DokterSehat.Com – Self injury adalah tindakan yang dilakukan individu untuk melukai atau menyakiti diri sendiri, namun hingga saat ini tidak terdapat kesepakatan secara internasional mengenai definisi self injury. Secara ringkas self injury didefinisikan sebagai mekanisme coping yang digunakan seorang individu untuk mengatasi rasa sakit secara emosional atau menghilangkan rasa kekosongan kronis dalam diri dengan memberikan sensasi pada diri sendiri.
Gejala Self Injury
Cara mudah untuk mengetahui seseorang menderita self-injury adalah dengan melihat tanda dan gejala self-injury adalah:
- Bekas luka, biasanya dalam pola atau luka di tempat yang sama
- Luka yang masih segar, goresan, memar, bekas gigitan atau luka lainnya
- Menggosok area yang berlebihan untuk membuat luka bakar
- Memegang benda tajam di tangan
- Mengenakan baju lengan panjang atau celana panjang, bahkan dalam cuaca panas
- Biasanya alasan luka karena kecelakaan yang tidak disengaja
- Kesulitan dalam hubungan interpersonal
- Perilaku dan ketidakstabilan emosi, impulsivitas dan tidak dapat diprediksi
- Pernyataan tidak berdaya, putus asa atau tidak berharga
Penyebab Self Injury
Sebenarnya tidak ada satu penyebab tunggal atau sederhana yang menyebabkan penderita self injury melukai diri sendiri. Secara umum, penyebab self injury adalah:
1. Tidak mampu mengatasi masalah dengan baik
Nonsuicidal self-injury (tidak melukai diri sendiri secara fisik) biasanya adalah hasil dari ketidakmampuan untuk mengatasi masalah dengan cara yang sehat, namun dengan rasa sakit psikologis.
2. Kesulitan mengendalikan emosi
Seseorang sulit mengatur waktu, mengekspresikan atau memahami emosi. Campuran emosi yang memicu bahaya self injury itu kompleks. Misalnya, mungkin ada perasaan tidak berharga, kesepian, panik, marah, bersalah, penolakan, kebencian terhadap diri sendiri atau kebingungan seksualitas
Bahaya self injury pada pada penderitanya akan melukai diri sendiri, ia mungkin akan mencoba melakukan hal berikut:
- Mengatasi atau mengurangi tekanan yang parah atau kecemasan dan memberikan rasa lega
- Menyediakan selingan dari emosi yang menyakitkan melalui rasa sakit fisik
- Measakan kontrol atas tubuh, perasaan, atau situasi kehidupannya
- Merasakan sesuatu – apa saja – bahkan jika itu adalah rasa sakit fisik, ketika merasa kosong secara emosional
- Mengkspresikan perasaan internal dengan cara eksternal
- Mengomunikasikan depresi atau perasaan tertekan ke dunia luar
- Menghukum diri karena kesalahan yang dirasakan
Jenis Self Injury
Sebenarnya self injury merupakan kelainan yang terjadi akibat depresi dan stres yang berkepanjangan. Berikut adalah beberapa macam self injury:
1. Self injury ringan
Jenis self injury ini adalah kelainan menyakiti diri sendiri namun masih dalam taraf yang wajar. Sebenarnya tanpa disadari kita juga sering melakukan self injury dalam kehidupan kita sehari-hari. Salah satu contoh self injury ringan adalah diet. Diet sebenarnya baik untuk kesehatan tubuh. Namun jika berlebihan efeknya akan berbahaya. Selain itu bahaya self injury ringan dapat berupa memencet jerawat, dan mengorek luka yang akan kering.
2. Self injury sedang
Jenis self injury ini sudah mulai tidak wajar tetapi masih dapat ditoleransi. Salah satu bahaya self injury sedang adalah meremas tangan, menampar pipi jika kesal, menjambak rambut jika stres, hingga mencubiti diri sendiri. Bahaya lainnya dari self injury adalah membentur-benturkan kepala ke tembok. Namun sebaiknya bahaya self injury dihindari karena akan berakibat buruk bagi penderitanya.
3. Self injury parah
Ini merupakan trauma psikologis yang amat berat. Jenis self injury ini biasanya diakibatkan oleh depresi yang sangat berat. Self injury parah termasuk mengkhawatirkan, bahaya self injury pada penderitanya bahkan melakukan tindakan ekstrem seperti menyayat diri sendiri, melukai lengan, membakar diri, minum racun serangga, hingga menabrakkan diri ke mobil hingga bunuh diri.
Jika mengalami depresi, sebaiknya Anda belajar tenang dan menyelesaikan sesuatu dengan kepala dingin. Jangan sampai melakukan hal yang membahayakan dan merugikan diri sendiri dan orang lain karena ini akan menyebabkan hal yang sangat berbahaya.
Faktor Risiko Self Injury
Biasanya orang yang menderita self injury adalah remaja dan dewasa muda, meskipun mereka yang berada di kelompok usia lain juga melukai diri sendiri. Self injury biasanya dimulai pada masa remaja praremaja atau awal, ketika emosi masih labil dan remaja menghadapi tekanan teman sebaya yang meningkat, kesepian, dan konflik dengan orang tua atau sosok yang disegani lainnya.
Faktor-faktor tertentu dapat meningkatkan risiko mengalami self injury, termasuk:
1. Memiliki teman yang menderita self injury
Orang yang memiliki teman-teman yang dengan sengaja mencelakai diri sendiri cenderung juga mulai melukai diri sendiri.
2. Masalah kehidupan
Beberapa orang yang melukai diri telah diabaikan, secara seksual, fisik atau emosional disalahgunakan, atau mengalami peristiwa traumatis lainnya. Mereka mungkin telah tumbuh dan masih berada dalam lingkungan keluarga yang tidak stabil, atau mereka mungkin orang muda yang masih mencari jati diri atau seksualitas mereka. Beberapa orang yang melukai diri secara sosial terisolasi tau dikucilkan.
3. Masalah mental
Orang yang melukai diri sendiri cenderung sangat kritis terhadap diri sendiri dan menjadi pemecah masalah yang buruk. Selain itu, bahaya self injury umumnya dikaitkan dengan gangguan mental tertentu, seperti gangguan kepribadian, depresi, gangguan kecemasan, stres pasca-trauma dan gangguan makan.
4. Minum alkohol atau menggunakan narkoba
Orang yang membahayakan dirinya sendiri biasanya melakukannya saat berada di bawah pengaruh alkohol atau narkoba.
Meskipun self injury biasanya bukan upaya bunuh diri, tetapi dapat meningkatkan risiko bunuh diri karena masalah emosional yang memicu self injury. Pola merusak tubuh pada saat tertekan juga bisa menjadi pemicu bunuh diri lebih mungkin terjadi.
Cara Mencegah Self Injury
Tidak ada cara pasti untuk mencegah bahaya self injury pada seseorang yang Anda cintai. Tetapi mengurangi risiko self injury adalah cara yang melibatkan individu dan masyarakat. Orang tua, anggota keluarga, guru, pelatih, atau teman dapat membantu kondisi ini.
1. Identifikasi orang yang berisiko dan tawarkan bantuan
Cara mengatasi seseorang yang berisiko mengalami self injury adalah dengahn mengajarkannya menjadi tangguh dan keterampilan memecahkan masalah dengan cara yang sehat untuk dapat digunakan selama masa-masa sulit.
2. Dorong ekspansi jejaring sosial
Banyak orang yang melukai diri karena merasa kesepian atau putus interaksi dengan dunia luar. Membantu seseorang membentuk koneksi ke orang yang tidak melukai diri sendiri bisa meningkatkan keterampilan komunikasi dan hubungan.
3. Meningkatkan kesadaran
Pelajari tentang tanda-tanda gejala self injury dan apa yang harus dilakukan ketika Anda mencurigainya. Untuk meghindari bahaya self injury, Anda harus cermat mengamati gerak-gerik seseorang terhadap gejalanya.
4. Dorong teman-teman untuk mencari bantuan
Teman yang sebaya cenderung setia kepada teman. Beri motivasi anak-anak, remaja, dan dewasa muda untuk menghindari kerahasiaan atau menutup diri dan mencari bantuan jika mereka memiliki kekhawatiran tentang seorang teman atau orang yang dicintai.
5. Diskusikan soal pengaruh media
Media massa, media sosial, musik, dan media lainnya yang sangat terlihat menampilkan self injury yang dapat mendorong anak-anak yang rentan dan orang dewasa muda untuk bereksperimen. Mengajarkan anak-anak keterampilan berpikir kritis tentang pengaruh di sekitar mereka dapat mengurangi dampak bahaya self injury.