Terbit: 21 April 2019 | Diperbarui: 9 June 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Hypophrenia adalah salah satu istilah yang kini sedang santer dan banyak diperbincangkan oleh orang-orang. Sebenarnya, apa itu hypophrenia? Apakah sama dengan gangguan bipolar? Penasaran ingin tahu lebih dalam tentang hypophrenia?

Hypophrenia: Gejala, Bahaya, dan Cara Mengatasi

Yuk, simak penjelasan lebih lanjut tentang hypophrenia. Penjelasan ini berisikan informasi tentang pengertian hypophrenia, perbedaan hypophrenia dan gangguan bipolar, penyebab hypophrenia, gejala hypophrenia, bahaya hypophrenia, dan cara mengatasi hypophrenia.

Apa itu hypophrenia?

Menurut seorang psikolog Rena Masri M.Psi yang dikutip dari situs journal.sociolla.com, hypophrenia adalah sebuah gangguan mental bagi seseorang yang tiba-tiba sering menangis dan merasa sedih tanpa adanya alasan yang jelas.

Apakah Anda sering menangis atau merasa sedih secara tiba-tiba? Namun, tunggu dulu. Itu tidak secara serta merta membuat Anda mendapatkan label hypophrenia. Simak dulu penjelasan lebih dalam mengenai penyebab dan gejalanya.

Perbedaan hypophrenia dan gangguan bipolar

Tiba-tiba merasa sedih atau menangis ternyata tidak hanya terjadi pada gangguan mental berupa hypophrenia. Hal tersebut juga dialami oleh orang-orang yang menderita gangguan bipolar. Penderita bipolar juga seringkali menjadi sedih atau menangis secara mendadak setelah merasakan mood yang berlawanan.

Akan tetapi, ini bukan berarti orang yang mengalami hypophrenia disebut juga sebagai penderita gangguan bipolar. Ada perbedaan di antara kedua gangguan mental tersebut. Gangguan bipolar mengalami dua fase, yaitu senang dan sedih secara drastis dan mendadak, sedangkan hypophrenia hanya satu fase saja.

Penyebab hypophrenia

Orang yang mengalami hypophrenia memang tidak mengetahui alasannya bersedih dan menangis. Namun, ada penjelasan mengenai hal-hal yang menjadi penyebab hypophrenia bagi seseorang.

Inilah beberapa penyebab hypophrenia yang bisa terjadi pada orang tertentu:

1. Rasa khawatir yang berlebihan

Seseorang yang memiliki rasa cemas atau khawatir secara berlebihan bisa mengalami hypophrenia. Orang-orang yang merasa terlalu cemas atau khawatir biasanya kurang nafsu makan dan sulit tidur atau insomnia.

Akibatnya, tubuh pun menjadi lemah, letih, dan lesu. Kelemahan fisik tersebut bisa mengganggu fungsi otak dan mental sehingga akan merasa sedih dan menangis secara tiba-tiba tanpa tahu alasannya.

2. Pengaruh hormon

Jangan heran bila sebagian besar orang yang mengalami hypophrenia adalah kaum hawa. Pasalnya, salah satu penyebab hypophrenia adalah perubahan atau gangguan hormon yang kerap dialami wanita.

Para wanita memiliki peluang untuk mengalami sindrom pramenstruasi, gangguan hormon kehamilan, gangguan hormon karena pil KB, atau gangguan hormon pasca melahirkan. Kondisi tersebut akan memengaruhi keseimbangan hormon sehingga hypophrenia pun terjadi.

Ada kemungkinan sindrom baby blue juga terkait dengan hypophrenia yang dilatarbelakangi oleh pengaruh hormon wanita. Para lelaki bisa juga mengalami hypophrenia karena gangguan hormon jika menggunakan obat hormon tertentu.

3. Penyakit saraf atau kemunduran fungsi otak

Beberapa masalah terkait saraf seperti Pseudobulbar Affect, Dementia, Alzheimer, dan Parkinson juga diduga menyebabkan seseorang mengalami hypophrenia. Lebih buruk lagi, penderita tersebut juga mengalami hypophrenia disertai kurangnya kontrol emosi.

Biasanya, orang-orang lanjut usia mengalami hal tersebut. Kemunduran fungsi otak karena kematian sel-sel otak bisa membuat lansia mengalami gangguan mental hypophrenia dan marah-marah ala anak-anak atau ngambek.

4. Efek trauma yang mendalam

Hypophrenia juga bisa disebabkan karena merasakan trauma yang mendalam. Trauma tersebut bisa terkait dengan kenangan masa lalu yang sangat pahit seperti kekerasan, bully, atau pelecehan.

Selain itu, penyebab hypophrenia juga bisa dikarenakan kehilangan mendalam seperti ditinggal mati orang yang sangat dicintai, dikhianati orang terdekat, dan lainnya. Perasaan kehilangan yang mendalam tersebut bisa memicu rasa sedih dan menangis tiba-tiba.

Gejala hypophrenia

Hypophrenia memiliki beberapa gejala yang menyertainya. Gejala hypophrenia adalah merasa sedih secara tiba-tiba dan diikuti dengan meneteskan air mata tanpa disadari. Tangisan air mata yang telah menetes baru membuat seseorang tersadar dan bertanya kepada dirinya sendiri, “kenapa saya tiba-tiba menangis”.

Tak sampai situ, hypophrenia juga digejalai dengan perubahan suasana hati, tutur kata, dan perilaku. Suasana hati orang yang sedang mengalami hypophrenia akan buruk seketika sehingga membuat orang disekitarnya merasa tidak nyaman ketika ingin mengajaknya berbicara.

Anda tidak perlu heran bila penderita hypophrenia menjadi ketus saat diajak bicara atau malah pergi menyendiri dan marah-marah bila dipaksa berinteraksi saat itu. Oleh karena itu, sebaiknya Anda memberikan kesempatan sejenak kepada orang yang mengalami hypophrenia untuk memiliki waktunya lalu membantunya untuk mengatasi hypophrenia.

Bahaya hypophrenia

Gangguan hypophrenia bisa menurunkan kesehatan jiwa dan pikiran penderitanya jika dibiarkan saja. Bahaya hypophrenia bisa mengacaukan pikiran dan mental penderita jika rasa sedihnya begitu mendalam dan sering.

Berikut ini adalah beberapa bahaya hypophrenia yang mungkin terjadi bila itu dibiarkan terlalu lama tanpa penanganan ahli:

  • Tidak bisa berpikir jernih
  • Mengambil keputusan yang keliru
  • Putus asa
  • Tidak bergairah menjalani hidup
  • Sering sensitif
  • Emosi yang meluap-luap
  • Menjadi pesakitan
  • Menyendiri atau mengalami masalah interaksi sosial
  • Melakukan tindakan berbahaya
  • Dan lainnya

Itulah beberapa bahaya hypophrenia yang mungkin terjadi jika hypophrenia tidak ditangani oleh ahli kesehatan jiwa yang terkait seperti psikolog. Oleh karena itu, Anda perlu tahu bagaimana cara mengatasi hypophrenia.

Cara mengatasi hypophrenia

Cara mengatasi hypophrenia yang paling cepat dan bisa segera dilakukan adalah dengan cara mencurahkan semua isi pikiran dan perasaan yang dimiliki kepada orang terdekat yang bisa dipercaya dan ingin membantu.

Dengan cara tersebut, maka penderita hypophrenia tidak merasa sendiri dan bisa mendapatkan saran serta bantuan bilamana ia sedang membutuhkan. Ini  juga menepis dari prasangka buruk orang-orang disekitarnya.

Penanganan hypophrenia yang lebih tepat adalah pergi berkonsultasi dengan psikolog yang bisa mendiagnosis gangguan mental Anda dan mencarikan solusi pengobatan yang tepat bagi penderita.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi