Terbit: 28 January 2021 | Diperbarui: 4 February 2022
Ditulis oleh: Devani Adinda Putri | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Apa arti apatis? Apatis adalah kondisi di mana seseorang kurang atau tidak peduli pada lingkungan sekitar. Ketahui apa itu apatis, penyebab, gejala, dan cara mengatasinya.

Apatis: Gejala, Penyebab, Cara Mengatasi, dll

Apa Itu Apatis?

Apatis adalah kondisi psikologi yang ditandai dengan kurangnya kesadaran, kepedulian, dan tanggung jawab sosial. Orang apatis akan abai, kurang motivasi, menyerah, pasrah, dan tidak mau melakukan kegiatan apa pun untuk lingkungan, orang-orang di sekitarnya, bahkan dirinya sendiri.

Apatis artinya tidak memiliki minat untuk hidup, aktivitas sehari-hari, atau interaksi dengan orang lain sehingga akan mengganggu keseimbangan hidup. Sementara apati adalah bentuk dari sikap apatis di mana seseorang memiliki respon pasif terhadap situasi stres dan frustasi dalam hidupnya

Setiap manusia sebenarnya pernah mengalami sikap apatis dari waktu ke waktu, namun dalam konsep sederhana dan bisa diatasi. Misalnya, Anda mungkin pernah tidak termotivasi untuk melakukan suatu pekerjaan, namun Anda bisa mengembalikan semangat itu beberapa waktu kemudian.

Sikap apatis yang berkepanjangan bisa jadi tanda gangguan neurologis dan kejiwaan. Orang apatis mungkit tidak lagi memiliki perasaan atau sengaja mengabaikan emosi termasuk kesedihan dan kemarahan. Mereka akan terus-menerus tidak bahagia. Kondisi ini harus diatasi dengan konsultasi ke profesional kesehatan mental.

Gejala Apatis

Waspadai tanda-tanda apatis dalam diri Anda atau orang-orang yang Anda kenal, sebagai berikut:

  • Tidak bertenaga dan bersemangat dalam menjalani hidup atau aktivitas umum sehari-hari.
  • Tidak memiliki keinginan atau motivasi untuk melakukan sesuatu.
  • Membutuhkan orang lain untuk mengatakan apa yang harus Anda lakukan.
  • Tidak mau melakukan hal baru, bertemu orang baru, atau merasakan pengalaman baru.
  • Tidak peduli dengan orang-orang terdekat, lingkungan sekitar, dan diri sendiri.
  • Cenderung mengabaikan masalah diri sendiri.
  • Tidak berekspresi, tidak menunjukan ekspresi, atau mungkin tidak merasa apa-apa bahkan saat sesuatu buruk terjadi.
  • Tak memiliki prospek dalam hidup, tidak mau berubah.
  • Tidak mau melakukan, menyelesaikan, atau mencapai suatu hal dalam hidup.

Tentu saja sikap abai seperti ini akan membuat seseorang tidak menjalani hidup dengan baik, tidak dapat bersaing, atau bersosialisasi dengan orang lain. Apatis termasuk dari gejala depresi.

Kapan Harus ke Dokter?

Segera konsultasi dengan profesional kesehatan mental bila Anda merasakan ada yang tidak nyaman atau Anda tidak merasa baik-baik saja dengan diri sendiri. Sebelumnya, silakan cerita dengan orang yang Anda percaya tentang masalah Anda dan hubungi dokter bila Anda tidak lagi bisa mengatasinya sendiri.

Penyebab Apatis

Penyebab apatis adalah masalah pada bagian depan otak yang mengontrol emosi dan perilaku. Apatis bisa juga terjadi akibat gangguan neurologi dan kejiwaan, termasuk:

  • Penyakit Alzheimer.
  • Penyakit Huntington.
  • Demensia.
  • Cedera otak berat akibat pukulan.
  • Penyakit Parkinson.
  • Depresi persisten.
  • Stroke.
  • Frontotemporal.
  • Kelumpuhan supranuklear progresif.
  • Kondisi medis lainnya.

Berdasarkan penelitian, 70% penderita demensia tidak memilih motivasi dalam kehidupan. Sikap apati yang kronis dan parah dapat mengganggu berbagai aspek kehidupan.

Diagnosis Apatis

Berikut ini 4 kriteria yang digunakan untuk diagnosis sikap apati:

  • Penurunan motivasi hidup yang tidak sesuai dengan kondisi kesehatan, budaya, dan usia.
  • Perubahan perilaku, pemikiran, dan emosional yang kemudian menyulitkan diri sendiri dalam menyelesaikan berbagai hal dalam hidup.
  • Kualitas hidup berkurang, baik dalam kehidupan sosial, pribadi, dan hubungan profesional.
  • Perubahan perilaku yang bukan terkait kecacatan fisik, tingkat kesadaran, atau pengaruh zat tertentu.

Bila kondisi tersebut sudah terjadi lebih dari 4 minggu atau lebih, maka seseorang dianggap apati. Dokter Mungkin akan memeriksa dengan metode lain, termasuk:

  • Memeriksa riwayat medis Anda, termasuk kondisi kejiwaan dan neurologi.
  • Bertanya seputar perilaku dan kepribadian Anda.
  • Menggunakan pemeriksaan seperti MRI, CT, atau PET Scan untuk memastikan apakah ada kerusakan atau perubahan otak.
  • Memeriksa obat-obatan yang Anda gunakan, termasuk obat antidepresan.

 

Jenis Apatis

Berikut ini jenis apatis berdasarkan Jurnal PLOS One yang terbit tahun 2019:

  • Apatis Emosional. Kurang memiliki emosi positif dan negatif.
  • Sikap apatis. Kurangnya inisiatif untuk memulai sesuatu dari diri sendiri.
  • Apatis Umum. Kurangnya motivasi, respon emosional, dan tidak mau terlibat dalam hubungan sosial.

Sementara itu, berikut ini bentuk sikap apatis yang umum terjadi:

  • Bystander Apathy. Tidak berminat pada fenomena atau tidak peduli dengan orang lain yang membutuhkan bantuan.
  • Compassion Fatigue. Kelelahan emosional pada belas kasih, sehingga membuatnya tidak lagi peduli dengan orang lain.

Cara Mengatasi Sikap Apatis

Seseorang mungkin tidak menyadari memiliki sikap apati, sehingga sulit juga untuk ditangani. Bila penyebabnya sudah jelas akibat kondisi medis tertentu, maka perawatannya mungkin akan lebih terarah.

Berikut ini cara mengatasi apati:

1. Perawatan Psikologi

Lakukan beberapa cara ini untuk mengembalikan empati dan semangat hidup, termasuk:

  • Dorong diri Anda untuk berbicara dan berhubungan baik dengan teman terdekat Anda lagi.
  • Lakukan berbagai hal yang dulu sangat membuat Anda merasa hidup, mungkin berjalan-jalan di alam bebas, masak sesuatu, mencoba makanan enak, menonton film, dan sebagaimnya.
  • Coba mulai olahraga setiap hari, walaupun hanya 3 menit.
  • Buat rencana aktivitas harian, kegiatan kecil akan membantu Anda semangat lagi.
  • Beri diri sendiri penghargaan atau hadiah setelah menyelesaikan sesuatu.
  • Bicara dengan orang yang Anda percaya tentang kondisi Anda dan meminta mereka untuk mendukung Anda.
  • Konsultasi ke psikolog dan ikuti perawatan atau terapi yang disarankan.

 

2. Obat-obatan

Tidak ada obat khusus untuk menumbuhkan sikap apati pada seseorang, namun dokter mungkin memberi resep obat untuk membantu meningkatkan suasana hati Anda atau obat-obatan lain yang sesuai dengan kondisi medis Anda. Berikut ini beberapa contoh resep obat untuk kondisi terkait:

  • Antidepresan
  • Antidementia
  • Stimulan dopamin
  • Obat antipsikotik
  • Psikostimulan

Bila gejalanya sudah sangat parah, orang tersebut memerlukan terapi berkelanjutan. Silakan hubungi profesional kesehatan mental untuk opsi perawatan terbaik.

Komplikasi Sikap Apatis

Seseorang dengan sikap apati akan mengalami berbagai kesulitan hidup, termasuk menyelesaikan pekerjaan sehari-hari, melaksanakan tanggung jawab, atau bahkan tidak mengabaikan perawatan diri sendiri. Kondisi ini akan mengurangi kualitas hidupnya dan tentu berdampak negatif juga bagi orang-orang sekitar.

Cara Mencegah Sikap Apatis

Setiap orang pernah memiliki sikap apati, namun bisa dikontrol. Bila Anda merasa tidak lagi bersemangat atau tidak peduli dengan berbagai hal, mohon kontrol diri Anda dan segera kembali semangat untuk menjalani hidup. Bicarakan dengan orang terdekat, lakukan meditasi, olahraga, yoga, traveling, menulis, atau apa pun untuk mengekspresikan diri Anda. Jangan biarkan rasa acuh, abai, dan tidak peduli menguasai diri Anda.

 

  1. Nall, Rachel, MSN, CRNA. 2019. What You Should Know About Apathy. https://www.healthline.com/health/apathy. (Diakses pada 28 Januari 2021).
  2. Purse, Marcia. 2020. What Is Apathy? https://www.verywellmind.com/apathy-lethargy-and-anhedonia-379832. (Diakses pada 28 Januari 2021).
  3. Web MD. 2020. Apathy. https://www.webmd.com/mental-health/what-is-apathy#2-5. (Diakses pada 28 Januari 2021).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi