Terbit: 15 July 2021 | Diperbarui: 18 January 2022
Ditulis oleh: Gerardus Septian Kalis | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Imunisasi pentavalen (DPT-HB-Hib) adalah imunisasi lanjutan untuk mencegah penyakit difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, dan Haemophilus influenzae tipe B. Simak penjelasan lengkap mengenai manfaat, efek samping, hingga aturan pemberiannya.

Imunisasi Pentavalen: Manfaat, Efek Samping, Aturan, dll

Apa Itu Imunisasi Pentavalen?

Imunisasi pentavalen adalah vaksin yang mengandung lima antigen (difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, dan Haemophilus influenzae tipe b. Kelima antigen tersebut diberikan dalam satu suntikan sehingga menjadi lebih efisien dan tidak menambah jumlah suntikan pada anak.

Manfaat Imunisasi Pentavalen

Selain memberikan kenyamanan bagi bayi dan orang tua, pentavalen imunisasi melindungi anak dari lima penyakit utama. Kelima penyakit itu adalah:

  • Difteri

Corynebacterium diphtheriae adalah bakteri yang dapat menyebabkan miokarditis (radang otot jantung), radang saraf, dan masalah ginjal. Bakteri ini dapat ditularkan melalui kontak dekat, benda yang terkontaminasi, atau melalui udara.

Menurut data World Health Organization (WHO), kematian akibat bakteri ini 5 sampai 10% dari mereka yang terinfeksi, terutama pada anak-anak di bawah 5 tahun.

  • Tetanus

Clostridium tetani adalah bakteri yang menyebabkan tetanus. Bakteri ini biasa ditemukan di tanah, air liur, debu, dan kotoran. Seseorang yang terinfeksi bakteri ini biasanya ditandai dengan kejang otot.

Perlu Anda ketahui, tetanus neonatorum (penyakit tetanus yang menyerang bayi baru lahir) adalah penyakit yang bisa menyebabkan kematian. Pencegahan bisa dilakukan dengan memberikan vaksin pada wanita usia subur, baik sebelum atau selama kehamilan.

  • Pertusis (Batuk Rejan)

Pertusis adalah penyakit pada saluran pernapasan dan paru-?paru yang disebabkan oleh infeksi bakteri yang sangat menular. Vaksin pertusis efektif dalam mencegah penyakit, tetapi perlindungannya mungkin berkurang setelah tiga sampai enam tahun.

  • Haemophilus Influenzae Tipe B

Haemophilus Influenzae tipe B (Hib) adalah bakteri mematikan yang dapat menyebabkan meningitis, pneumonia, dan septikemia. Hib adalah salah satu penyebab kematian pada balita yang dapat dicegah.

Di negara-negara berkembang, di mana sebagian besar kematian Hib terjadi, penyakit ini menyebabkan hingga 35% penderitanya mengalami cacat. Bakteri ini disebarkan melalui bersin dan batuk.

WHO sendiri juga telah mengeluarkan rekomendasi yang kuat untuk vaksin Hib agar dimasukan dalam semua program imunisasi rutin di seluruh dunia.

  • Hepatitis B

Virus hepatitis B (HBV) adalah penyebab utama kanker hati dan 50 kali lebih menular daripada HIV. Infeksi kebanyakan terjadi pada anak kecil, konsekuensi mematikan dari virus biasanya menyerang di kemudian hari dalam bentuk penyakit hati, termasuk sirosis dan kanker hati.

Pada beberapa kasus, penularan virus dari ibu ke bayi yang baru lahir merupakan kontribusi besar terhadap penyakit ini. Vaksin ini 98% efektif dalam mencegah infeksi dan perkembangan penyakit kronis serta kanker hati akibat HBV.

Nah, itulah berbagai manfaat imunisasi pentavalen bagi anak. Meski begitu, pemberian ASI, perbaikan gizi, dan kondisi lingkungan juga turut membantu menurunkan angka kematian akibat penyakit-penyakit tersebut.

Akan tetapi, perbaikan gizi dan lingkungan membutuhkan waktu yang lebih lama dan usaha yang lebih sulit dibanding imunisasi. Oleh karena itu, dengan imunisasi dasar lengkap, pemberian ASI eksklusif, dan perbaikan lingkungan akan lebih efektif mencegah penyakit dan menurunkan angka kematian bayi dan balita.

 

Mengurangi Trauma dan Kunjungan ke Posyandu

Selain berbagai manfaat imunisasi pentavalen seperti di atas, vaksin ini juga dapat mengurangi trauma dan kunjungan posyandu. Imunisasi yang diberikan dengan cara disuntik tidak dipungkiri memberikan rasa sakit dan trauma pada anak.

Perlu Anda ketahui, DPT, HB, dan Hib masing-masing diberikan 3 kali tiap anak, itu berarti anak akan disuntik sebanyak 9 kali. Sedangkan jika diberikan imunisasi pentavalen, anak hanya akan disuntik 3 kali karena setiap suntikan sudah kombinasi dari ketiga jenis vaksin tersebut.

Selain itu, bagi keluarga yang berada di daerah di mana jumlah puskesmas masih sedikit, pemberian vaksin ini akan mengurangi biaya transportasi. Sementara bagi orang tua yang bekerja, pemberian imunisasi pentavalen dapat membantu orang tua mengatur waktu lebih efisien, karena kunjungan ke rumah sakit atau posyandu akan berkurang frekuensinya.

Efek Samping Imunisasi Pentavalen

Vaksin ini belum dikaitkan dengan efek samping yang serius. Namun, kemerahan, bengkak, dan nyeri dapat terjadi di tempat suntikan diberikan.

Setelah imunisasi kadang-kadang timbul kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) seperti demam ringan sampai tinggi, bengkak, kemerahan, dan rewel. Ini adalah reaksi yang umum terjadi setelah imunisasi. Keadaan ini umumnya akan hilang dalam 3-4 hari, walaupun kadang-kadang ada yang berlangsung lebih lama.

Sangat jarang terjadi KIPI berat, kemungkinan KIPI berat 1 kejadian dalam 2 juta dosis.

 

Waktu yang Tepat Pemberian Vaksin Pentavalen

Dalam program imunisasi dasar lengkap (IDL) bayi yang baru lahir hingga berusia 7 hari langsung mendapatkan imunisasi hepatitis B. Kemudian saat berusia 1 bulan,  bayi memerlukan imunisasi polio dan BCG. Setelah itu, secara berturut-turut pada usia 2, 3, dan 4 bulan, bayi mendapatkan lagi vaksin polio bersamaan dengan pemberian vaksin pentavalen. Saat memasuki usia 9 bulan, imunisasi campak perlu diberikan.

Aturan Imunisasi Pentavalen

Berikut adalah beberapa aturan saat memberikan vaksin ini, di antaranya:

  • Usia anak di bawah usia 6 minggu tidak boleh diberikan vakimunisasi pentavalensin ini.
  • Anak yang jadwal vaksinasinya telah dimulai dengan vaksin DPT/hepatitis B akan terus menerima dosis DPT/hepatitis B berikutnya dan bukan vaksin pentavalen.
  • Seorang anak yang telah mengalami reaksi parah terhadap vaksin ini sebelumnya tidak boleh diberikan dosis lain.
  • Anak-anak dengan penyakit akut sedang atau berat tidak boleh diberikan vaksin ini sampai kondisinya membaik. Namun, penyakit ringan seperti infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) bukan merupakan kontraindikasi untuk vaksinasi.

paket obat isolasi mandiri doktersehat

 

  1. Anonim. What is Pentavalent Vaccine?. http://vbch.dnh.nic.in/pdf/penta.pdf. (Diakses pada 15 Juli 2021).
  2. Anonim. Pentavalent vaccine support. https://www.gavi.org/types-support/vaccine-support/pentavalent. (Diakses pada 15 Juli 2021).
  3. Anonim. 2013. Imunisasi penting untuk mencegah penyakit berbahaya. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/imunisasi-penting-untuk-mencegah-penyakit-berbahaya. (Diakses pada 15 Juli 2021).
  4. Anonim. 2013. 3 Keunggulan Pentavalen dibandingkan Program Imunisasi ‘Lama’. https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-2335580/3-keunggulan-pentavalen-dibandingkan-program-imunisasi-lama. (Diakses pada 15 Juli 2021).
  5. Rokom. 2013. Menkes Luncurkan Vaksin Pentavalen dan Program Imunisasi Lanjutan bagi Batita. https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20130822/048496/menkes-luncurkan-vaksin-pentavalen-dan-progran-imunisasi-lanjutan-bagi-batita/. (Diakses pada 15 Juli 2021).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi