Dopamine detox adalah istilah yang digunakan untuk mengurangi segala aktivitas yang menimbulkan kesenangan. Puasa terhadap sesuatu yang menyenangkan ini dapat berlangsung selama beberapa jam hingga beberapa hari. Apakah dopamine detox mampu mengurangi hal-hal yang memicu kecanduan? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.
Apa Itu Dopamine Detox?
Seorang profesor klinis psikiatri dari University of California, San Francisco (UCSF), Cameron Sepah, adalah sosok dibalik istilah dopamine detox atau dopamine fast. Tujuan Sepah menggunakan teknik ini adalah untuk mengurangi ketergantungan terhadap rangsangan tertentu, misalnya seperti notifikasi dari media sosial.
Sebagian besar penelitiannya seputar praktik baru ini berdasarkan pada terapi perilaku kognitif. Konsep umum dibalik istilah ‘detox’ menurut Sepah adalah agar seseorang membiarkan dirinya merasa kesepian/bosan dan mencoba aktivitas yang lebih sederhana daripada aktivitas yang meningkatkan dopamin dengan cepat.
Seseorang yang sudah menjalani metode ini, idealnya dapat mengalihkan perhatian ke hal lain saat mendapatkan stimulus dari sumber kesenangan.
Sepah mengidentifikasi enam perilaku kompulsif sebagai target dopamine detox, antara lain:
- Makan emosional.
- Penggunaan internet dan game yang berlebihan.
- Perjudian dan belanja berlebihan.
- Porno dan masturbasi.
- Pencarian sensasi dan kebaruan.
- Ketergantungan pada narkoba.
Ketika Anda berpuasa dari aktivitas yang memicu neurotransmiter otak, seseorang menjadi tidak bergantung pada kesenangan yang akibat dopamin, yang terkadang dapat menyebabkan ketergantungan atau kecanduan.
Apakah Dopamine Detox Efektif Mengurangi Kecanduan?
Selama menjalani metode ini, seseorang akan menghindari pemicu dopamin untuk jangka waktu tertentu, mulai dari satu jam hingga beberapa hari. Teknik ini mengharuskan seseorang untuk menghindari segala jenis gairah, khususnya dari pemicu kesenangan. Apa pun yang merangsang produksi dopamin dilarang selama proses detoksifikasi.
Idealnya, pada akhir detoks, seseorang akan merasa lebih terpusat, seimbang, dan tidak terlalu terpengaruh oleh pemicu dopamin yang biasa dilakukan. Namun, penting untuk dicatat bahwa metode ini sebenarnya tidak mungkin menghentikan semua aktivitas dopamin di otak. Tubuh manusia secara alami memproduksi dopamin, bahkan ketika tidak terkena rangsangan tertentu.
Melakukan teknik ini mungkin memiliki efek positif pada seseorang yang menerapkan latihan dari waktu ke waktu. Namun, istilah dopamine detox pada dasarnya bermasalah, dan sama sekali tidak benar secara ilmiah. Sepah sendiri mengatakan istilah tersebut tidak dimaksudkan untuk diartikan secara harfiah.
Apakah Dopamine Detox Memiliki Manfaat?
Detoksifikasi lengkap dan total dari dopamin yang terjadi secara alami tidak mungkin dilakukan. Meskipun demikian, keputusan untuk melepaskan diri dari perilaku impulsif tertentu mungkin datang dengan beberapa manfaat kesehatan, salah satunya adalah potensi untuk fokus yang lebih tinggi dan mental yang lebih sehat.
Dopamin sering mengganggu dan mungkin menjadi penghalang bagi sebagian orang untuk mencapai tujuan. Inilah yang mendorong pengulangan berlebihan dari perilaku tertentu, di mana hal ini menyebabkan seseorang melupakan hal-hal yang bisa memberinya kesenangan.
Pada akhirnya, hal ini akan membuat Anda menggunakan waktu secara lebih produktif. Saat seseorang secara aktif menghindari gangguan ini, ia dapat meluangkan lebih banyak waktu untuk hal-hal yang lebih penting bagi hidupnya.
Singkatnya, dopamine detox secara teknis tidak mungkin terjadi dan bukti efek positifnya adalah murni anekdot.
Namun, dengan menghindari perilaku tertentu, seperti menghabiskan waktu berjam-jam dengan gadget, seseorang mungkin dapat mencapai kesenangan yang lebih besar. Misalnya, menghilangkan stres, menurunkan tekanan darah, dan meningkatkan kualitas tidur.
Dopamine Detox dalam Sudut Pandang Medis
Apakah dopamine detox adalah metode yang dapat membantu mengatur ulang otak Anda terhadap rangsangan? Beberapa pakar mengatakan mungkin, tetapi bukan karena alasan yang banyak dipikirkan orang bagaimana memahami detox.
Menurut Kent Berridge, PhD, seorang profesor psikologi dan ilmu saraf di University of Michigan, puasa dari aktivitas yang merangsang membuat tubuh akan berhenti menyalakan sistem dopamin berulang kali, sehingga jika metode ini dikatakan mereset otak hal tersebut tidaklah tepat.
Mencoba mengatur ulang kadar dopamin untuk meningkatkan kesenangan mungkin terletak pada kesalahpahaman tentang cara kerja dopamin. Beberapa dekade yang lalu, senyawa kimia dalam otak ini dianggap sebagai senyawa yang bertanggung jawab terhadap perasaan bahagia
Saat ini, dopamin lebih dipahami sebagai senyawa kimia di otak yang terkait dengan motivasi, sehingga merupakan bagian penting dari penanganan kecanduan (meski sebenarnya lebih kompleks dari hal tersebut).
Meski dopamin memang meningkat sebagai respons terhadap penghargaan atau aktivitas yang menyenangkan, hal itu tidak benar-benar berkurang ketika Anda menghindari aktivitas yang memicu produksi senyawa kimia ini. Jadi, metode ini tidak benar-benar menurunkan kadar dopamin.
Bisakah Dopamine Detox Mengatasi Kecanduan Terhadap Gadget?
Banyak orang mencari cara untuk melepaskan diri dari kebiasaan buruk yang menghasilkan respons yang tidak menyenangkan, entah itu menyendiri atau makan berlebihan. Namun, cara ini bukan bukan solusi. Akan tetapi, Berridge mencatat bahwa hal itu adalah salah satu elemen penting untuk melawan godaan.
Jika metode ini tidak Anda lakukan dengan kesungguhan, misalnya masih melakukan kontak mata dengan sumber kesenangan, maka cara ini tidak menjadi solusi total untuk mengurangi kecanduan Anda terhadap sesuatu.
Menghadapi godaan, perasaan, atau perilaku negatif sebenarnya berbeda dengan dopamine detox. Untuk melakukan ini, Berridge merekomendasikan berlatih perhatian penuh.
Perhatian penuh dapat membantu Anda menemukan cara untuk menghadapi hal-hal sulit yang akan akan hadapi, sambil tetap menikmati kehidupan sehari-hari.
Saat Anda merasa bosan dan meraih gawai untuk memantau sosial media, cobalah berhenti sejenak, catat apa yang Anda pikirkan, dan bagaimana tubuh meresponsnya. Setelah itu, pilih aktivitas lain untuk dilakukan, seperti berjalan-jalan atau membuat teh.
- Akers, Whitney. 2019. Is Dopamine Fasting a Way to Fix Your Brain or a Silicon Valley Fad?. https://www.healthline.com/health-news/what-is-dopamine-fasting. (Diakses pada 2 Agustus 2021).
- Todd, Lindsey. 2021. What to know about a dopamine detox. https://www.medicalnewstoday.com/articles/dopamine-detox. (Diakses pada 2 Agustus 2021).