Terbit: 17 July 2020
Ditulis oleh: Gerardus Septian Kalis | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Uremia adalah kondisi medis berbahaya yang menyebabkan urea menumpuk di dalam darah. Urea adalah salah satu kotoran yang biasanya disaring oleh ginjal. Jika penyakit ini tidak mendapatkan penanganan yang tepat, hal itu dapat membahayakan nyawa. Simak gejala uremia, penyebab, hingga cara mengatasinya di bawah ini.

Uremia: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Apa Itu Uremia?

Uremia adalah gejala utama gagal ginjal. Penyakit ini juga merupakan tanda tahap terakhir penyakit ginjal kronis. Saat ginjal tidak dapat menyaring racun atau kotoran tubuh (kreatinin dan urea) dengan baik, zat tersebut dapat memasuki aliran darah, dan ketika sudah masuk ke saraf pusat (otak) maka penderita dapat berhalusinasi dan berakibat fatal hingga meninggal.

Gejala Uremia

Kondisi ini memiliki gejala yang mirip dengan penyakit ginjal kronis. Kesamaan ini membuat seseorang yang memiliki penyakit ginjal yang mengalami gagal ginjal mungkin tidak menyadari bahwa mereka menderita uremia.

Orang dengan penyakit ginjal harus melakukan pemeriksaan darah dengan rutin untuk memastikan ginjal mereka bekerja dengan baik. Berikut adalah beberapa gejala yang harus Anda ketahui, di antaranya:

  • Sekelompok gejala yang disebut neuropati uremik atau kerusakan saraf karena gagal ginjal. Kondisi ini dapat menyebabkan kesemutan, mati rasa, atau sensasi listrik di tubuh, terutama tangan dan kaki. Jika urea sudah mencapai saraf pusat, maka penderita dapat berhalusinasi dan bingung.
  • Kelemahan, kelelahan, dan kebingungan. Gejala-gejala ini cenderung memburuk dari waktu ke waktu dan tidak hilang dengan istirahat atau perbaikan gizi.
  • Mual, muntah, dan kehilangan nafsu makan. Beberapa orang mungkin kehilangan berat badan karena masalah ini.
  • Sering kali, tanda pertama dari uremia adalah kehadiran urea dalam darah selama tes darah rutin.
  • Penderita uremia juga dapat menunjukkan tanda-tanda asidosis metabolik, kondisi di mana tubuh memproduksi terlalu banyak asam.
  • Tekanan darah tinggi.
  • Pembengkakan, terutama di sekitar kaki dan pergelangan kaki.
  • Kulit kering dan gatal.
  • Buang air kecil lebih sering karena ginjal bekerja lebih keras untuk membuang kotoran,  jika fungsi ginjal masih baik.
  • Jika fungsi ginjal sudah tidak baik, penderita bahkan tidak dapat buang air kecil

Kapan Waktu yang Tepat untuk ke Dokter?

Dalam beberapa kasus, uremia adalah kondisi yang dapat mengancam jiwa. Segera cari perawatan medis jika Anda memiliki salah satu gejala seperti di atas, terutama jika penderita tampak kebingungan, kehilangan kesadaran bahkan untuk sesaat, halusinasi, dan urine yang keluar sedikit. Kondisi kegawatan ini membutuhkan tindakan segera, yaitu cuci darah (hemodialisis).

Penyebab Uremia

Gagal ginjal kronis adalah kondisi yang dapat membuat ginjal tidak mampu menyaring kotoran dan menjaga darah tetap bersih. Meski kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai hal, diabetes dan tekanan darah tinggi adalah penyebab paling umum.

Diabetes menyebabkan kadar gula dalam darah menjadi tinggi sehingga dapat merusak ginjal, pembuluh darah, jantung, dan organ lainnya.

Sementara tekanan darah tinggi dapat merusak pembuluh darah di ginjal, membuatnya lemah, atau keras. Kerusakan ini dapat mempersulit kerja ginjal yang pada akhirnya menyebabkan gagal ginjal.

Penyebab lain gagal ginjal yang dapat menyebabkan uremia adalah:

  • Penyakit ginjal genetik, seperti penyakit ginjal polikistik.
  • Masalah dengan bentuk atau struktur ginjal, biasanya terjadi ketika bayi masih tumbuh dalam kandungan.
  • Penyakit autoimun seperti lupus.
  • Glomerulonefritis atau peradangan pada glomerulus. Glomerulus adalah bagian ginjal yang berfungsi untuk menyaring urea dan zat sisa lainnya dari tubuh.
  • Penyumbatan di dalam atau di sekitar ginjal. Batu ginjal besar, tumor ginjal, atau pembesaran prostat dapat membahayakan ginjal.
  • Infeksi saluran kemih atau ginjal kronis.

Faktor Risiko Uremia

Penyakit ginjal kronis adalah faktor risiko utama untuk uremia. Kondisi lain yang dapat meningkatkan risiko masalah pada ginjal, antara lain:

  • Riwayat keluarga dengan penyakit ginjal
  • Memiliki diabetes
  • Memiliki tekanan darah tinggi
  • Memiliki penyakit jantung

Selain beberapa faktor seperti di atas, orang tua lebih rentan terhadap gagal ginjal dan uremia dibandingkan orang muda. Seseorang yang memiliki kondisi penyakit ginjal kronis dan tidak menjalani prosedur dialisis atau tidak mengikuti anjuran pengobatan dari dokter, memiliki risiko yang lebih tinggi dibanding yang lain.

Diagnosis Uremia

Diagnosis biasanya dilakukan oleh dokter Spesialis Ginjal dan Hipertensi atau sering disebut nephrologist. Beberapa tes yang mungkin disarankan adalah:

  • Tes Darah

Tes ini diperlukan untuk mengukur kreatinin dan urea di dalam dalam darah. Dokter dapat menggunakan formula estimated glomerular filtration rate (eGFR) untuk mengukur seberapa banyak kreatinin.

Metode ini akan menunjukkan berapa banyak darah yang bisa dibersihkan ginjal setiap menit. Semakin rendah angkanya, semakin rusak kondisi ginjal Anda.

  • Tes Urine

Tes urine atau urinalisis berguna mendiagnosis penyakit serta memantau kondisi kesehatan dan fungsi ginjal. Terdapat banyak penyakit dan gangguan yang memengaruhi cara tubuh membuang kotoran dan racun.

Dokter akan mengambil sampel urine untuk mencari hal-hal seperti sel darah atau protein yang seharusnya tidak ada jika ginjal bekerja dengan baik.

Pengobatan Uremia

Uremia adalah keadaan darurat yang membutuhkan perawatan dengan segera. Orang dengan kondisi ini mungkin perlu dirawat di rumah sakit.

Pada dasarnya, pengobatan berfokus pada penyebab yang mendasarinya. Seorang dokter mungkin meresepkan obat tekanan darah atau obat untuk mengendalikan diabetes. Bahkan, dokter juga mungkin menyesuaikan penggunaan obat untuk seseorang yang memiliki penyakit autoimun tertentu.

Banyak orang yang memiliki penyakit uremia memerlukan dialisis (cuci darah), prosedur untuk membuang kotoran yang ada di dalam tubuh. Prosedur yang umum dikenal sebagai cuci darah ini dilakukan pada kondisi gagal ginjal, sering kali ditandai dengan pasien memiliki ureum dan kreatinin yang tinggi, disertai ketidakmampuan buang air kecil sehingga racun tubuh terus menumpuk.

Pada kasus yang lain, prosedur transplantasi ginjal mungkin diperlukan, yaitu mengganti organ ginjal yang rusak akibat gagal ginjal.

Komplikasi Uremia

Komplikasi untuk uremia bisa parah dan jika tidak ditangani dengan dialisis atau transplantasi, pada akhirnya kondisi ini bisa menyebabkan kematian. Namun, meski Anda sudah mendapatkan perawatan, beberapa komplikasi juga masih bisa terjadi, antara lain:

  • Masalah kardiovaskular.
  • Serangan jantung.
  • Gatal parah akibat ketidakseimbangan mineral.
  • Amiloidosis, penyakit langka yang menyebabkan persendian terasa sakit dan kaku.
  • Depresi.
  • Halusinasi.

Pencegahan Uremia

Orang dengan penyakit ginjal mungkin dapat mencegah kondisi ini dengan mengikuti rencana perawatan yang ditentukan oleh dokter.

Namun, strategi terbaik untuk mencegah uremia adalah menghindari gagal ginjal sejak awal, yaitu dengan mengurangi risiko tekanan darah tinggi dan diabetes. Mempertahankan indeks massa tubuh yang ideal, konsumsi makanan sehat, dan tetap aktif secara fisik juga dapat membantu mencegah kondisi ini.

 

  1. Anonim. What Are Uremia and Uremic Syndrome?. https://www.webmd.com/a-to-z-guides/uremia-uremic-syndrome#1-3. (Diakses pada 17 Juli 2020).
  2. Healthgrades Editorial Staff. Uremia. https://www.healthgrades.com/right-care/kidneys-and-the-urinary-system/uremia. (Diakses pada 17 Juli 2020).
  3. Villines, Zawn. 2017. All you need to know about uremia. https://www.medicalnewstoday.com/articles/320398. (Diakses pada 17 Juli 2020).
  4. Wells, Diana K. 2017. What Is Uremia?. https://www.healthline.com/health/uremia#symptoms. (Diakses pada 17 Juli 2020).

e


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi