DokterSehat.Com – Belakangan ini, media sosial masih riuh membahas soal aksi demo yang dilakukan hari Jumat, 4 November 2016 kemarin. Meskipun secara umum berlangsung dengan damai, adanya aksi provokasi dari sebagian kelompok membuat perbincangan di media sosial pun menghangat dimana berbagai status yang menunjukkan kekesalan atau bahkan menghina orang atau kelompok lain bermunculan dimana-mana. Meskipun semua orang memang berhak menyuarakan pendapatnya di media sosial, kita tentu harus berhati-hati akan hal ini mengingat status di media sosial bisa jadi akan kurang baik bagi kesehatan mental. Bagaimana hal ini bisa terjadi?

Pakar kesehatan mental Anthony Dio Martin menyebutkan jika andai pikiran kita kerap melihat hal-hal negative, maka pola pikir dan emosi kita pun akan cenderung semakin negative dan pada akhirnya berujung rasa jengkel dan stress. Padahal, kita akan sangat mudah menemukan status di media sosial yang belum tentu sependapat dengan kita dan andai kita meladeninya atau memilih berdebat dengan orang yang tak sependapat dengan kita, kita justru akan membuat suasana hati semakin memburuk dan hal ini sangat tidak baik bagi kesehatan.
Dr. Yohana Ratrin Hestyanti, Psi, dari Fakultas Psikologi Unversitas Atma Jaya menyebutkan jika media sosial memang menawarkan kita dua sisi; informasi terkini yang sangat berguna, atau bahkan membuat kita terlena dengan media sosial yang belum tentu baik bagi kesehatan mental kita. Menurut beliau, andai kita mudah terpancing emosinya dan ikut dalam keruhnya status-status media sosial yang buruk, kesehatan mental kita pun akan semakin tidak baik.
Andai anda merasa sulit untuk mengabaikan status-status di media sosial, ada pilihan di pengaturan media sosial yang bisa anda gunakan untuk berhenti mengikuti status-status yang sepertinya bisa menyulut emosi. Pastikan bahwa media sosial menjadi tempat yang dingin bagi pikiran kita dan justru memberikan banyak informasi yang menyegarkan pikiran dan bergizi bagi psikologis kita.