DokterSehat.Com – Apa itu psikosomatis? psikosomatis adalah gangguan psikis yang bisa menyebabkan gangguan fisik. Dalam dunia medis, penyakit psikomatis disebabkan karena ada pikiran negatif atau masalah emosi seperti stres, depresi, kecewa dan masalah lainnya.
Apa Itu Psikosomatis?
Psikosomatis sendiri terdiri dari dua kata, pikiran (psyche) dan tubuh (soma). Secara harfiah psikosomatis diartikan sebagai penyakit yang melibatkan pikiran dan tubuh.
Ini terjadi sedemikian rupa sehingga fungsi fisiologis tubuh dipengaruhi oleh ketegangan psikologis yang menyebabkan penyakit atau memperburuk penyakit yang sudah ada sebelumnya dalam diri seseorang.
Gejala Psikosomatis yang Paling Umum
Perlu diketahui bahwa pikiran dapat menyebabkan gejala fisik.
Sebagai contoh, ketika seseorang takut atau cemas, hal itu dapat memacu detak jantung yang cepat, jantung berdebar, merasa sakit, gemetar (tremor), berkeringat, mulut kering, sakit dada, dan sakit kepala. Gejala-gejala fisik tersebut melalui saraf otak mengirim impuls tersebut ke berbagai bagian tubuh, dan pelepasan adrenalin ke dalam aliran darah.
Berikut ini beberapa gejala psikomatis yang umum dan sering muncul:
1. Sakit perut
Kehilangan nafsu makan, mual, diare ataupun muntah menjadi ciri-ciri yang umum diderita penderita psikosomatis. Kebanyakan mengalami rasa sakit pada perut bagian atas, tetapi jika diperiksakan ke dokter, tidak ditemukan masalah serius.
2. Sakit kepala
Saat seseorang mengalami kecemasan, biasanya akan berdampak pada sisi emosional dan fisik. Hal ini mengakibatkan sakit kepala yang berulang-ulang.
3. Kepanikan
Seseorang yang mengalami kecemasan dan kepanikan akan mengalami berbagai gejala psikosomatis yang kompleks, misalnya kesulitan bernapas, jantung berdegup kencang, nyeri dada, pusing dan berkeringat. Orang dengan gangguan panik ini dapat berpotensi mengalami agoraphobia, yaitu ketakutan ke tempat ramai karena tidak nyaman dengan serangan kepanikan.
4. Kelelahan
Tekanan yang kuat akan membuat seseorang mengalami kelelahan yang luar biasa. Ini akan mengakibatkan seseorang sulit konsentrasi, mudah mengantuk dan pelupa.
Penyebab Psikosomatis
Penyebab penyakit psikosomatis tidak diketahui dengan pasti.
Sebuah studi mengungkapkan bahwa gangguan fisik yang terkait dengan tekanan mental disebabkan oleh hiperaktif impuls saraf yang dikirim dari otak ke bagian lain dari tubuh, kemudian menyebabkan sekresi adrenalin ke dalam darah–sehingga menimbulkan kecemasan. Kondisi ini dapat dipicu oleh berbagai faktor:
1. Genetika
Beberapa penelitian menyatakan bahwa penyimpangan genetik yang aneh pada individu dapat berubah menjadi penyebab langsung untuk penyakit psikosomatis.
2. Kondisi biologis yang tidak teratur
Perubahan metabolisme glukosa, kadar asam amino dalam serum, ternyata bisa menyebabkan penyakit psikosomatis.
3. Pengaruh stres
Orang yang mengalami peristiwa stres seperti trauma, pelecehan, sakit menahun, ketakutan, depresi, marah, bersalah, tidak aman, dan situasi sulit lainnya juga rentan terhadap gangguan psikosomatis.
4. Keadaan keluarga
Tidak adanya orang tua, perilaku orang tua terhadap anak, dan tidak terciptanya hubungan yang baik dikeluarga juga merupakan asal mula dari gangguan psikosomatik.
Selain itu, beberapa kondisi medis dapat timbul karena ketegangan mental, seperti:
- Hipertensi: Beberapa faktor pemicu psikologi seperti keadaan emosi negatif, sering mengalami stres, dan faktor sosial seperti status ekonomi dan peristiwa kehidupan memiliki hubungan tidak langsung dengan tingkat tekanan darah.
- Arteriosklerosis terkait penyakit jantung: Penelitian telah menyimpulkan bahwa perkembangan penyakit jantung koroner berkorelasi dengan beberapa faktor risiko di mana terkait dengan depresi, kecemasan, dan stres.
- Masalah pernapasan: Terlepas dari berbagai pengaruh etiologis, stres emosional merupakan faktor pemicu utama yang terkait dengan induksi asma bronkial.
- Masalah gastrointestinal: Pembentukan ulkus peptikum berhubungan dengan kejadian kehidupan yang membuat seseorang stres
Beberapa penyakit tertentu memang terbukti dapat diperparah oleh kondisi mental seseorang.
Kondisi penyakit itu tak jarang akan kambuh atau semakin berat ketika penderitanya sedang stres. Meski begitu, tanda perubahan fisik pada penyakit psikosomatis tidak terlihat, dan sering kali tidak terdeteksi dokter. Namun bagi penderita, psikosomatik adalah suatu gangguan yang sangat nyata dirasakan.
Cara Mengatasi Penyakit Psikosomatis
Pada dasarnya gangguan psikosomatis adalah rasa cemas dan depresi.
Munculnya psikosomatis ditandai dengan gangguan pada sistem organ yang dipengaruhi oleh sistem saraf otonom. Mereka yang menderita psikosomatis akan menemukan bahwa rasa sakit yang dialaminya tidak terkait dengan penyakit tertentu.
Kenapa hal ini bisa terjadi? Karena psikosomatis adalah keluhan fisik yang yang didasari adanya proses psikologis terkait mekanisme adaptasi stres di sistem otak terutama di sistem aksis hipotalamus-pituitary adrenal dan hipotalamus.
Setiap penyakit memiliki pengobatannya sendiri. Pada kasus penyakit psikosomatis hal itu bisa di atasi dengan beberapa cara. Berikut adalah pengobatan untuk gangguan psikosomatik yang umum dilakukan:
-
Pengobatan psikoterapi
Kaitan antara kondisi psikologis dan penyakit fisik seseorang sangatlah erat sehingga memungkinkan terjadinya interaksi antara keduanya.
Masalah yang menyebabkan seseorang datang ke dokter yang berhubungan dengan kondisi psikologisnya dapat berhubungan dengan dua hal: berhubungan dengan masa lalu penderita atau berhubungan dengan kondisi masa yang sedang dialaminya. Bahkan, bisa juga disebabkan dari gabungan kedua masalah tersebut.
-
Pengobatan fisik
Pengobatan ini hanya dikhususkan pada faktor fisik yang memengaruhi suatu penyakit bisa muncul. Meski begitu, saat Anda sudah mengetahui sumber masalah yang menyebabkan penyakit, hal itu bisa memunculkan pertanyaan pada pikiran Anda ‘bagaimana dampak penyakit bagi tubuh?’. Hal ini yang sering kali bisa memperparah penyakit psikosomatik itu sendiri.
-
Pengobatan psikofarmakoterapi
Meski pengobatan psikofarmaka lebih intensif mengatasi gangguan psikosomatik daripada obat lokal lainnya, namun pengobatan psikofarmaka umumnya tidak mempengaruhi faktor etiologisnya.
Golongan obat psikofarmaka yang banyak dipergunakan adalah antidepresan, obat penenang dan obat tidur. Perlu diketahui, penggunaan ini perlu pengawasan ketat karena bisa menimbulkan efek samping seperti gangguan mental dan fisik.
Apabila Anda mengalami gejala-gejala psikosomatis seperti dijelaskan di atas, segera periksakan diri ke dokter atau konsultasi dengan psikiater. Anda tak perlu khawatir, psikosomatis adalah penyakit yang bisa sembuh ketika kondisi jiwa Anda sudah membaik.