Terbit: 20 November 2020 | Diperbarui: 25 October 2021
Ditulis oleh: Devani Adinda Putri | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Cherophobia adalah ketakutan untuk bahagia. Seseorang bisa merasa sangat cemas untuk mendapatkan kebahagiaan. Ketahui apa itu cherophobia, gejala, penyebab, dan cara mengatasinya.

Cherophobia (Fobia Bahagia): Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasi

Apa Itu Cherophobia?

Cherophobia adalah fobia atau rasa ketakutan terhadap perasaan dan situasi bahagia. Ketika sebagian besar orang menjalani hidup untuk mencapai kebahagiaan setiap hari, penderita cherophobia malah merasa takut untuk bahagia.

Istilah cherophobia berasal dari bahasa Yunani “Chero” yang berarti “suka cita” dan “phobos” yang artinya “ketakutan”. Jenis fobia ini belum tercantum dalam edisi baru Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-V), namun para ahli memperkiraan jenis fobia ini sebagai bentuk atau komplikasi lain dari depresi atau gangguan kecemasan.

Orang tersebut akan menghindari momen menyenangkan atau kebahagiaan yang sangat besar karena mereka berpikir sesuatu yang sangat buruk akan terjadi setelah mereka merasa kebahagiaan. Mereka mungkin tidak sepenuhnya tidak ingin merasa bahagia, namun sudah mempersiapkan efek negatif, kekecewaan, kesepian, kesedihan, atau bencana besar yang selalu terjadi setelah kebahagiaan.

Gejala Cherophobia

Penderita cherophobia mungkin saja bukan orang yang terlihat sedih, mereka hanya sangat khawatir akan adanya potensi kesedihan setelah kebahagian. Umumnya, mereka adalah orang dengan gangguan kecemasan yang dalam kasus ini, kecemasannya diasosiasikan dengan kesedihan yang sering terjadi setelah kebahagiaan.

Berdasarkan studi dari Cross-Cultural Validation of Fear of Happiness Scale Across 14 National Groups pada tahun 2013, ketakutan akan kebahagiaan diidentifikasikan dengan empat alasan utama, termasuk:

  • Keyakinan bahwa mengekspresikan kebahagiaan bukanlah sesuatu yang baik dan akan berdampak negatif bagi diri sendiri.
  • Kepercayaan bahwa kebahagian yang berlebihan adalah penyebab hal-hal buruk.
  • Keyakinan bahwa kebahagiaan dapat menyebabkan orang menjadi jahat.
  • Kepercayaan bahwa mengejar kebahagiaan dapat berdampak buruk pada diri sendiri dan orang lain.

Orang dengan fobia akan kebahagiaan juga menunjukan gejala secara signifikan, termasuk:

  • Menghindari situasi sosial yang membahagiakan seperti pesta, perayaan, konser, perkumpulan bersama teman, acara ulang tahun, dan acara serupa.
  • Tidak ingin berubah untuk mendapatkan hidup yang lebih baik atau perasaan lebih tenang dan bahagia.
  • Memiliki pikiran buruk bahwa setelah kebahagiaan, makan akan muncul kesedihan.
  • Memiliki pemahaman seperti setelah tertawa terbahak-bahak di siang hari, makan akan menangis hebat di malam hari.
  • Menerima fakta bahwa dirinya tidak bahagia dan tidak mau bahagia.
  • Bila dirinya berada dalam situasi dan perasaan senang, dia akan mencoba mengontrolnya dan tidak terlalu mengekspresikan kebahagiaan tersebut.
  • Memiliki pemahamanan bahwa ketidakbahagiaan akan membawa keberuntungan.
  • Kebahagiaan yang berlebihan adalah tanda kesedihan setelanya.

Arti kebahagiaan bagi setiap orang berbeda-beda, faktor budaya dan lingkungan juga berpengaruh. Orang dengan cherophobia cenderung tidak mau terlibat atau mengekspresikan dirinya dalam format kebahagiaan apa pun. Dalam pikirannya, dia merasa sangat cemas, takut, dan khawatir yang tidak rasional bahwa setelah kebaikan akan ada petaka.

Kapan Harus ke Dokter?

Mungkin sulit untuk mengetahui apakah seseorang memiliki ketakutan akan kebahagiaan, namun Anda dapat mengukurnya sebagai gangguan kecemasan. Segera konsultasi dengan psikiater bila Anda memiliki gangguan kecemasan -baik ketakutan yang diasumsikan sebagai fobia akan kebahagiaan atau ketakutan lainnya- yang sangat mengganggu keseimbangan hidup Anda.

Ketakutan untuk bahagia dapat menghambat potensi Anda untuk memiliki hidup yang luar biasa. Anda mungkin akan kesulitan untuk melakukan pekerjaan, fungsi pendidikan, atau interaksi sosial karena ketakutan tersebut. Bila Anda merasa lelah secara mental dengan kebiasaan dan ketakutan ekstrim terhadap suatu hal, mohon segera konsultasi ke profesional.

Baca Juga: Gangguan Kecemasan (Anxiety Disorder): Penyebab, Gejala, Penanganan

Penyebab Cherophobia

Penyebab cherophobia tidak sepenuhnya dimengerti, namun mungkin terjadi akibat trauma masa lalu terkait kebahagiaan yang berakhir menjadi kesedihan. Berikut ini beberapa hal yang berpotensi menyebabkan seseorang memiliki fobia untuk bahagia:

  • Trauma masa kecil atau masa lalu di mana orang tersebut merasa sangat bahagia dan secara drastis berubah menjadi kesedihan yang tak terbendung.
  • Peristiwa traumatis baik secara fisik atau emosional pada masa lalu.
  • Gangguan kecemasan (anxiety disorder) yang menyebabkan seseorang cenderung selalu khawatir, takut, atau sedih akan suatu hal.
  • Gejala depresi dimana seseorang memiliki kesedihan jangka panjang dengan bentuk yang ekstrim.

Selebihnya, peneliti belum dapat memastikan penyebab utama dari fobia untuk bahagia. Sebagian besar kasus fobia berasal dari manifestasi ketakutan dan trauma berkepanjangan.

Faktor Risiko Cherophobia

Berikut ini beberapa faktor yang menyebabkan seseorang berpotensi untuk mengembangkan ketakutan akan kebahagiaan:

  • Introvert

Seseorang dengan kepribadian introvert lebih suka menyendiri dan merasa terintimidasi dalam keramaian yang cenderung terjadi di momen penuh kebahagiaan seperti pesta, tempat bising, dan lainnya.

  • Perfeksionis

Orang dengan tipe kepribadian perfeksionis selalu ingin merasa sempurna. Mereka selalu ingin meraih hal yang lebih baik sehingga tidak memiliki minat untuk mengekspresikan kebahagiaan. Mereka juga cenderung berpikir bahwa orang-orang yang merayakan kebahagiaan atau aktivitas terkait perayaan kebahagiaan hanya untuk orang-orang yang tidak produktif.

Diagnosis Cherophobia

Umumnya, Anda akan menjalani sesi konsultasi dengan psikiater. Psikiater akan bertanya seputar perasaan Anda, gejala yang Anda alami, dan sudah berapa lama Anda merasakannya.

Karena cherophobia belum tercantum dalam Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-5), psikiater mungkin menggunakan pendekatan klasifikasi gangguan kecemasan untuk menggali tingkat keparahan gejala dan hal apa saja yang akan memicu bentuk kecemasan itu. Diagnosis gangguan kecemasan ditentukan berdasarkan DSM-V.

Cara Mengatasi Cherophobia 

Fobia akan kebahagiaan belum sepenuhnya dipastikan, dipelajari, atau diklasifikasikan sebagai suatu kelainan mental, jadi belum ada panduan khusus tentang bagaimana cara mengatasinya. Food and Drugs Administration juga belum menyetujui obat apapun -termasuk obat antidepresan- untuk mengatasi jenis fobia ini.

Walaupun demikian, beberapa perawatan kesehatan mental seperti psikoterapi dapat membantu mengontrol gejalanya, termasuk:

1. Terapi Perilaku Kognitif

Terapi perilaku kognitif atau cognitive behavioral therapy (CBT) adalah psikoterapi di mana pasien akan diajari konsep dan cara pikir baru terhadap hal-hal yang memicu kecemasan mereka. Psikiater atau terapis akan mengajari cara mengontrol pikiran-pikiran buruk tersebut.

2. Terapi Paparan

Terapi paparan (exposure therapy) adalah perawatan mental dengan cara memaparkan pemicu fobia pada pasien secara perlahan.

Anda akan diminta untuk memikirkan tentang sebuah perayaan kebahagiaan, misalnya pesta ulang tahun, lalu Anda akan diajari pemahaman baru bahwa pesta tersebut tidak akan membuat Anda sedih nantinya karena pesta adalah sebuah bentuk rasa syukur dan lainnya. Anda akan terus dipaparkan dengan situasi yang membahagiakan hingga Anda tahu cara mengontrol rasa takut akan kebahagiaan tersebut.

3. Hipnoterapi

Terapis akan melakukan hipnosis dan memberikan sugesti bahwa kebahagiaan bukanlah sumber kesedihan. Hipnosis juga digunakan untuk mengontrol kesadaran, mengelola emosi, dan merelaksasi diri.

4. Teknik Relaksasi

Anda akan diajari pengetahuan dasar untuk merelaksasi diri seperti teknik pernapasan, yoga, meditasi, atau olahraga. Anda juga akan melakukan konsultasi secara rutin untuk memastikan perkembangan mental Anda.

Baca Juga: Philophobia (Takut Jatuh Cinta): Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasi

Komplikasi Cherophobia

Orang dengan cherophobia cenderung memiliki komplikasi gejala stres dan depresi. Mereka juga mungkin memiliki masalah kesehatan mental secara umum seperti gangguan kecemasan dan kecemasan sosial.

Cara Mencegah Cherophobia

Seperti kebanyakan jenis fobia lainnya, fobia untuk bahagia mungkin sulit dicegah namun bisa dikontrol. Bagaimanapun, cherophobia adalah bentuk proteksi dari diri sendiri dari berbagai trauma berat dan berkepanjangan di masa lalu.

Sangat baik bila orang tersebut bisa menyadarinya lebih awal dan segera konsultasi dengan profesional kesehatan mental. Namun, masalah terkait kesehatan mental biasanya tidak dirasakan atau berusaha dihindari hingga gejalanya cukup serius dan memengaruhi kualitas hidup.

Sebaiknya, segera hubungi psikiater bila Anda merasa ada masalah dalam jiwa Anda, apa pun bentuknya. Konsultasi dengan psikiater dapat menolong Anda dari risiko terburuk untuk hidup Anda.

 

  1. Dodgson, Lindsay. 2018. the fear of being happy — here are the signs you might have it. https://www.businessinsider.com/what-is-cherophobia-2018-4?r=US&IR=T. (Diakses pada 20 November 2020).
  2. Holbrook, Calvin. 2020. The Fear of Happiness Explained. https://www.happiness.com/en/magazine/science-psychology/the-fear-of-happiness-what-is-cherophobia/. (Diakses pada 20 November 2020).
  3. Nall, Rachel, MSN, CRNA. 2017. Cherophobia: Is Being Too Happy A Thing?. https://www.healthline.com/health/cherophobia-causes-and-treatment. (Diakses pada 20 November 2020).


DokterSehat | © 2025 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi