Terbit: 20 January 2020 | Diperbarui: 22 June 2022
Ditulis oleh: Mutia Isni Rahayu | Ditinjau oleh: dr. Jati Satriyo

Seiring berjalannya waktu dan berkembangnya teknologi, bullying muncul dalam bentuk lain dan kini muncul istilah cyberbullying. Kemajuan teknologi membuat fenomena ini sulit dikontrol dan dihindari. Ketahui pengertian, dampak, tanda, dan cara mengatasinya!

Cyberbullying: Dampak, Tanda, Cara Mengatasi, dll

Apa Itu Cyberbullying?

Cyberbullying adalah intimidasi yang terjadi pada perangkat digital.

Bullying melalui perangkat digital dapat terjadi melalui berbagai platform mulai dari SMS, hingga platform online seperti media sosial, forum, hingga game, di mana Anda dapat melihat, berpartisipasi, atau berbagi konten.

Tindakan yang termasuk ke dalam cyberbullying adalah seperti mengirim, posting, atau membagikan berbagai konten negatif, berbahaya, palsu, atau kejam untuk orang lain. Hal ini dapat mencakup berbagai informasi pribadi seseorang yang dapat menyebabkan rasa malu dan penghinaan.

Beberapa kasus dapat melewati batas dan melanggar hukum. Pelakunya dapat dituntut dan dihukum pidana. Kasus ini dapat terjadi pada siapa saja, namun statistik menyatakan bahwa usia korban yang paling umum adalah antara 13-15 tahun.

Dampak Cyberbullying

Segala jenis bullying tentunya bisa memberikan dampak bagi korbannya. Besar kecilnya efek samping cyberbullying tidak dapat diukur dari tingkat keparahan bullying yang dilakukan, mengingat setiap orang memiliki kondisi fisik dan mental yang berbeda-beda.

Berikut adalah beberapa dampak atau efek samping yang perlu diwaspadai:

1. Merasa Kewalahan

Cyberbullying yang dilakukan oleh banyak pelaku mungkin membuat korbannya tertekan dan merasa bahwa seluruh dunia mungkin mengetahui tentang kejadian yang menimpanya.

Terkadang rasa tertekan ini membuat korban merasa tidak dapat mengatasi situasi tersebut dan merasa kewalahan.

2. Merasa Tidak Berdaya

Seseorang yang mengalaminya akan merasa sangat tidak berdaya.

Hal ini disebabkan karena intimidasi ini dapat menyerang kapan saja, bahkan ketika kita berada di rumah dan tidak pergi kemanapun. Korban jadi berpikir bahwa intimidasi ini ada di mana-mana dan tidak ada satupun tempat untuk bersembunyi dari bullying tersebut.

Pelaku cyberbullying yang tidak secara langsung menunjukkan dirinya seperti menggunakan akun anonim sering kali membuat korban lebih takut karena ia tidak mengetahui siapa pelaku bullying.

3. Merasa Terekspos dan Dihina

Cyberbullying terjadi di dunia maya hingga terasa permanen.

Kita tahu bahwa sesuatu yang sudah ada di dunia maya, seperti tidak dapat dihapuskan dan akan terus ada selamanya. Setiap posting, pesan, atau teks dapat dibagikan dengan siapa saja.

Melihat fakta bahwa banyak orang yang tahu tentang bullying tersebut, membuat korban merasakan penghinaan yang lebih intens.

4. Rasa Percaya Diri Menurun

Cyberbullying juga dapat membuat seseorang merasa tidak puas dengan dirinya sendiri dan merasa tidak percaya diri.

Hal ini kemudian dapat membuat korban menjadi minder atau bahkan melakukan hal yang dapat melukai dirinya sendiri. Contohnya seperti pada seseorang yang di-bully karena memiliki tubuh yang gemuk, orang ini kemudian melakukan diet ketat yang berlebihan dengan pikiran bahwa bullying akan berhenti ketika penampilan fisiknya berubah.

5. Marah dan Dendam

Menjadi korban cyberbullying tentunya menyakitkan dan dapat membuat seseorang merasa marah.

Terkadang rasa marah ini membuat korban berpikiran untuk melakukan balas dendam. Sayangnya, balas dendam bukan dilakukan untuk melawan pelaku, tapi justru menjadi target yang lebih lemah untuk di-bully.

Hal ini tentunya tidak baik dan berbahaya, karena akan terus memperbanyak kasus cyberbullying.

6. Merasa Sendiri dan Terisolasi

Efek samping cyberbullying selanjutnya adalah korban dapat merasa sendiri dan terisolasi.

Lebih jauh, kondisi ini juga bisa menyebabkan seseorang diasingkan juga di kehidupan nyata. Korban juga mungkin memilih untuk mematikan ponselnya dan berharap dapat menghindarinya. Di sisi lain, pilihan ini membuat korban harus memutus komunikasi dengan orang lain sehingga membuatnya merasa semakin sendiri.

7. Depresi

Semua perasaan negatif yang timbul akibat dampak cyberbullying dapat mengarah pada depresi.

Korban cyberbullying sangat berpotensi mengalami kondisi seperti cemas, depresi, dan kondisi terkait stres lainnya. Kepercayaan diri yang menurun dan perasaan tertekan semakin lama semakin membuat korban merasa tidak bahagia.

Parahnya, kondisi ini juga meningkatkan risiko bunuh diri. Bukan tidak mungkin berbagai tekanan yang terjadi membuat korban untuk memilih jalan bunuh diri untuk menghindari segala bully-an yang menyerangnya.

8. Kesehatan Fisik Menurun

Tidak hanya berpengaruh pada kondisi psikologis, dampak cyberbullying juga dapat menyerang kesehatan fisik.

Ini dapat menyebabkan seseorang merasa depresi hingga mengalami penurunan nafsu makan atau terserang insomnia. Kondisi ini tentunya apabila dibiarkan dalam waktu lama akan membuat kesehatan fisik menurun.

Korbannya juga dapat mengalami beberapa gangguan fisik yang dapat dipicu oleh stres seperti gangguan pencernaan atau masalah kulit.

Tanda Cyberbullying

Tidak semua korban berani melaporkan apa yang menimpanya, bahkan pada orang-orang terdekatnya. Pada anak-anak maupun remaja, umumnya mereka takut orang tuanya akan membatasi akses mereka pada gadget apabila mengetahui tentang bullying yang mereka alami.

Berikut adalah tanda-tanda yang mungkin muncul pada korban cyberbullying:

  • Merasa marah atau emosional selama atau setelah menggunakan internet atau ponsel
  • Menjadi tertutup atau protektif terhadap kehidupan digitalnya
  • Menarik diri dari keluarga, teman, dan kegiatan lainnya
  • Menghindari pertemuan sekolah atau kelompok
  • Nilai di sekolah menurun
  • Menjadi lebih pemarah di rumah
  • Mengalami perubahan mood, perilaku, pola tidur, dan nafsu makan
  • Ada keinginan untuk berhenti menggunakan internet dan ponsel
  • Merasa gugup ketika menerima pesan instan maupun email
  • Menghindari diskusi tentang aktivitas berkaitan dengan internet dan ponsel.

Apabila keluarga atau orang di sekitar Anda mengalami tanda seperti yang disebutkan di atas. Anda dapat mencari tahu apakah gejala tersebut diakibatkan cyberbullying atau penyebab lainnya dan cobalah untuk memberi bantuan pada orang tersebut.

Cara Mengatasi Cyberbullying

Apabila anggota keluarga atau orang terdekat Anda mengalaminya, maka berikan dukungan dan yakinkan orang tersebut bahwa ini bukan merupakan kesalahannya. Beri tahu pada korban bahwa mereka tidak perlu menanggapi para pelaku.

Tidak ada salahnya jika Anda ingin menyimpan bukti cyberbullying, bukan untuk balas dendam, hanya untuk sekadar bukti apabila yang dilakukan sudah melewati batas dan harus ditindaklanjuti.

Langkah lain yang bisa dilakukan:

  • Memblokir pelaku bullying
  • Membatasi akses ke teknologi
  • Mengawasi penggunaan media sosial pada anak-anak dan remaja
  • Ajarkan pada anak tentang bagaimana cara menggunakan internet dengan aman

Bullying, apapun bentuknya, memang merupakan hal yang meresahkan dan tidak dapat dibiarkan. Banyak orang yang mungkin juga melakukannya, namun tanpa sadar. Berhati-hatilah dalam menggunakan internet dan pastikan Anda tidak membuat posting dan komentar negatif atau membuat dan menyebarkan konten yang dapat mengintimidasi orang lain.

 

  1. Gordon, Sherri. 2019. The Real-Life Effects of Cyberbullying on Children. https://www.verywellfamily.com/what-are-the-effects-of-cyberbullying-460558. (Diakses 17 Oktober 2019).
  2. Hirsch, Larissa. 2014. Cyberbullying. https://kidshealth.org/en/parents/cyberbullying.html. (Diakses 17 Oktober 2019).
  3. Petrov, Christo. 2019. Cyberbullying Statistics 2019. https://techjury.net/stats-about/cyberbullying/. (Diakses 17 Oktober 2019).
  4. stopbullying.gov. 2019. What Is Cyberbullying. https://www.stopbullying.gov/cyberbullying/what-is-it/index.html. (Diakses 17 Oktober 2019).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi