat yang ingin mengonsumsi daging karena efek penyakit antraks bisa membahayakan jiwa.

7. Kepala menjadi pusing

Apakah Anda pernah merasakan pusing setelah mengonsumsi daging kambing? Efek setelah mengonsumsi daging kambing ini bisa saja terjadi pada orang tertentu. Namun, jangan salah paham dengan penyebab sesungguhnya.

Anda bisa saja menjadi pusing setelah mengonsumsi daging kambing jika terlalu banyak mengonsumsi daging kambing atau menambahkan bumbu-bumbu yang bisa membuat pembuluh darah menyempit.

Selain itu, kejadian pusing atau sakit kepala setelah mengonsumsi daging kambing walau tidak berlebihan bisa dikarenakan adanya cemaran bakteri Salmonella sp atau E. coli. Bakteri ini bisa menjadi penyebab keracunan di dalam tubuh sehingga kepala terasa sakit.

8. Mengalami toksoplasmosis

Pernahkah Anda mendengar kejadian toksoplasmosis atau dikenal juga dengan istilah tokso saja. Toksoplasmosis adalah penyakit yang disebabakan oleh parasit Toxoplasma gondii. Selain berasal dari kotoran kucing, parasit ini juga ada di dalam daging yang belum matang.

Parasit Toxoplasma gondii memang biasanya dapat diatasi jika tubuh dalam keadaan sehat karena sistem kekebalan tubuh bisa melawannya. Akan tetapi, parasit ini cukup berbahaya bila menimpa ibu hamil atau orang yang sedang lemah daya tahan tubuhnya.

Apabila ibu hamil terpapar parasit Toxoplasma gondii maka ini bisa membahayakan kehamilannya dan juga kesehatan janin yang dikandungnya. Ada peluang janin bisa mengalami gangguan pendengaran bila ibunya terinfeksi parasit ini.

9. Mengalami masalah buang air besar

Bahaya daging kambing cukup serius jika Anda telah mengonsumsi daging kambing yang terpapar bakteri atau parasit berbahaya. Daging kambing yang kurang matang dan ternyata masih ada bakteri Salmonella sp di dalamnya bisa membuat Anda diare.

Masalah diare ini janganlah dianggap remeh karena bisa membuat Anda kehilangan banyak cairan tubuh atau dehidrasi. Selain itu, bahaya daging kambing yang masih terdapat E.coli juga dapat membuat Anda mengalami buang air besar berdarah.

Buang air besar ini berdarah karena saluran pencernaan Anda mengalami infeksi dan menimbulkan luka sehingga membuat aliran darah keluar. Oleh karena itu, Anda harus berhati-hati dalam mengolah daging kambing.

Cara mencegah bahaya daging kambing

Beberapa bahaya daging kambing yang telah disebutkan di atas sebenarnya dapat dicegah. Anda sebaiknya membeli daging kambing di tempat yang telah terjamin higienitasnya dan mendapatkan sertifikasi.

Hal ini bisa mengurangi tingkat cemaran bakteri atau parasit di dalam daging kambing. Setelah itu, lakukanlah pengolahan daging kambing secara benar. Masaklah daging kambing hingga matang agar bakteri atau parasit mati.

 

Sumber:

  1. Neliti: Afd MD dan Nurmasitoh T. 2016. Efek Konsumsi Daging Kambing Terhadap Tekanan Darah. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia. https://media.neliti.com/media/publications/144311-ID-efek-konsumsi-daging-kambing-terhadap-te.pdf [diakses pada 7 Januari 2019]
  2. IPB: Chaidir Taufik. 2006. Keamanan Mengkonsumsi Sate Kambing Ditinjau Dari Aspek Pemanasan Dan Tingkat Cemaran Mikroba Di Kotamadya Jakarta Timur [Skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor. https://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/8964/2/2006cta.pdf [diakses pada 7 Januari 2019]

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi