Urinoma adalah kondisi langka yang mengacu pada ekstravasasi urine—keluarnya urine ke jaringan sekitarnya—yang umumnya ditemukan di rongga perut atau abdomen (retroperitoneum). Simak penjelasan mengenai penyebab hingga cara mengatasinya di bawah ini.
Apa itu Urinoma?
Urinoma adalah kumpulan urine yang biasanya ditemukan di retroperitoneum (namun paling sering di perirenal), sebagai konsekuensi dari kebocoran saluran ginjal yang disebabkan oleh urinary obstruction, trauma, atau post-instrumentation.
Secara klinis, kondisi ini bisa sama sekali tidak menunjukkan gejala hingga sakit perut akut. Selain itu, kencing berdarah juga dapat menjadi petunjuk bahwa telah terjadi cedera.
Meski begitu, gejala urinoma yang terjadi tergantung pada tingkat keparahan cedera dan ketidakseimbangan elektrolit. Peningkatan kreatinin serum secara progresif dapat memandu pengobatan dan seberapa darurat intervensi perlu dilakukan.
Dalam banyak kasus, urinoma sering kali berukuran kecil dan akan diserap kembali tanpa intervensi apa pun. Sedangkan pada kasus cedera yang lebih signifikan atau urinoma yang lebih besar, prosedur medis diperlukan
Penyebab Urinoma
Beberapa faktor yang dicurigai menyebabkan hal ini adalah kerusakan ginjal, obstruksi yang mendasarinya, dan pecahnya sistem penyimpanan urine.
Terlepas dari lithiasic obstructive pathology dan trauma, kondisi ini adalah sesuatu yang jarang terjadi dalam praktik pediatrik, dan sangat terkait dengan adanya urinary obstruction, seperti posterior urethral valves (PUV) atau ureteropelvic junction obstruction (UPJO).
Sementara itu urinoma yang disebabkan oleh urinary obstruction secondary paling sering diakibat oleh:
- Calculus.
- Obstruksi persimpangan ureteropelvic.
- Retroperitoneal fibrosis.
- Keganasan retroperitoneal.
- Kanker ginjal, ureter, atau kandung kemih.
- Berbagai kondisi yang menyebabkan bladder outlet obstruction (obstruksi outlet kandung kemih).
Urinoma juga dapat disebabkan oleh abdominopelvic trauma (seperti trauma ginjal atau ruptur kandung kemih), pembedahan (cedera ureter), atau instrumen diagnostik, (ESWL atau ureteroskopi).
Baca Juga: 10 Gejala Infeksi Saluran Kemih yang Sering Tidak Disadari!
Diagnosis
Metode pemeriksaan yang umum dilakukan untuk mendiagnosis kondisi ini adalah fluoroskopi. Umumnya fluoroskopi dikombinasikan dengan pewarna kontras, suatu zat yang dimasukan ke tubuh pasien untuk menghasilkan gambar yang lebih jelas dan memudahkan dokter dalam membedakan suatu organ dengan area sekitarnya.
Beberapa metode yang dapat membantu diagnosis adalah intravenous pyelogram, USG, CT atau MRI scan
Perawatan Urinoma
Perawatan lini pertama biasanya melibatkan drainage catheter yang ditempatkan ke dalam urinoma dan penggunaan antibiotik.
Apabila prosedur ini gagal mengalirkan urine dengan tepat, percutaneous nephrostomy tube dapat ditempatkan untuk memfasilitasi drainase dengan ureteral stent. Sementara itu, rekonstruksi bedah dicadangkan untuk kasus yang parah.
Urinoma kecil biasanya diobati secara konservatif, sedangkan ukuran yang lebih besar, persisten atau simtomatik; drainase perkutan sering digunakan untuk mengobati penyebab yang mendasari kebocoran urine.
Kesadaran dini dan pengobatan segera adalah sesuatu yang penting dilakukan untuk menghindari tindakan yang lebih agresif. Pada beberapa kasus, perawatan konservatif yang dikombinasikan dengan metode drainase mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
Perlu diketahui, kegagalan untuk mendeteksi kondisi ini dapat menyebabkan abses, ketidakseimbangan elektrolit, hidronefrosis, dan urosepsis.
- Anonim. Urinoma. 2021. https://radiopaedia.org/articles/urinoma. (Diakses pada 14 Februari 2022).
- Goldwasser, Jason, Razwana Wahdat, dan James Espinosa, dll 2018. Urinoma: Prompt Diagnosis and Treatment Can Prevent Abscess Formation, Hydronephrosis, and a Progressive Loss of Renal Function. https://www.hindawi.com/journals/criem/2018/5456738/. (Diakses pada 14 Februari 2022).
- Gorincour, G, F. Rypens S, Toiviainen-Salo, dll. 2006. Fetal urinoma: two new cases and a review of the literature. https://obgyn.onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/uog.2830. (Diakses pada 14 Februari 2022).