Terbit: 7 August 2019
Ditulis oleh: Rhandy Verizarie | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Apakah Anda pernah (atau bahkan selalu) mengalami gatal-gatal, ruam, beserta gejala khas alergi lainnya setiap kali mengonsumsi roti, sereal gandum, pasta, dan makanan yang mengandung gluten lainnya? Jika ya, bisa jadi ini pertanda bahwa Anda memiliki alergi gluten. Apa itu alergi gluten? Apa penyebab alergi gluten? Apa ciri-ciri alergi gluten? Bagaimana cara mengatasi alergi gluten?

15 Ciri Alergi Gluten dan Cara Mengatasinya

Apa Itu Alergi Gluten?

Alergi gluten adalah kondisi di mana seseorang mengalami reaksi alergi manakala mengonsumsi makanan yang mengandung gluten. Gluten adalah protein alami tidak larut yang lazim terdapat di dalam gandum dan barley. Gluten terdiri dari 90 persen protein, 8 persen lemak, dan 2 persen karbohidrat. Gluten utamanya berfungsi untuk membuat adonan roti menjadi elastis dan kenyal.

Pada sejumlah orang (mungkin termasuk Anda salah satunya), gluten ini dapat menimbulkan reaksi alergi. Penyebab reaksi alergi gluten ini dikarenakan sistem kekebalan tubuh yang salah atau terlalu sensitif dalam mendeteksi gluten yang masuk ke dalam tubuh. Gluten dianggap oleh autoimun sebagai ‘ancaman’ yang berbahaya sehingga kemudian langsung memberikan respon yang berakibat pada munculnya reaksi alergi.

Ciri-Ciri Alergi Gluten

Mengidentifikasi apakah Anda memiliki alergi gluten atau tidak sebenarnya cukup mudah, yakni dengan memerhatikan apakah tubuh mengalami reaksi alergi seperti gatal dan ruam pada kulit ketika sedang atau sehabis mengonsumsi makanan yang mengandung gluten.

Namun, ciri-ciri alergi gluten sejatinya tidak hanya sebatas gatal dan ruam. Ada sejumlah ciri-ciri lainnya yang mengindikasikan kalau Anda mengidap alergi gluten. Simak informasinya berikut ini.

1. Gangguan Pencernaan

Munculnya pelbagai gangguan pencernaan seperti perut kembung, konstipasi (sembelit), hingga disentri dan diare adalah ciri-ciri alergi gluten yang hampir pasti dialami oleh Anda yang mengidap gangguan kesehatan yang satu ini.

Pada anak-anak, reaksi alergi gluten yang mengganggu sistem pencernaan umumnya berupa konstipasi atau sembelit.

2. Sakit Perut

Lebih spesifik, reaksi alergi terhadap gluten juga bisa sampai menyebabkan nyeri atau kram pada perut, dengan kualitas sakit perut yang cukup tinggi. Artinya, sakit perut yang Anda alami akibat alergi gluten mungkin cukup menyakitkan dan mengganggu.

Namun demikian, tidak semua orang akan mengalami rasa sakit perut yang sama. Hal ini kembali lagi pada kekuatan tubuh masing-masing, pun faktor eksternal lainnya yang menyertai.

3. Ketidakseimbangan Hormon

Ciri-ciri alergi gluten yang kedua adalah terjadi ketidakseimbangan hormon di dalam tubuh.

Ketidakseimbangan hormon yang disebabkan oleh alergi gluten ini menyebabkan tubuh mengalami sejumlah gangguan, seperti:

  • Siklus haid tidak teratur
  • Gangguan pra-menstruasi (PMS)
  • Gangguan tidur (insomnia

4. Fluktuasi Berat Badan Secara Mendadak

Para penderita alergi gluten juga dimungkinkan untuk mengalami kenaikan atau penurunan berat badan secara tiba-tiba, pun dengan angka kenaikan yang tergolong signifikan.

Ciri-ciri alergi gluten yang satu ini diakibatkan oleh peradangan (inflamasi) di tingkat sel, pun terjadinya gangguan pada metabolisme tubuh.

Akan tetapi, perubahan berat badan yang terjadi secara mendadak dan drastis ini tidak sepenuhnya menjadi bentuk reaksi alergi gluten, melainkan penderita memang memiliki penyakit yang berkaitan dengan malabsorpsi.

5. Penurunan Nafsu Makan

Nafsu makan yang menurun secara tiba-tiba adalah ciri-ciri alergi gluten lainnya yang mungkin terjadi. Kondisi ini bisa dialami siapa saja yang memang didiagnosis mengidal alergi gluten. Namun umumnya, penurunan nafsu makan akibat alergi gluten ini dialami oleh kelompok usia anak-anak.

6. Gangguan Sistem Saraf Pusat

Alergi gluten yang Anda alami juga bisa berdampak pada terganggunya sistem saraf pusat (SSP) di dalam tubuh. Kondisi ini bisa terjadi oleh karena gluten sebagai faktor pencetus alergi (alergen) menyebabkan terjadinya peradangan (inflamasi) dan permeabilitas pada organ usus.

Hal ini lantas mengakibatkan penurunan daya konsentrasi, munculnya rasa cemas, depresi, hingga gangguan tidur (insomnia), dan rasa lelah yang berlebihan. Selain itu, mereka yang memiliki intoleransi gluten juga rentan mengalami sakit kepala beberapa saat setelah mengonsumsi makanan yang mengandung gluten.

7. Gangguan Suasana Hati (Mood)

Jika sehabis makan makanan yang mengandung gluten Anda merasakan perubahan suasana hati (mood) dari yang tadinya baik menjadi buruk, maka tak usah heran karena gangguan mood memang menjadi salah satu ciri-ciri alergi gluten yang umum dirasakan.

Jika tidak segera ditangani, lama-kelamaan mood Anda akan semakin buruk bahkan bisa sampai pada tahap stres atau depresi.

8. Anemia

Anemia atau kekurangan darah juga menjadi ciri-ciri alergi gluten yang mesti Anda waspadai. Pada penderita alergi gluten, protein ini juga bisa menyebabkan defisiensi zat besi, padahal zat besi adalah mineral yang sangat dibutuhkan tubuh untuk menjaga kadar darah tetap normal.

Gejala anemia yang timbul sebagai bagian dari alergi gluten yang Anda alami meliputi:

  • Berkurangnya volume darah
  • Sakit kepala
  • Sesak napas
  • Lelah
  • Kulit pucat
  • Radang sendi

9. Gangguan pada Kulit dan Kuku

Gangguan kulit seperti Dermatitis Herpetiform dan Kerotis Pilaris adalah ciri-ciri alergi gluten yang juga umum terjadi. Penyakit kulit tersebut ditandai oleh sejumlah gejala khas, yakni timbul rasa gatal dan ruam pada kulit di area wajah, tangan, dada, bokong, bahkan hingga kulit kepala.

Selain kulit, alergi gluten yang Anda alami juga mungkin saja akan berdampak pada kuku jari yang menjadi rapuh dan mudah patah.

10. Pembengkakan

Selain gatal dan ruam pada kulit, ciri-ciri alergi gluten yang juga perlu menjadi perhatian Anda adalah pembengkakan pada sejumlah bagian tubuh. Umumnya, pembengkakan sebagai bentuk reaksi alergi gluten terjadi pada jari-jari, paha, dan lutut kaki.

Akan tetapi, tidak semua orang mengalami ciri-ciri alergi gluten yang satu ini. Namun jika ternyata Anda mengalami gejala pembengkakan sehabis mengonsumsi makanan mengandung gluten, maka ada baiknya untuk segera memeriksakan diri ke dokter guna memastikan kondisi tersebut.

11. Gangguan Pernapasan

Sama halnya seperti jenis alergi pada umumnya, alergi gluten juga kemungkinan ditandai oleh gejala berupa gangguan pernapasan, dalam hal ini sesak napas atau asma.

Sistem pernapasan juga termasuk ‘wilayah’ yang sensitif terhadap benda asing. Itu sebabnya, sistem pernapasan menjadi salah satu yang lazim mengalami reaksi alergi.

Gejala asma yang Anda alami pasca mengonsumsi makanan mengandung gluten mungkin saja merupakan reaksi alergi. Oleh karena itu, sebaiknya hindari konsumsi makanan yang mengandung gluten guna menghindari ciri-ciri alergi gluten yang satu ini.

12. Nyeri Sendi

Pada beberapa orang, reaksi alergi gluten yang ditimbulkan bahkan berupa rasa nyeri yang mendera persendian tubuhnya.

Entah mengapa hal tersebut bisa terjadi, yang jelas sistem autoimun tubuh mendeteksi gluten sebagai ‘ancaman’, dan aktivitas perlawanan tersebut lantas menyebabkan sendi mengalami nyeri.

13. Radang

Peradangan (inflamasi) pada sejumlah titik yang dialami mungkin saja mengindikasikan jika Anda mengalami alergi gluten, terlebih jika memang kondisi ini terjadi pasca mengonsumsi makanan yang mengandung gluten seperti roti, kue, atau sereal gandum.

Pada kasus yang cukup parah, peradangan yang menjadi ciri-ciri alergi gluten ini bisa menyerang organ pencernaan yakni usus.

14. Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)

Attention deficit hyperactivity disorder atau disingkat ADHD adalah semacam gangguan mental yang juga berkaitan dengan alergi gluten.

Kendati jarang terjadi, seseorang yang menderita alergi gluten bisa saja mengalami ADHD ini selepas mengonsumsi makanan yang mengandung gluten.

ADHD membuat seseorang cenderung hiperaktif dan sulit mengendalikan dirinya tersebut. Daya konsentrasi mereka akan menurun atau bahkan buyar sama sekali ketika sedang berdiam diri. Namun sebaliknya, ciri-ciri alergi gluten yang satu ini menyebabkan penderitanya bisa lebih awas ketika banyak bergerak.

15. Syok Anafilaktik

Pada kasus yang sudah parah, ciri-ciri alergi gluten bisa berupa syok anafilaktik, yakni suatu kondisi di mana terjadi sejumlah komplikasi seperti:

  • Peningkatan denyut jantung
  • Gangguan pernapasan
  • Tekanan darah menurun
  • Pembengkakan pada tenggorokan

Kondisi seperti tentu sudah tidak bisa dianggap remeh karena bukan tidak mungkin akan menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa (meskipun kecil kemungkinannya). Segera periksakan diri ke dokter apabila Anda mengalami syok anafilaktik sehabis mengonsumsi makanan yang mengandung gluten, apapun itu.

Cara Mengatasi Alergi Gluten

Alergi gluten, sama seperti jenis alergi lainnya, mungkin tidak bisa benar-benar disembuhkan. Namun, penderita alergi gluten dapat mengonsumsi obat-obatan antihistamin guna meredakan gejala yang ditimbulkan, seperti:

  • Antihistamin generasi pertama (clemastine, chlorphenamine, alimemazine, hydroxyzine)
  • Antihistamin generasi kedua (loratadine, cetirizine, fexofenadine)

Kedua golongan antihistamin tersebut memiliki efek samping yang berbeda. Antihistamin generasi pertama menyebabkan rasa kantuk, sedangkan generasi kedua tidak.

Untuk kasus reaksi alergi berupa pembengkakan, penderita umumnya disarankan untuk menggunakan obat-obatan kortikosteroid. Sedangkan pada alergi gluten yang sudah sampai menyebabkan syok anafilaktik, pemberian obat pemicu adrenalin akan dilakukan untuk meredakan gejala yang ditimbulkan tersebut.

Selain obat-obatan, reaksi alergi gluten tahap ringan juga bisa diatasi dengan memanfaatkan bahan-bahan herbal, seperti:

  • Jeruk lemon
  • Madu
  • Biji jarak
  • Jahe

Berkonsultasilah terlebih dahulu sebelum menggunakan obat atau bahan herbal guna mengatasi alergi. Hal ini menjadi cukup penting oleh karena cara mengatasi alergi gluten tidak bisa sembarangan karena sangat bergantung pada derajat alergi yang dialami.

Anda juga disarankan untuk sementara waktu menghindari (atau setidaknya mengurangi) segala jenis makanan yang mengandung banyak gluten di dalamnya seperti roti, kue, sereal gandum, hingga pasta guna mencegah alergi kambuh.

Alergi Gluten dan Penyakit Celiac, Apa Bedanya?

Banyak orang yang menganggap jika alergi gluten dan penyakit celiac (celiac disease) adalah dua hal yang sama. Secara ciri dan gejala, keduanya memang hampir serupa, pun penyebabnya yakni gangguan autoimun. Namun faktanya, ada perbedaan antara alergi gluten dan celiac.

Masalah pencernaan yang dialami pengidap alergi gluten tidak sampai menyebabkan kerusakan pada organ pencernaaan. Sedangkan penyakit celiac bisa sampai mengakibatkan organ pencernaan seperti usus mengalami peradangan (inflamasi) yang berujung pada kerusakan dari organ tersebut.

Oleh karena kedua masalah kesehatan ini memiliki ciri dan gejala yang hampir serupa, pemeriksaan oleh dokter menjadi sangat penting guna mengetahui penyebab pasti dari keluhan yang Anda rasakan.

Selain alergi gluten dan celiac, ada juga kondisi yang dinamai sebagai non-celiac gluten sensitivity. Pengidap non-celiac gluten sensitivity umumnya lebih sensitivitas tubuh terhadap gluten dalam kadar tertentu, pun sejumlah komponen non-gluten lainnya seperti gula yang ada di dalam tepung terigu.

Gejala yang mungkin ditimbulkan akibat non-celiac gluten sensitivity ini meliputi:

  • Ruam pada kulit
  • Nyeri sendi
  • Nyeri usus

Itu dia informasi mengenai ciri-ciri alergi gluten beserta cara mengatasinya yang penting untuk diketahui. Semoga bermanfaat!

 

Sumber:

  1. Bjarnadottir, Adda. (2016, September 29). The 14 Most Common Signs of Gluten Intolerance. Healthline. https://www.healthline.com/nutrition/signs-you-are-gluten-intolerant [Diakses pada 7 Agustus 2019]
  2. MacGill, M. (2017, April 24). What is gluten intolerance? Medical News Today.
    https://www.medicalnewstoday.com/articles/312898.php [Diakses pada 7 Agustus 2019]

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi