Terbit: 11 July 2018 | Diperbarui: 17 October 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Salah satu mitos yang hingga kini masih beredar di masyarakat adalah ngilu sendi memiliki kaitan erat dengan asam urat. Sepertinya, pengertian ini perlu diluruskan karena tidak semua keluhan dari nyeri sendi disebabkan oleh asam urat.

Seputar Asam Urat – Penyebab & Pencegahannya

Tidak semua keluhan nyeri sendi atau sendi yang bengkak itu berarti asam urat. Diagnosis yang tepat hanya dipastikan lewat pemeriksaan laboratorium. Sebenarnya yang dimaksud dengan asam urat adalah asam yang berbentuk kristal-kristal yang merupakan hasil akhir dari metabolisme purin (bentuk turunan nukleoprotein), yaitu salah satu komponen asam nukleat yang terdapat pada inti sel-sel tubuh.

Secara alamiah, purin terdapat dalam tubuh dan dijumpai pada semua makanan dari sel hidup, yakni makanan dari tanaman (sayur, buah, kacang-kacangan) atau hewan (daging, jeroan, ikan sarden).

Asam urat merupakan hasil metabolisme di dalam tubuh yang kadarnya tidak boleh berlebih. Jadi, setiap orang memiliki asam urat di dalam tubuh karena pada setiap metabolisme normal menghasilkan asam urat.

Sedangkan pemicunya adalah makanan dan senyawa lain yang banyak mengandung purin. Sebetulnya, tubuh menyediakan 85 persen senyawa purin untuk kebutuhan setiap hari. Ini berarti bahwa kebutuhan purin dari makanan hanya sekitar 15 persen.

Sayangnya, fakta ini masih belum diketahui secara luas oleh masyarakat. Akibatnya banyak orang suka menyamaratakan semua makanan. Orang menyantap apa saja yang dia inginkan, tanpa mempertimbangkan kandungan di dalamnya.

Makanan sumber dari produk hewani biasanya mengandung purin sangat tinggi. Produk makanan mengandung purin tinggi kurang baik bagi orang-orang yang punya bakat mengalami gangguan asam urat. Jika mengonsumsi makanan ini tanpa perhitungan, jumlah purin dalam tubuhnya dapat melewati ambang batas normal.

Beberapa jenis makanan dan minuman yang diketahui bisa meningkatkan kadar asam urat adalah alkohol, ikan hearing, telur, dan jeroan. Ikan hearing atau sejenisnya (sarden), dan jeroan merupakan sumber senyawa sangat potensial.

Perlu diketahui, konsumsi jeroan bisa memperberat kerja enzim hipoksantin untuk mengolah purin. Akibatnya banyak sisa asam urat di dalam darah yang berbentuk butiran akan mengumpul di sekitar sendi sehingga menimbulkan rasa sangat sakit.

Penyebab Asam Urat

Penyakit asam urat digolongkan menjadi penyakit asam urat primer dan penyakit urat sekunder. Pada penyakit asam primer, 99 persen penyebabnya belum diketahui (idiopatik). Diduga berkaitan dengan kombinasi faktor genetik dan faktor hormonal yang menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat atau bisa juga diakibatkan karena berkurangnya pengeluaran asam urat dari tubuh.

Sementara penyakit asam urat sekunder disebabkan antara lain karena meningkatnya produksi asam urat karena nutrisi, yaitu mengonsumsi makanan dengan kadar purin yang tinggi. Purin adalah salah satu senyawa basa organik yang menyusun asam nukleat (asam inti dari sel) dan termasuk dalam kelompok asam amino, unsur pembentuk protein.

Produksi asam urat meningkat juga bisa karena penyakit darah (penyakit sumsum tulang, polisitemia), obat-obatan (alkohol, obat-obat kanker, vitamin B12). Penyebab lainnya adalah obesitas (kegemukan), penyakit kulit (psoriasis), kadar trigliserida yang tinggi.

Pada penderita diabetes yang tidak terkontrol dengan baik biasanya terdapat kadar benda-benda keton (hasil buangan metabolisme lemak) yang meninggi. Benda-benda keton yang meninggi akan menyebabkan asam urat juga ikut meninggi.

Gejala Asam Urat

Seperti dijelaskan sebelumnya, setiap orang dapat terkena penyakit asam urat. Oleh karena itu, Anda perlu mewaspadai beberapa ciri-ciri asam urat, antara lain:

  • Sendi yang tiba-tiba terasa sangat sakit (terutama sendi jempol kaki) merupakan gejala penyakit asam urat yang umum terjadi. Sering kali penderita penyakit ini kesulitan untuk berjalan akibat rasa sakit yang sangat mengganggu. Meski dapat muncul kapan saja, namun umumnya gejala biasanya lebih terasa di malam hari.
  • Nyeri bisa berkembang dengan cepat dalam tempo beberapa jam saja. Rasa nyeri ini akan disertai dengan pembengkakan, sensasi panas, serta kemunculan warna kemerahan pada kulit yang melapisi sendi.
  • Serangan penyakit asam urat umumnya berlangsung dalam kurun 3-10 hari. Saat gejala mereda dan bengkak mengempis, kulit di sekitar sendi yang kena akan tampak bersisik, terkelupas, dan terasa gatal. Meski serangan bisa reda dengan sendirinya, namun kondisi ini tidak boleh diabaikan.
  • Tidak hanya sendi jempol kaki saja, sendi-sendi lain yang terletak di ujung anggota badan juga rentan terkena serangan penyakit asam urat. Contohnya adalah sendi pergelangan kaki, telapak kaki tengah, lutut, pergelangan tangan, jari-jari tangan, dan siku.

Kadar Normal Asam Urat

Pemeriksaan asam urat di laboratorium dilakukan dengan dua cara, Enzimatik dan Teknik Biasa. Kadar asam urat normal menurut tes Enzimatik maksimum 7 mg/dl. Sedangkan pada Teknik Biasa, nilai normalnya maksimum 8 mg/dl.

Bila hasil pemeriksaan menunjukkan kadar asam urat melampaui standar normal itu, penderita dimungkinkan mengalami asam urat dalam darahnya tinggi

Selain itu, kadar asam urat normal pada pria dan perempuan berbeda. Kadar asam urat normal pada pria berkisar 3,5-7 mg/dl dan pada perempuan 2,6-6 mg/dl. Kadar asam urat diatas normal disebut hiperurisemia.

Perjalanan penyakit yang klasik biasanya dimulai dengan suatu serangan atau seseorang pernah memiliki riwayat asam uratnya tinggi di atas 7 mg/dl dan makin lama makin tinggi.

Jika demikian, kemungkinannya untuk menjadi penyakit gout itu makin besar. Biasanya 25% orang yang asam uratnya tinggi akan menjadi penyakit gout. Bila kadar asam urat tinggi tapi tidak ada gejala serangan sendi ini maka disebut stadium awal. Penyakit gout yang dialami oleh setiap orang menujukkan gejala yang berbeda-beda.

Siapa yang Berisiko Terkena Asam Urat

Faktor risiko yang menyebabkan orang terserang penyakit asam urat adalah pola makan, kegemukan, dan suku bangsa.

Data menunjukkan, suku bangsa yang paling tinggi prevalensinya terjadi pada orang Maori di Australia. Prevalensi orang Maori terserang penyakit asam urat tinggi jauh lebih tinggi dibanding wilayah lain.

Sementara di Indonesia prevalensi tertinggi pada penduduk pantai dan yang paling tinggi di daerah Manado-Minahasa. Seperti diketahui, makanan yang mengandung zat purin yang tinggi akan diubah menjadi asam urat. Purin yang tinggi terutama terdapat dalam jeroan, seafood: udang, cumi, kerang, kepiting, ikan teri, dll.

Asam urat pun merupakan faktor risiko untuk penyakit jantung koroner. Diduga kristal asam urat akan merusak endotel (lapisan bagian dalam pembuluh darah) koroner. Karena itu, orang-orang yang memiliki kadar asam urat yang tinggi harus berupaya untuk menurunkannya agar kerusakan tidak merembet ke organ-organ tubuh yang lain.

Pantangan Asam Urat

Makanan yang mengandung banyak purin dapat meningkatkan kadar asam urat di dalam tubuh dan membuat Anda rentan untuk terserang gejala penyakit asam urat. Oleh karena itu, hindari makanan semacam itu.

Beberapa makanan yang banyak mengandung purin adalah jeroan (jantung, hati, ginjal, dan otak), makanan laut (kerang-kerangan, kepiting, dan udang), daging merah, makanan yang mengandung ragi, dan ikan yang banyak mengandung minyak (sarden, makarel, dan ikan teri).

Selain karena jeroan, kadar asam urat juga bisa meningkat apabila kita terlalu banyak mengonsumsi camilan manis, minuman manis, dan minuman beralkohol. Jenis minuman beralkohol yang paling berisiko memicu serangan penyakit asam urat adalah bir, wiski, dan vodka.

Berikut ini adalah penggolongan makanan berdasarkan kandungan purin:

  • Golongan A: Makanan yang mengandung purin tinggi (150-800 mg/100 gram makanan) adalah hati, ginjal, otak, jantung, paru, lain-lain jeroan, udang, remis, kerang, sarden, hering, ekstrak daging (abon, dendeng), ragi (tape), alkohol serta makanan dalam kaleng.
  • Golongan B: Makanan yang mengandung purin sedang (50-150 mg/100 gram makanan) adalah ikan yang tidak termasuk golongan A, daging sapi, kerang-kerangan, kacang-kacangan kering, kembang kol, bayam, asparagus, buncis, jamur, daun singkong, daun pepaya, kangkung.
  • Golongan C: Makanan yang mengandung purin lebih ringan (0-50 mg/100 gram makanan) adalah keju, susu, telur, sayuran lain, buah-buahan.

Pengaturan diet sebaiknya segera dilakukan bila kadar asam urat melebihi 7 mg/dl dengan tidak mengonsumsi bahan makanan golongan A dan membatasi diri untuk mengonsumsi bahan makanan golongan B.

Selain itu, batasi untuk mengonsumsi lemak serta disarankan untuk banyak minum air putih. Apabila Anda sudah menerapkan pengaturan diet tetapi masih terdapat gejala-gejala peninggian asam urat, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk penanganan lebih lanjut. Sekali Anda menderita asam urat, maka gangguan ini bisa terus berlanjut.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi