Terbit: 16 March 2020 | Diperbarui: 18 January 2022
Ditulis oleh: Devani Adinda Putri | Ditinjau oleh: dr. Jati Satriyo

Vaksin PCV adalah vaksin yang digunakan untuk mencegah infeksi pneumokokus pada anak-anak. Infeksi pneumokokus disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae yang memicu gejala pneumonia, septikemia, meningitis, hingga kerusakan otak permanen. Ketahui apa itu vaksin PCV, manfaat, cara kerja, dosis, dll.

Vaksin PCV: Manfaat, Jadwal, Dosis, Efek Samping, dll

Apa Itu Vaksin PCV?

Vaksin PCV adalah vaksin untuk mencegah paparan infeksi pneumokokus. Vaksin pneumokokus ini terdiri dari dua jenis yaitu vaksin konjugat pneumokokus (PCV13) untuk anak-anak dan vaksin polisakarida pneumokokus (PPSV23) yang melindungi orang tua terhadap infeksi pneumokokus.

Infeksi pneumokokus adalah infeksi yang disebabkan oleh jenis bakteri Streptococcus pneumoniae yang menyebabkan gejala pneumonia (radang paru-paru), septikemia (keracunan darah), otitis media (infeksi telinga), meningitis, kerusakan otak permanen, dan gejala parah hingga kasus kematian.

Vaksin pneumokokus ini sangat penting untuk kalangan yang rentan yaitu anak-anak dan orang dewasa. Berdasarkan Centers for Disease Control and Prevention (CDC), setengah kasus kematian akibat penyakit pneumokokus pada orang dewasa harusnya dapat dicegah dengan vaksinasi pneumokokus khusus dewasa (PPSV).

Berdasarkan data, terdapat sekitar 480 kasus meningitis dan 4.000 kasus bakteremia yang diakibatkan oleh bakteri pneumokokus. Faktor risiko ini dapat dicegah dengan vaksin pneumokokus termasuk imunisasi PCV untuk anak-anak.

Fungsi Vaksin PCV

Fungsi vaksin PCV adalah untuk mencegah infeksi pneumokokus yang serius bagi anak-anak. Vaksin ini dapat mencegah risiko penyakit parah bakteri Streptococcus pneumoniae, rawat inap, dan bahkan kematian. Bakteri Streptococcus pneumoniae menyebabkan meningitis, pneumonia, otitis media, bakteremia, dan infeksi sinus.

Berdasarkan laporan dari National Foundation for Infectious Disease, bakteremia dan meningitis yang diakibatkan dari paparan infeksi pneumokokus adalah penyakit parah yang menyebabkan tingkat kematian paling tinggi dengan kondisi medis yang mendasarinya.

Pastikan anak-anak dan lansia mendapatkan vaksin pneumokokus untuk mencegah infeksi parah dan menyelamatkan kehidupan mereka.

Cara Kerja Vaksin PCV

Vaksin pneumokokus untuk anak atau vaksin PCV membantu tubuh anak memproduksi sistem kekebalan tubuh terhadap bakteri pneumokokus. Sistem kekebalan tubuh atau antibodi adalah protein yang bermanfaat untuk melawan organisme atau racun penyebab pneumokokus.

Pneumokokus sendiri terbentuk dari 90 strain bakteri pneumokokus berbeda walaupun sebagian besar strain tidak memicu infeksi serius. Vaksin PCV dapat melindungi anak Anda dari 13 jenis bakteri pneumokokus.

Jenis Vaksin Pneumokokus

Terdapat dua vaksin pneumokokus yang dilisensikan untuk digunakan berdasarkan anjuran dari Food and Drug Administration (FDA):

1. Vaksin Konjugat Pneumokokus (PCV13 atau Prevnar 13)

Imunisasi PCV untuk anak di bawah 2 tahun. Imunisasi ini termasuk dalam program vaksinasi dari National Health Service (NHS). Imunisasi PCV ini juga dikenal dengan nama Prevenar 13.

2. Vaksin Polisakarida Pneumokokus (PPSV23 atau Pneumovax23)

Vaksin polisakarida pneumokokus (PPV) adalah vaksin pneumokokus untuk lansia di atas 65 tahun ke atas. Lansia juga memiliki risiko tinggi terpapar bakteri pneumokokus karena sistem imun yang melemah dan gangguan kesehatan jangka panjang.

Siapa yang Harus Vaksin PCV?

Vaksin PCV adalah vaksin pneumokokus. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) merekomendasikan imunisasi PCV untuk:

  • Semua anak berusia di bawah 2 tahun.
  • Anak usia 2 tahun atau lebih tua dengan kondisi medis tertentu.
  • Anak-anak yang sehat dalam usia 2 hingga 4 tahun yang tidak menyelesaikan empat dosis harus menerima satu dosis vaksin.
  • Orang dewasa yang berusia 65 tahun juga dapat berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan PCV13.

Selain itu, imunisasi PCV juga digunakan untuk semua orang berusia di atas usia 2 hingga 64 tahun yang memiliki faktor risiko tinggi atau mereka yang memiliki kondisi terkait sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti:

  • Penyakit Hodgkin
  • Limfoma atau leukemia
  • Gagal ginjal
  • Multiple myeloma
  • Sindrom nefrotik
  • Infeksi HIV atau AIDS
  • Limpa yang rusak atau tidak ada limpa
  • Transplantasi organ
  • Penyakit jantung
  • Penyakit paru-paru
  • Penyakit sel sabit
  • Diabetes
  • Alkoholisme
  • Sirosis
  • Kebocoran cairan serebrospinal
  • Implan koklea

Orang dewasa atau lansia direkomendasikan juga untuk vaksin PCV13 dan PPSV23 dengan jadwal dan dosis vaksin yang disesuaikan dengan kondisi medis yang mendasarinya.

Siapa yang Tidak Harus Vaksin PCV?

Anda mungkin harus menunda pemberian imunisasi PCV apabila Anda memiliki kondisi sebagai berikut:

  • Alergi Vaksin: Anda mungkin tidak dianjurkan untuk melakukan vaksin bila memiliki riwayat alergi vaksin sebelumnya. Konsultasikan pada dokter sebelum untuk tindakan terbaik.
  • Demam Tinggi atau Sakit Parah: Vaksin tidak dapat diberikan pada orang yang sedang sakit parah.
  • Ibu Hamil dan Menyusui: Konsultasi pada dokter apakah aman untuk mendapatkan vaksin PCV saat sedang hamil atau menyusui.

Konsultasikan pada dokter tentang kondisi kesehatan Anda sebelum melakukan imunisasi, juga terkait jadwal dan dosis yang tepat.

 

Kapan Harus Vaksin PCV?

Berikut ini jadwal imunisasi PCV:

  • Imunisasi PCV pertama saat bayi berusia 2 bulan.
  • Imunisasi selanjutnya saat bayi berusia 4 bulan, 6 bulan, dan 12-15 bulan.
  • 1 dosis suntikan pada anak berusia 2 tahun apabila mereka memiliki kondisi kesehatan kronis seperti penyakit jantung, paru-paru, atau gangguan kesehatan lain yang melemahkan sistem imun.
  • Dosis tunggal tambahan PCV13 juga direkomendasikan untuk semua anak usia 14-59 bulan yang telah menerima seri PCV7 sesuai usia.
  • Dosis tunggal tambahan PCV13 untuk semua anak usia 60-71 bulan dengan kondisi medis spesifik yang telah menerima PCV7 seri sesuai usia.

Dokter Anda akan memberikan jadwal imunisasi PCV yang tepat sesuai dengan kondisi dan kebutuhan untuk mencegah infeksi pneumonia.

Seberapa Efektif Vaksin PCV?

Berdasarkan laporan dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), vaksin ini efektif melindungi:

  • 8 dari 10 bayi dari infeksi serius dari penyakit pneumokokus invasif.
  • 75 dalam 100 orang dewasa 65 tahun atau lebih tua dari penyakit pneumokokus invasif.
  • 45 di 100 orang dewasa 65 tahun atau lebih tua terhadap pneumonia pneumokokus.
  • Antara 50 hingga 85 dalam 100 orang dewasa sehat dapat mencegah penyakit pneumokokus invasif.

Efek Samping Vaksin PCV

Imunisasi PCV mungkin menyebabkan efek samping ringan, seperti:

  • Demam ringan
  • Kemerahan di area kulit yang disuntik
  • Pembengkakan ringan
  • Demam
  • Tidak nafsu makan
  • Kelelahan
  • Panas dingin

Umumnya, tidak ada efek samping serius dari imunisasi PCV dan efek samping ringan akan hilang dalam 1-2 hari.

Kapan Harus ke Dokter?

Segera hubungi dokter apabila anak mengalami reaksi alergi serius dan demam tinggi tidak kunjung membaik setelah imunisasi. Konsultasi juga pada dokter Anda apabila Anda melewatkan satu jadwal imunisasi PCV.

Itulah pembahasan tentang imunisasi PCV. Manfaat imunisasi PCV adalah untuk melindungi Anda dari penyakit pneumokokus, namun mungkin tidak dapat mencegah semua kasus. Hubungi dokter Anda untuk pertanyaan lebih lanjut tentang vaksin PCV yang direkomendasikan sesuai kebutuhan dan kondisi kesehatan Anda.

 

  1. CDC. 2019. Pneumococcal Vaccination: What Everyone Should Know. https://www.cdc.gov/vaccines/vpd/pneumo/public/index.html. (Diakses pada 16 Maret 2020).
  2. Kids Health. 2020. Your Child’s Immunizations: Pneumococcal Vaccines (PCV, PPSV). https://kidshealth.org/en/parents/pneumococcal-vaccine.html. (Diakses pada 16 Maret 2020).
  3. NHS. 2020. Pneumococcal vaccine overview. https://www.nhs.uk/conditions/vaccinations/pneumococcal-vaccination/. (Diakses pada 16 Maret 2020).
  4. WebMD. 2017. Pneumococcal Vaccine. https://www.webmd.com/children/vaccines/pneumococcal-vaccine-1#1. (Diakses pada 16 Maret 2020).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi