Terbit: 3 June 2022
Ditulis oleh: Devani Adinda Putri | Ditinjau oleh: dr. Jati Satriyo

Jantung berdebar adalah sensasi di mana jantung berdetak terlalu keras, cepat, berdegup kencang, berdetak lemah, atau ritme tidak beraturan yang dirasakan di leher, tenggorokan, atau dada. Simak penjelasan mengenai penyebab hingga cara mengatasinya di bawah ini.

Jantung Berdebar: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Apa itu Jantung Berdebar?

Jantung berdebar atau yang disebut juga dengan palpitasi umumnya terjadi setelah seseorang dengan kondisi tertentu, misalnya mengonsumsi kafein, obat-obatan tertentu, alkohol, akibat stres, atau efek setelah olahraga berat.

Umumnya, kondisi ini tidak berbahaya dan dapat sembuh dengan sendirinya, namun dalam kondisi medis tertentu gejala jantung berdebar kencang diikuti dengan:

  • Sesak napas.
  • Berkeringat hebat.
  • Lemas.
  • Sakit Kepala.
  • Nyeri dada.

Gejala tersebut bisa jadi tanda dari kondisi jantung yang lebih serius seperti detak jantung tidak beraturan atau aritmia. Segera hubungi dokter apabila jantung Anda berdegup kencang dan diikuti dengan gejala lain yang lebih serius.

Gejala Jantung Berdebar

Kondisi ini umumnya hanya berlangsung selama hitungan detik atau menit dengan gejala sebagai berikut:

  • Berdegup kencang.
  • Berdebar-debar.
  • Berdetak lemah.
  • Berdetak cepat dan kuat.
  • Berdetak tidak beraturan.

Gejala ringan akan berhenti dan hilang dengan sendirinya. Apabila kondisi ini sering terjadi dan diikuti dengan gejala lain yang berat seperti nyeri dan sesak napas, maka segera hubungi dokter karena dikhawatirkan merupakan tanda kondisi medis lainnya.

Kapan Harus ke Dokter?

Apabila detak jantung cepat tidak sering terjadi dan hanya berlangsung dalam hitungan detik, Anda tidak perlu penanganan medis.

Hubungi dokter apabila kondisi ini sering terjadi dan dibarengi dengan gejala seperti:

  • Lemas.
  • Sakit kepala hebat.
  • Nyeri dada, leher, rahang, dan punggung.
  • Sesak napas.
  • Denyut nadi istirahat lebih dari 100 denyut per menit.
  • Pingsan.

Dokter mungkin akan menyarankan tes jantung untuk diagnosis apakah palpitasi akibat masalah jantung serius.

Baca Juga: 10 Gejala Serangan Jantung yang Umum Terjadi, Jangan Anggap Sepele!

Penyebab Jantung Berdebar

Sering kali penyebabnya tidak diketahui secara pasti, namun berikut ini beberapa penyebab jantung berdebar kencang secara umum:

1. Kondisi Psikologis

Kondisi yang memengaruhi kesehatan mental seperti gangguan kecemasan, ketakutan, atau serangan panik, sering memicu kerja jantung lebih kuat dan cepat dalam kondisi tersebut.

Respons emosi lainnya seperti terkejut, syok, atau pengaruh stres juga membuat jantung berdegup kencang dalam durasi sangat singkat.

2. Gaya Hidup

Pola hidup sehari-hari seperti kebiasaan merokok, kurang istirahat, dan waktu tidur yang tidak teratur juga memicu timbulnya gejala jantung sering berdebar, yang mungkin bisa menjadi tanda bahwa tubuh Anda kelelahan.

3. Pola Makan

Beberapa orang mengalami detak jantung cepat setelah mengonsumsi beberapa jenis makanan dan minuman, seperti:

  • Kafein.
  • Karbohidrat dalam porsi berat.
  • Gula.
  • Lemak.
  • Monosodium glutamat (MSG).
  • Nitrat atau natrium.
  • Makanan pedas.

4. Pengaruh Aktivitas Olahraga

Saat Anda sedang atau setelah latihan berat, jantung mungkin berdebar lebih cepat untuk beberapa detik. Bila itu terjadi, Anda mungkin harus beristirahat beberapa saat.

Baca Juga: 14 Ciri Jantung Lemah dan Cara Mengatasinya

5. Perubahan Hormon

Perubahan hormon seperti:

  • Kekurangan atau kelebihan hormon tiroid.
  • Selama menstruasi.
  • Sebelum menopause.
  • Masa kehamilan yang mungkin tanda anemia.

6. Kandungan Tertentu

Beberapa kandungan yang memicu jantung berdebar, seperti:

  • Minuman beralkohol.
  • Penggunaan obat-obatan terlarang termasuk amfetamin, kokain, ekstasi, atau ganja.
  • Produk tembakau.

7. Penggunaan Obat-obatan Tertentu

Efek samping dari penggunaan beberapa obat, seperti:

  • Obat tanpa resep.
  • Pil diet.
  • Dekongestan.
  • Inhaler asma.
  • Obat untuk aritmia.
  • Suplemen herbal dan nutrisi.
  • Obat flu dan batuk yang mengandung pseudoefedrin.

8. Kondisi Medis Tertentu

Beberapa gangguan kesehatan yang memengaruhi detak jantung, seperti:

  • Demam.
  • Kelainan elektrolit.
  • Gula darah rendah.
  • Hipertiroidisme.
  • Dehidrasi.
  • Pendarahan.
  • Kadar oksigen atau karbon dioksida yang rendah dalam darah.

Kondisi medis yang lebih serius terkait penyakit jantung, termasuk:

  • Aritmia atau detak jantung tidak beraturan.
  • Bradikardia atau detak jantung sangat lambat.
  • Takikardia atau detak jantung terlalu cepat.
  • Kerusakan pada katup jantung.

Apabila kondisi ini didasari faktor risiko penyakit jantung, maka harus segera ditangani untuk perawatan kesehatan yang lebih efektif.

Diagnosis Jantung Berdebar

Dokter akan mengecek kesehatan fisik, riwayat kesehatan, observasi seputar obat-obatan yang sedang dikonsumsi, gaya hidup, tingkat stres, dan seberapa sering gejala jantung berdebar muncul.

Apabila dicurigai terdapat kondisi medis yang lebih serius, dokter akan menyarankan untuk melakukan tes darah dan beberapa pemeriksaan jantung, seperti:

  • Elektrokardiogram (EKG): Pemeriksaan irama jantung dalam keadaan detak jantung istirahat dengan sinyal listrik.
  • Holter monitoring: Menggunakan monitor untuk merekam sinyal listrik jantung Anda selama 24-48 jam untuk mengidentifikasi perbedaan ritme dari hasil EKG.
  • Rontgen dada: Mengidentifikasi perubahan paru-paru yang mungkin berasal dari masalah jantung.
  • Ekokardiografi: Pemeriksaan bentuk, struktur, dan cara kerja jantung menggunakan ultrasound.

Dokter akan merujuk Anda ke dokter spesialis jantung untuk perawatan lebih lanjut apabila didiagnosis mengalami masalah jantung tertentu.

Penanganan Jantung Berdebar

Cara mengatasi jantung berdebar tergantung pada penyebab yang menyertainya. Apabila tidak ada masalah jantung serius, dokter tidak akan meresepkan obat jantung berdebar namun hanya memberikan saran perubahan pola hidup.

Berikut ini cara meredakan jantung berdebar secara umum:

1. Mengelola Emosi dan Stres

Apabila kondisi jantung berdebar dipicu oleh faktor psikologi, maka Anda dianjurkan untuk mengelola emosi dan stres dengan cara berikut ini:

  • Meditasi.
  • Latihan relaksasi.
  • Yoga.
  • Tai Chi.
  • Menggunakan aromaterapi.
  • Biofeedback atau teknik untuk mengendalikan respons tubuh.
  • Guided imagery atau teknik untuk memberikan imajinasi menyenangkan menggunakan audio visual kinestetik.

2. Mengelola Pola Makan dan Pola Hidup

Cara mengatasi jantung berdebar-debar berikutnya adalah dengan membatasi makanan atau minuman pemicu seperti kafein, makanan pedas, gula, lemak, dan karbohidrat dalam porsi besar. Selain itu, hindari juga konsumsi alkohol dan penggunaan obat-obatan ilegal.

3. Hindari Obat-obatan Tertentu

Beberapa jenis obat memiliki efek samping yang membuat jantung berdebar, seperti obat-obatan yang bertindak sebagai stimulan, obat batuk dan pilek, serta jenis suplemen herbal dan nutrisi tertentu. Konsultasikan pada dokter tentang efek samping tersebut.

Dalam beberapa kasus, dokter mungkin akan memberikan resep obat jantung berdebar seperti beta-blocker atau calcium-channel blocker. Apabila gejala jantung berdebar akibat indikasi penyakit jantung, dokter akan merujuk Anda ke spesialis irama jantung atau ahli elektrofisiologi.

Baca Juga: 10 Tanda Jantung Sehat dan Minim Risiko Penyakit

Pencegahan Jantung Berdebar

Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi peningkatan risiko jantung berdebar debar, antara lain:

  • Apabila pemicunya adalah akibat konsumsi kafein, maka hindari produk kafein.
  • Dianjurkan untuk latihan relaksasi dan pernapasan untuk mengelola cemas atau stres.
  • Jangan merokok atau menggunakan produk tembakau lainnya.
  • Tanyakan pada dokter obat-obatan lain yang tidak memicu jantung jadi berdegup kencang.
  • Olahraga secara teratur.
  • Jaga tekanan darah dan kadar kolesterol.

Nah, itulah pembahasan lengkap tentang penyebab jantung berdebar hingga pencegahan yang bisa Anda lakukan. Umumnya, gejala ini tidak memerlukan perawatan medis khusus, namun dalam beberapa kasus ini bisa menjadi tanda penyakit jantung. Konsultasikan pada dokter untuk diagnosis lengkap.

 

  1. Anonim. 2019. Heart palpitations. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/heart-palpitations/symptoms-causes/syc-20373196. (Diakses pada 4 Maret 2020).
  2. Anonim. 2019. Heart Palpitations. https://www.webmd.com/heart-disease/guide/what-causes-heart-palpitations. (Diakses pada 4 Maret 2020).
  3. Pietrangelo, Ann. 2017. What You Should Know About Heart Palpitations. https://www.healthline.com/health/heart-palpitations. (Diakses pada 4 Maret 2020).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi