DokterSehat.Com – Remaja memang cenderung moody. Dalam satu waktu mereka bisa tampak sedih, namun tidak lama kemudian mereka akan baik-baik saja. Namun, depresi adalah hal yang sangat berbeda.
Depresi merupakan gangguan serius yang dapat mempengaruhi pikiran, perasaan, perilaku, dan kesehatan secara umum. Depresi tidak mengenal usia. Tua, muda, dewasa, bahkan remaja bisa terkena depresi. Dengan dipicu permasalahan sepele, bisa saja remaja yang mengalami depresi melakukan hal-hal yang tidak dibayangkan orang umum. Yang paling membahayakan dari depresi adalah munculnya ide bunuh diri atau melakukan usaha bunuh diri.
Gejala
Perhatikan tanda-tanda berikut untuk mengetahui adanya depresi pada remaja :
- Merasa sedih, cemas, dan tidak memiliki harapan
- Tidak nafsu makan, atau banyak makan yang menyebabkan penurunan maupun kenaikan berat badan dalam waktu singkat
- Terjaga di malam hari, namun tidur sepanjang siang
- Menarik diri dari teman-temannya, murung
- Aktivitas dan prestasi di sekolah menurun, menurunnya motivasi dan minat
- Mudah marah dan tersinggung, menjadi sensitif terhadap kritikan
- Rendah diri dan merasa sangat bersalah
- Konsentrasi menurun, sulit mengambil keputusan
- Adanya perubahan dalam kebiasaan makan maupun tidur
- Memiliki pikiran untuk melakukan bunuh diri
Jika tanda tersebut terjadi beberapa hari sampai beberapa minggu, sebaiknya segera dikonsultasikan pada tenaga kesehatan. Treatmen yang dilakukan dapat berupa terapi dengan cara berbicara, maupun menggunakan obat.
Pengobatan depresi pada remaja
Terdapat berbagai metode terapi yang dapat dilakukan bagi remaja yang mengalami depresi. Tenaga kesehatan akan mempertimbangkan metode yang tepat bagi masing-masing individu. Diantaranya dengan menggunakan cognitive behavioral therapy, psychodinamic psychotherapy, interpersonal psychoterapy, terapi supportif ataupun menggunakan obat-obatan.
Masukan bagi orang tua
Menjadi orang tua dari seorang remaja merupakan suatu tantangan tersendiri. Beberapa teknik komunikasi akan sangat diperlukan dan membantu orang tua dalam membasarkan anak remaja :
- Ketika mendisiplinkan anak, tidak dengan cara menghukum dan membuatnya malu, ganti hukuman dengan membantu anak memberikan solusi dengan cara yang baik. Hukuman dan rasa malu dapat membuat seorang remaja merasa tidak berguna.
- Biarkan anak remaja anda melakukan kesalahan, sikap overproteksi atau orang tua yang selalu mengambil keputusan membuat remaja membuat mereka yakin bahwa mereka tidak memiliki kemampuan. Hal ini dapat membuat kepercayaan dirinya berkurang.
- Berikan ruang bagi remaja untuk bernafas, jangan mengharapkan mereka melakukan sesuatu sama persis sesuai keinginan orang tua.
- Tidak memaksa anak untuk memiliki kegiatan dan pengalaman yang sama dengan anda sewaktu remaja dahulu.
- Jika anda mencurigai bahwa anak mengalami depresi, berikan waktu untuk mendengarkan masalahnya. Meskipun ana berfikir bahwa masalahnya bukanlah permasalahan serius. Membuka komunikasi antara orang tua dan anak merupakan hal penting, apalagi ketika anak memperlihatkan gejala menutup diri
- Luangkan waktu untuk mendengarkan masalah mereka tanpa kritikan ataupun menghakimi.
- Jangan pula meremehkan apa yang mereka rasakan, kadang remaja mempunyai reaksi yang berlebihan terhadap suatu masalah tetapi sebaiknya orang tua coba mengerti bahwa apa yang mereka rasakan benar terjadi.
- Kadang remaja tidak mencari saran ataupun solusi atas masalah mereka, lebih kepada dukungan dan penerimaan saja, jadi apapun yang terjadi yakinkan sang remaja bahwa anda akan selalu mendampingi dan membantu mereka kapanpun diperlukan.
- Begitu sang remaja merasa siap untuk menyampaikan masalah mereka, jangan potong dengan interupsi ataupun berusaha mengatur, dengarkan saja cerita mereka.
Bila memang masalah yang terjadi sudah diluar kemampuan sang remaja dan anda sendiri, beritahukan kepada mereka tentang kemungkinan kondisi yang ada serta diskusikan cara alternatif lain supaya masalahnya dapat terbantu.