Terbit: 21 November 2021
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Setiap orang tua menginginkan anak mereka menjadi pribadi yang jujur. Pencapaian tersebut tentu membutuhkan pendidikan dan pembiasaan sejak kecil. Karenanya penting memberikan anak pendidikan antikorupsi sejak dini.

Cara Mengajarkan Pendidikan Antikorupsi Sejak Dini

Mengapa Pendidikan Antikorupsi Sejak Dini Sangat Penting?

Kasus korupsi di Indonesia tidak bisa dianggap enteng. Mulai dari kasus mega korupsi, penggelapan dana bansos, hingga penyalahgunaan anggaran negara lainnya. Diperlukan strategi yang lebih mendalam agar kejahatan ini tidak berlanjut pada generasi saat ini dan seterusnya.

Anak-anak adalah pewaris negeri ini di masa depan. Karena itu mereka harus mendapatkan pendidikan antikorupsi sejak dini agar dapat membangun negara dengan kejujuran dan tanggung jawab.

Paling tidak ada 5 alasan mengapa mendidik anak dengan prinsip anti korupsi itu penting, sebagai berikut:

1. Usaha untuk Masa Depan yang Terencana

Pendidikan antikorupsi adalah usaha terencana dan sederhana untuk mengajarkan nilai-nilai anti-korupsi.

Karena sadar dan terencana, tentu prakteknya akan lebih terarah. Hasilnya juga akan lebih baik dibandingkan sekadar mewacanakan antikorupsi dalam keseharian anak.

2. Menumbuhkan Karakter Jujur

Pendidikan antikorupsi dapat menumbuhkan karakter jujur, menghargai hak orang lain, serta menahan diri agar tidak melanggar aturan. Selain merupakan bagian dari nilai antikorupsi, karakter ini juga akan menempa anak agar kelak menjadi pribadi yang sukses dan bermanfaat bagi sesama.

3. Nilai Religius dan Spiritual

Pendidikan antikorupsi sejalan dengan ajaran agama—semua agama—sehingga keduanya akan saling menguatkan.

4. Strategi Pemberantasan Korupsi

Pendidikan antikorupsi sejak dini adalah strategi pemberantasan korupsi yang lebih mendalam dan mendasar. Alih-alih hanya menangkap dan menghukum pelaku korupsi, kita juga bisa menciptakan karakter dan lingkungan yang menolak korupsi sejak dini.

5. Memutus Rantai Korupsi

Efek buruk korupsi sangat luas dan mematikan. Jika generasi muda tidak diajarkan untuk menolak melakukan korupsi, mereka akan mengalami kesulitan luar biasa dalam bidang ekonomi, hukum, dan kualitas hidup.

Dampak buruk korupsi tersebut termasuk:

  • Merusak pasar dan meningkatkan nilai inflasi.
  • Menciptakan persaingan usaha yang tidak sehat.
  • Meruntuhkan penegakan hidup.
  • Menurunkan kualitas hidup, dalam artian secara umum masyarakat akan semakin miskin.
  • Merusak demokrasi dan pelanggaran hak asasi manusia.
  • Korupsi dapat berkembang menjadi kejahatan lainnya.

Maka dari itu, pendidikan antikorupsi sejak dini sangat penting demi kemajuan bangsa dan kebahagian seluruh masyarakat di negara ini. Bila semua mau bekerjasama, maka pelaku korupsi dan peluangnya akan kecil atau bisa dicegah.

Baca Juga: Dibesarkan Tanpa Figur Ayah, Kenali Dampak Psikologis pada Anak

Cara Memberikan Pendidikan Antikorupsi Sejak Dini pada Anak

Indonesia adalah negara dengan jumlah generasi muda yang besar. Bahkan pada tahun 2030-2040 diramalkan generasi muda akan mencapai 64% dari total penduduk—atau sekitar 297 juta jiwa. Bonus demografi ini jika dididik dan dibiasakan dengan nilai karakter yang baik, akan membentuk moral bangsa yang lebih baik juga.

Sebenarnya, cara memberikan pendidikan anti korupsi kepada anak-anak tidak sulit. Pada dasarnya anak-anak memiliki pribadi yang jujur, positif, dan mampu mencintai dengan tulus. Jika dapat mengembangkan karakterisasi tersebut, mendidik mereka untuk tidak korupsi akan lebih mudah.

Berikut adalah langkah mendidik anak agar menjadi pribadi antikorupsi:

1. Menyepakati Arti dan Batasan Korupsi

Korupsi adalah perbuatan mengambil sesuatu milik orang atau lembaga lain untuk kepentingan pribadi. Tidak hanya uang, korupsi juga bisa berupa barang, waktu, dan benda.

Perbuatan korupsi termasuk memakai uang milik perusahaan/instansi/orang lain tanpa izin, menyelewengkan proses tender atau pengadaan proyek, asal-asalan dalam bekerja, dan menerima pemberian dari orang lain yang berhubungan dengan penggunaan jabatan secara ilegal.

Batasan dan pengertian ini harus dipahami anak terlebih dahulu. Bahwa jika suatu perbuatan tidak jujur dan merugikan orang lain, tidak boleh dilakukan. Adapun bentuk-bentuk korupsi dapat diajarkan seiring waktu, sambil meningkatkan kesadaran anak akan nilai karakter positif.

2. Menghubungkan dengan Contoh yang Konkrit dan Mudah

Pola pikir anak-anak masih sangat konkrit. Mereka cenderung lebih bisa menerima contoh atau kejadian yang nyata dan terjadi di lingkungan sekitar. Orang tua dan guru dapat membawa topik korupsi sesuai pemahaman dan daya pikir mereka.

3. Harus Jelas Antara Benar dan Salah

Anak harus memiliki standar benar dan salah yang jelas. Standar inilah yang harus dipegang secara konsisten. Setiap keluarga pasti memiliki nilai-nilai keluarga yang ditaati. Nilai ini bisa berasal dari agama maupun moral. Standar kebenaran dapat diambil dari nilai tersebut.

Baca Juga: Single Parent? Inilah 10 Cara Mendidik Anak Tanpa Sosok Ayah

Contoh Penerapan Nilai-Nilai Antikorupsi pada Keseharian Anak

Titik berat pendidikan antikorupsi adalah kejujuran. Namun ada pula nilai-nilai lain yang mendukung.

Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia (KPK) menetapkan sembilan nilai antikorupsi yang harus diajarkan sejak dini, yaitu:

  • Kejujuran
  • Hidup sederhana
  • Adil
  • Berani
  • Bertanggung jawab
  • Berhemat
  • Disiplin
  • Kerja keras
  • Mandiri

Nilai-nilai tersebut dapat diterapkan dalam keseharian. Selain dicontohkan oleh orang tua untuk mengajarkan anak, penerapan dalam keseharian juga akan membentuk kebiasaan. Kelak kebiasaan tersebut akan menjadi karakter.

Berikut ini adalah beberapa contoh penerapan nilai-nilai antikorupsi dalam keseharian anak.

  • Tidak menghabiskan cemilan di meja makan jika saudaranya belum kebagian.
  • Membereskan kembali semua mainannya.
  • Tidak meminjam barang orang lain tanpa izin.
  • Belajar mengantri.
  • Menghemat uang jajan.
  • Tidak menerima pemberian dari orang lain yang tidak dikenal.
  • Tidak mencontek saat ujian.
  • Menabung.
  • Bisa memilih teman yang baik akhlaknya.
  • Menjaga barang-barang miliknya agar tidak mudah rusak.
  • Tidak ikut-ikutan teman melakukan tindakan nakal atau membantu perbuatan amoral teman.
  • Berani mengungkapkan kebenaran.
  • Berani mengungkapkan pendapat.
  • Tidak cepat menyerah lalu meminta bantuan orang lain.

Dengan melaksanakan pendidikan antikorupsi sejak dini, elemen masyarakat sebenarnya telah berusaha memberantas korupsi dari akarnya. Jika generasi mendatang lebih berkarakter dan bermoral, tentu kebiasaan korupsi di Indonesia akan menghilang.

 

  1. Rosida, Lissa Solehatun. 2016. PENDIDIKAN ANTI KORUPSI DI SMAN 1 SIGALUH BANJARNEGARA. https://core.ac.uk/download/pdf/295321733.pdf. (Diakses pada 17-11-2021)
  2. Universitas Padjajaran. 2021. KULIAH UMUM PENDIDIKAN ANTI KORUPSI: MENJADI PROFESIONAL BERINTEGRITAS. https://bak.undip.ac.id/arsip/6377. (Diakses pada 17-11-2021)
  3. Veratika, Ira. 2021. Pentingnya Pendidikan Antikorupsi di Perguruan Tinggi. https://unpar.ac.id/pentingnya-pendidikan-antikorupsi-di-perguruan-tinggi/. (Diakses pada 17-11-2021)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi