Terbit: 2 May 2018 | Diperbarui: 26 January 2022
Ditulis oleh: Gerardus Septian Kalis | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Banyak orang mengira bahwa penyakit asma hanya berkaitan dengan sistem pernapasan saja, faktanya ada gangguan lain yang bisa dialami oleh pasien dengan penyakit asma. Sebuah penelitian yang dilakukan Tri-Service General Hospital di Taiwan mengungkapkan, bahwa pasien dengan asma dan alergi terhadap debu (Hay Fever) juga berpotensi mengalami masalah kesehatan mental.

Penderita Asma Berisiko Tinggi Mengalami Gangguan Mental

Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Frontiers in Psychiatry itu mengungkapkan, pasien dengan asma dan alergi terhadap debu memiliki risiko 1,66 kali lebih tinggi mengembangkan penyakit mental dibanding mereka yang tidak memiliki kedua penyakit ini.

Untuk melihat keterkaitan ini, para peneliti melihat data asuransi kesehatan warga Taiwan pada tahun 2000-2015. Penelitian dilakukan dengan memeriksa data 139.941 orang tanpa riwayat penyakit alergi dan 46.647 orang dengan masalah seperti demam atau asma. Selama periode 15 tahun, data menunjukkan 10,8 % pasien yang menderita penyakit alergi didiagnosis mengalami gangguan kejiwaan.

Meskipun terlihat adanya peningkatan risiko, alergi debu dan asma tidak langsung membuat seseorang didiagnosis mengalami gangguan kejiwaan. Lagi pula, banyak orang yang menderita alergi, tetapi tidak pernah mengalami masalah dengan penyakit mental. Namun, penelitian ini dapat membantu dokter untuk menyelidiki tanda-tanda gangguan mental yang mungkin dialami.

Penelitian yang digagas oleh dokter Nian-Sheng Tzeng ini hanya ingin mengonfirmasi apakah penyakit asma dan alergi memiliki kaitan dengan masalah kejiwaan seseorang.

“Sebagai seorang dokter, saya mengamati bahwa beberapa pasien dengan tiga A (asthma, allergic rhinitis/hay fever and atopic dermatitis/eczema) tampaknya menderita secara emosional,” kata Nian-Sheng Tzeng seperti dikutip dari Howstuffworks.

Penelitian ini juga mengungkapkan kombinasi penyakit asma bronkial, rinitis alergi dan dermatitis atopik dikaitkan dengan gangguan kejiwaan yang lebih tinggi. Meski studi ini tidak secara langsung menghubungkan keduanya, satu teori yang dijadikan landasan adalah bahwa peradangan tubuh yang umumnya terkait dengan alergi mungkin menjadi penyebabnya. Hal lainnya adalah peradangan juga kerapa kali dialami orang dengan penyakit kejiwaan seperti depresi, gangguan bipolar dan skizofrenia.

Obat dan Bahan Alami untuk Atasi Asma

Biasanya obat-obatan asma diberikan melalui alat yang disebut inhaler (obat hirup untuk asma). Alat ini dapat mengirimkan obat ke dalam saluran pernapasan secara langsung dengan cara dihirup melalui mulut. Menggunakan obat asma dengan cara dihirup dinilai efektif karena obat tersebut langsung menuju paru-paru. Kendati begitu, tiap inhaler bekerja dengan cara yang berbeda. Biasanya dokter akan mengajari Anda cara menggunakan alat tersebut dan melakukan pemeriksaan setidaknya sekali dalam setahun.

Sementara, jika asma tidak kunjung mereda, dokter bisa meningkatkan dosis inhaler pencegah. Jika langkah ini tidak juga dapat mengendalikan gejala asma, biasanya dokter akan memberikan Anda tambahan obat yang disebut long-acting reliever atau obat pereda asma reaksi lambat (long-acting bronchodilator/long-acting beta2-agonist atau LABA). Penanganan asma juga bisa dilakukan dengan obat-obatan seperti: steroid oral, tablet theophylline, tablet leukotriene receptor antagonist (montelukast), ipratropium, omalizumab, dan bronchial thermoplasty.

Selain itu, penelitan yang dilakukan Columbia University menemukan bahwa jahe memiliki sifat yang mampu melegakan kondisi tabung bronkial yang menjadi ketat pada saat serangan asma muncul. Untuk diketahui, saat asma kambuh, tabung bronkial mengalami penyempitan sehingga aliran udara yang masuk dan keluar dari dan menuju paru-paru pun menjadi lebih terbatas.

Dengan mengonsumsi jahe yang dikombinasikan dengan beta-agonist (obat yang mengendurkan otot-otot di jalan nafas), maka gejala asma bisa mereda dengan cepat. Selain itu, jahe juga dikenal luas mampu mengatasi munculnya saluran peradangan yang bisa memicu masalah pada saluran pernapasan.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi