Masih banyak yang menyepelekan kesehatan mental, padahal ini sangat penting Seseorang bisa dikatakan sehat apabila secara raga dan jiwanya sehat, jika raga seseorang sehat tapi jiwanya tidak, sama saja seperti orang yang sakit. Jiwa yang dimaksudkan di sini adalah psikis seseorang, termasuk mentalnya. Psikis adalah bidang non-medis yang mempelajari perilaku dan perasaan seseorang, mulai dari pola pikir, aksi, reaksi, dan juga interaksi dan memiliki arti sama dengan psikologis.
Apa Itu Kesehatan Mental?
Istilah kesehatan mental diambil dari konsep mental hygiene, kata mental diambil dari bahasa Yunani, pengertiannya sama dengan psyche dalam bahasa latin yang artinya psikis, jiwa atau kejiwaan.
Mental hygiene merujuk pada kemampuan individu untuk menyesuaikan diri sendiri, dengan orang lain, masyarakat dan lingkungan. Sehingga terwujud keharmonisan, dan sanggup menghadapi masalah yang bisa terjadi, dan akhirnya individu merasa puas dan mampu (maladjustment).
Kesehatan mental seseorang dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal antara lain kepribadian, kondisi fisik, kematangan psikologis, sikap menghadapi problem hidup. Adapun yang termasuk faktor eksternal antara lain keadaan ekonomi, budaya, kondisi lingkungan keluarga, kondisi lingkungan masyarakat, lingkungan pendidikan.
Pengaruh Aspek Psikis terhadap Kesehatan Mental
Ada beberapa aspek psikis yang turut berpengaruh terhadap kesehatan mental adalah sebegai berikut:
1. Pengalaman Awal Individu
Pengalaman awal merupakan pengalaman-pengalaman yang terjadi pada seseorang terutama yang terjadi di masa lalunya. Pengalaman awal ini adalah merupakan bagian penting dan bahkan sangat menentukan bagi kondisi mental individu di kemudian hari.
Pemenuhan kebutuhan dapat meningkatkan kesehatan mental seseorang. Orang yang telah mencapai kebutuhan baru yaitu orang yang mengeksploitasi dan kemampuan bakat, keterampilan sepenuhnya, akan mencapai tingkatan apa yang disebut dengan tingkatan pengalaman puncak.
Berbagai penelitian ditemukan bahwa orang-orang yang mengalami gangguan mental, disebabkan oleh ketidakmampuan seseorang memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Kebutuhan yang dimaksud di sini adalah kebutuhan dasar yang tersusun secara terstruktur, seperti kebutuhan biologis, kebutuhan rasa aman, meliputi kebutuhan dicintai, kebutuhan harga diri, pengetahuan, keindahan dan kebutuhan aktualisasi diri.
2. Gangguan dan Penyakit Jiwa
Gangguan kesehatan mental menurut psikologi, biasanya terkait dengan kelainan mental atau stres. Kondisi ini dianggap tidak normal dalam perkembangan manusia.
Berikut ini beberapa aspek psikis yang turut memengaruhi kesehatan mental:
-
Psikosomatik
Adalah penderita penyakit jiwa yang menemukan kelainan-kelainan atau keluhan pada tubuhnya yang disebabkan oleh faktor-faktor emosional melalui syarat yang menimbulkan perubahan dan tidak mudah pulih, misalnya: sulit tidur jika banyak masalah, hilang nafsu makan, dan makan berlebihan.
-
Kelainan kepribadian
Penderita sulit untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial. Misalnya, emosi penderita kelainan kepribadian biasanya mudah ‘meledak.’
-
Retardasi mental
Adalah keterbelakangan atau keterlambatan perkembangan jiwa seseorang. Contoh; dalam memahami sesuatu ilmu pengetahuan yang baru didapat atau kata-kata baru, cara pemahamannya terlalu lama atau sulit memahami hal baru.
-
Rasionalisasi
Penderitanya biasanya sering memutarbalikkan fakta yang bersangkutan dengan ego dirinya sendiri, atau dalam arti lain memutarbalikkan hati nuraninya sendiri yang mengakibatkan kepercayaan diri hilang.
-
Neurosis
Neurosis adalah gangguan kesehatan mental berupa gangguan jiwa yang penderitanya masih dalam keadaan sadar, dengan melalui ketidaknormalan tingkah laku, susunan syaraf juga karena sikap seseorang terhadap orang lain.
Ciri-ciri neurosis meliputi; sering mengalami konflik, reaksi kecemasan, kerusakan aspek-aspek kepribadian, phobia, dan gangguan pencernaan. Seseorang yang terkena neurosis mengetahui bahwasanya bahwa jiwanya terganggu, baik disebabkan gangguan jasmani dan jiwanya sendiri.
-
Psikosis
Pada psikosis ini penderita sudah tidak dapat menyadari apa penyakitnya, karena sudah menyerang seluruh keadaan netral jiwanya.
Gejala Gangguan Kesehatan Mental pada Emosional
Masalah kesehatan mental atau penyakit jiwa dapat menyebabkan berbagai gejala psikis atau emosional, meliputi:
- Perubahan mood
- Pemikiran yang tidak menentu
- Kecemasan kronis
- Rasa harga diri yang berlebihan
- Tindakan impulsif
- Disorientasi waktu dan ruang
- Sering atau terus berhalusinasi
Gejala Gangguan Kesehatan Mental pada Fisik
Masalah kesehatan mental adalah kondisi yang biasanya tidak menyebabkan gejala fisik di dalam dan dari diri mereka sendiri. Depresi, bagaimanapun, secara tidak langsung dapat menyebabkan:
- Penurunan berat badan
- Kelelahan
- Kehilangan libido
Gangguan makan, bagian yang terpisah dari gangguan kesehatan mental yang dapat menyebabkan:
- Kekurangan gizi
- Penurunan berat badan
- Amenore (gangguan menstruasi) pada wanita
- Ketidakseimbangan elektrolit yang disebabkan muntah oleh diri sendiri.
Kondisi ini membuat gangguan makan menjadi yang paling mematikan.
Diagnosis Kesehatan Mental
Guna menentukan diagnosis dan memeriksa komplikasi terkait, Anda mungkin perlu menjalani tes berikut ini:
1. Pemeriksaan Fisik
Dokter akan berupaya untuk menyingkirkan masalah fisik yang dapat menyebabkan gejala Anda.
2. Tes Laboratorium
Tes kesehatan yang satu ini antara lain, pemeriksaan fungsi tiroid atau penyaringan alkohol dan obat-obatan.
3. Evaluasi Psikologis
Dokter atau tenaga medis profesional akan mengajukan pertanyaan pada Anda tentang gejala, pikiran, perasaan dan pola perilaku. Anda mungkin diminta mengisi kuesioner untuk membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan.
Terapi Gangguan Kesehatan Mental
Terapi di sini sebagai proses penyembuhan dan pemulihan jiwa yang benar-benar sehat. Di antaranya terapi-terapi yang digunakan meliputi beberapa bentuk:
1. Terapi Holistik
Adalah terapi yang tidak hanya menggunakan obat dan ditujukan kepada gangguan jiwanya saja, dalam arti lain terapi ini mengobati pasien secara menyeluruh.
2. Psikoterapi Keagamaan
Yaitu terapi yang diberikan dengan kembali mempelajari dan mengamalkan ajaran agama.
3. Farmakoterapi
Terapi yang menggunakan obat. Terapi ini biasanya diberikan oleh dokter dengan memberikan resep obat pada pasien.
4. Terapi Perilaku
Terapi yang dimaksudkan agar pasien berubah baik sikap maupun perilakunya terhadap obyek atau situasi yang menakutkan. Secara bertahap pasien dibimbing dan dilatih untuk menghadapi berbagai objek atau situasi yang menimbulkan rasa panik dan takut. Sebelum melakukan terapi ini diberikan psikoterapi untuk memperkuat kepercayaan diri.
Pengobatan untuk Masalah Kesehatan Mental
Obat resep dapat digunakan bersamaan dengan terapi perilaku atau terapi kognitif. Antidepresan, penstabil suasana hati, dan antipsikotik adalah jenis obat yang diresepkan untuk mengobati penyakit mental.
Obat untuk masalah kesehatan mental lainnya tergantung pada kelainannya, obat yang berbeda akan diresepkan. Antidepresan seperti Paxil, Zoloft, Prozac, dan berbagai SSRI, SNRI, dan MAOI dapat digunakan untuk mengobati depresi.
Stabilisator suasana hati seperti tablet lithium digunakan untuk mengobati gangguan bipolar, juga seperti antikonvulsan atau Depakote. Antipsikotik seperti olanzapine atau clozapine digunakan untuk mengobati skizofrenia atau depresi psikotik.
Efek Samping Obat untuk Terapi Gangguan Kesehatan Mental
Beberapa efek samping dari obat untuk kesehatan mental termasuk:
- Mual
- Sakit kepala
- Perubahan nafsu makan
- Kulit kering
- Sering buang air kecil
- Perubahan libido
- Lekas marah
- Penglihatan kabur dan rasa kantuk
Efek samping obat kesehatan mental lainnya dapat terjadi; kimia tubuh dan otak setiap orang berbeda, dan tidak mungkin untuk memperkirakan dengan pasti bagaimana obat yang diberikan akan memengaruhi Anda atau seberapa baik kerjanya. Orang-orang yang diberi resep obat-obatan ini harus secara teratur berkomunikasi dengan dokter dan memberi tahu mereka tentang efek samping apa pun.