Dalam periode 2009-2015, sebanyak 9 dari 48 negara di Asia Tenggara dan Pasifik Barat telah mengimplementasikan penggunaan vaksin tifoid. Target program vaksinasi tifoid pada banyak negara tersebut ditujukan pada kelompok berisiko tinggi dan pengelola makanan. Sebelas Negara (Australia, Kamboja, Fiji, India, Indonesia, Nepal, Selandia Baru, Filipina, Singapura, Sri Lanka, dan Thailand) melaporkan pemanfaatan vaksin tifoid pada sektor swasta. Cina, India dan Vietnam telah melakukan program vaksinasi publik sebelum 2008, dengan target anak usia pra sekolah dan sekolah.
Di Indonesia saat ini telah tersedia 2 jenis vaksin tifoid, yaitu:
- Vaksin Vi kapsuler polisakarida. Vaksin ini mengandung polisakarida Vi dari kapsul bakteri Salmonella. Vaksin dapat mencapai level protektif (memberikan perlindungan pada tubuh) setelah 2-3 minggu pemberian, dan dapat diberikan pada usia >2 tahun. Vaksin tersedia dalam syringe siap pakai (suntikan) 0,5ml yang berisi 25 mikrogram antigen Vi dalam buffer fenol isotonik. Vaksin diberikan secara intramuskular (IM, suntikan ke dalam otot) di deltoid (lengan atas). Vaksinasi ulangan dilakukan setiap 3 tahun. Kontra indikasi vaksin, yaitu pada keadaan hipersensitif terhadap vaksin, ibu hamil, dan anak <2 tahun. Bila keadaan sedang demam, pemberian vaksin sebaiknya ditunda, dan untuk ibu menyusui perlu dikonsultasikan lebih lanjut ke dokter;
- Vaksin kombinasi Vi kapsuler polisakarida dan hepatitis A inaktif, Vaksin kombinasi Vi kapsuler polisakarida dan hepatitis A inaktif (double). Kelebihan vaksin ini lebih praktis dalam pemberian vaksin tifoid dan hepatitis A. Tidak ada perbedaan efektivitas pemberian vaksin secara bersamaan dengan pemberian vaksin tifoid dan hepatitis A secara terpisah. Vaksin dapat mencapai level protektif setelah 2-3 minggu pemberian. Vaksin ini dapat diberikan pada usia 16 tahun ke atas. Vaksin tersedia dalam bentuk dual-chamber syringe (suntikan) siap pakai dengan volume 1 ml, masing-masing 0,5 ml untuk setiap vaksin. Vaksin diberikan secara intramuskular di deltoid dan vaksinasi ulangan diberikan setiap 3 tahun. Kontraindikasi vaksin, yaitu pada keadaan hipersensitif terhadap komponen vaksin, ibu hamil, dan ibu menyusui.
DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi