Terbit: 4 February 2020
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Antonius Hapindra Kasim

Tuberkulosis atau TBC pada anak tergolong penyakit yang rentan sehingga patut diwaspadai! Ini bukan tanpa alasan, karena World Health Organization (WHO) atau Badan Kesehatan Dunia menyatakan bahwa sekitar 1,1 juta anak terkena TBC dan 205.000 meninggal akibat TBC pada tahun 2018 di seluruh dunia. Penyakit ini bahkan sering diabaikan dan mungkin sulit untuk didiagnosis dan diobati. Selengkapnya baca terus untuk mendapatkan informasi tentang TBC pada si kecil di bawah ini.

Tuberkulosis (TBC) pada Anak: Penyebab, Gejala, Pengobatan, dll

Apa Itu TBC pada Anak?

Tuberkulosis atau TBC adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri. TBC biasanya menyerang paru-paru, tetapi bisa juga menyerang bagian tubuh yang lain, seperti ginjal, tulang belakang, atau otak.

Penyakit TBC pada anak umumnya disebabkan oleh lingkungan sekitar dan bisa ditularkan oleh orang tuanya (yang terinfeksi) secara tidak sadar. Penyakit ini tergolong berbahaya tetapi terkadang sulit didiagnosis karena perkembangan bakteri TBC yang terhitung lambat. 

TBC pada anak terjadi dalam tiga tahapan, di antaranya:

1. Paparan

Tahap pertama ini terjadi ketika anak telah melakukan kontak dengan orang yang mungkin sedang menderita TBC. Tahap ini biasanya tanpa menimbulkan gejala TBC pada anak. Namun, untuk memastikannya, dokter mungkin akan menyarankan untuk menjalani beberapa pemeriksaan penunjang seperti: skoring TB, tes tuberkulin, atau rontgen dada.

2. Infeksi TBC Laten

Tahap ini terjadi ketika anak memiliki bakteri TBC dalam tubuhnya, tetapi bakteri tersebut tidak aktif (karena sistem imunitas melawan bakteri) dan tidak dapat menular ke orang lain. Bahkan tidak memiliki gejala awal TBC pada anak, tetapi masih harus minum obat agar tidak terkena penyakit TBC.

3. Penyakit TBC Aktif

Tahap berikutnya terjadi ketika anak mulai memiliki tanda dan gejala TBC aktif. Anak akan menjalani tes tuberkulin dan rontgen dada.

Jika bertanya apakah TBC pada anak menular atau tidak? Menular. Jika tidak segera diobati, penyakit ini dapat menular ke orang lain. 

Penyebab TBC pada Anak

TBC pada anak disebabkan oleh bakteri. Bakteri yang paling sering menyebabkan penyakit ini adalah Mycobacterium tuberculosis. Kebanyakan anak yang terinfeksi bakteri ini tidak pernah mengembangkan TBC aktif dan tetap dalam tahap TBC laten.

Bakteri TBC tersebar di udara ketika orang yang terinfeksi batuk, bersin, berbicara, atau tertawa. Anak biasanya tidak terinfeksi pada kontak pertama, kecuali telah berulang kali kontak dengan bakteri.

TBC kemungkinan tidak akan menyebar melalui barang-barang pribadi, seperti pakaian, tempat tidur, gelas, peralatan makan, toilet, atau barang-barang lain yang telah disentuh oleh orang yang terinfeksi TBC.

Faktor Risiko TBC pada Anak

Anak dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah dapat mengembangkan penyakit TBC aktif. Ini mencakup anak-anak yang memiliki kondisi berikut:

  • Menderita HIV
  • Diabetes
  • Mendapatkan perawatan dengan obat yang untuk melemahkan sistem kekebalan tubuh anak, seperti kortikosteroid atau kemoterapi

Selain itu, anak yang berisiko tinggi terhadap TBC, di antaranya:

  • Tinggal bersama orang dewasa yang sedang menderita TBC aktif
  • Tunawisma (tidak memiliki rumah tinggal tetap)
  • Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah
  • Lahir di negara dengan tingkat kasus TBC yang tinggi
  • Telah bepergian ke negara dengan kasus TBC yang tinggi
  • Tinggal di daerah yang tidak tersedia layanan kesehatan yang layak

Gejala TBC pada Anak

Gejala awal mungkin sedikit berbeda pada setiap anak, dan tergantung pada usianya. Namun, secara umum ciri-ciri TBC pada anak, di antaranya:

  • Demam
  • Batuk terus-menerus
  • Kesulitan bernapas
  • Kelelahan
  • Berkeringat di malam hari
  • Pembesaran kelenjar getah bening
  • Penurunan berat badan
  • Gizi buruk

Kapan Harus ke Dokter?

Segera periksakan ke dokter jika anak Anda mengalami demam yang tak kunjung reda, mengalami penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas, banyak berkeringat malam, atau batuk terus-menerus.

Kondisi tersebut biasanya merupakan tanda-tanda TBC, tetapi gejala tersebut juga mungkin hasil dari masalah medis lainnya. Untuk itu, dokter dapat melakukan serangkaian tes untuk membantu menentukan penyebabnya.

Komplikasi TBC pada Anak

Diagnosis biasanya lebih kompleks daripada orang dewasa, karena anak-anak tidak mudah menghasilkan dahak dan lebih sering mengembangkan TBC di luar paru. Anak-anak lebih rentan terhadap meningitis TBC dan TBC miliaria, dua bentuk TBC di luar paru, yang lebih sulit diobati daripada TBC paru.

Diagnosis TBC pada Anak

Infeksi TBC laten tidak menimbulkan tanda atau gejala, dan sekalipun melakukan rontgen dada tidak akan menunjukkan tanda-tanda infeksi. Dokter dapat mendiagnosis infeksi TBC laten dan penyakit TBC aktif dengan melakukan tes berikut:

1. Tes Tuberkulin

Tuberculin skin test (TST) atau tes tuberkulin dilakukan sebanyak dua langkah. Pertama, dokter menyuntikkan sedikit cairan (tuberculin) ke kulit di bagian bawah lengan. Kemudian, anak harus kembali 48-72 jam kemudian untuk pemeriksaan kulit. Jika kulit pada bekas suntikan dengan kondisi yang keras atau bengkak berarti anak memiliki bakteri TBC dalam tubuh.

2. Tes Darah

Tes ini dilakukan dengan pengambilan sampel darah lalu dikirim ke laboratorium untuk memeriksa keberadaan bakteri TBC.

3. Pemindaian

Jika tes tuberkulin positif, dokter kemungkinan akan melakukan rontgen dada atau CT scan. Tes ini mungkin menunjukkan bintik-bintik putih di paru-paru di mana sistem kekebalan tubuh telah menutup bakteri TBC, atau mungkin menunjukkan perubahan di paru-paru yang disebabkan oleh TBC aktif. Biasanya CT scan menghasilkan gambar yang lebih rinci daripada sinar-X.

Pengobatan TBC pada Anak

Perawatan untuk anak yang positif TBC mungkin harus menjalani rawat inap jangka pendek dengan pemberian obat-obatan.

Anak dengan TBC laten diberikan obat isoniazid yang dikonsumsi setiap hari selama enam sampai 12 bulan untuk membunuh kuman, atau mungkin anak akan mendapatkan obat lain yang lebih singkat.

Sementara TBC aktif, anak dapat diberi tiga sampai empat obat, terbagi dalam tahap awal atau intensif dan tahap lanjutan selama enam bulan atau lebih. Ini untuk memastikan obatnya bekerja efektif membunuh lebih banyak kuman dan mencegahnya menjadi kebal terhadap obat-obatan. Obat obatan yang paling sering digunakan adalah isoniazid, rifampin, ethambutol, dan pyrazinamide.

Anak-anak biasanya mulai membaik dalam beberapa minggu setelah awal perawatan. Setelah dua minggu dirawat dengan obat, anak biasanya tidak menularkan TBC. Perawatan harus sepenuhnya selesai seperti yang disarankan dokter. Penting bagi anak untuk meminum semua obat selama perawatan.

Perlu diingat, pengobatan TBC pada anak harus berkonsultasi dengan dokter tentang risiko, manfaat, dan kemungkinan efek samping dari semua obat-obatan tersebut.

Pencegahan TBC pada Anak

Penyakit ini dapat dicegah dengan beberapa langkah berikut:

  • Menghindari kontak dengan orang yang positif mengalami penyakit TBC aktif.
  • Menggunakan obat-obatan sebagai tindakan pencegahan dalam kondisi yang berisiko tinggi, sesuai dengan saran dan petunjuk dokter.
  • Menjaga pola makan yang sehat.
  • Rajin mencuci tangan dengan baik.
  • Tutup mulut menggunakan tisu ketika bersin atau batuk, untuk mencegah penyebaran penyakit.
  • Menggunakan masker.

 

Tuberkulosis Pada Anak – Halaman Selanjutnya: 2 3

 

  1. Anonim. 2019. Tuberculosis. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/tuberculosis. (Diakses 1 Maret 2020)
  2. Anonim. Tuberculosis (TB) in Children. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/15801-tuberculosis-tb-in-children. (Diakses 4 Februari 2020)
  3. Anonim. Tuberculosis (TB) in Children. https://www.urmc.rochester.edu/encyclopedia/content.aspx?contenttypeid=90&contentid=P02548. (Diakses 4 Februari 2020)
  4. Anonim. Tuberculosis. https://kidshealth.org/en/parents/tuberculosis.html. (Diakses 4 Februari 2020)
  5. Anonim. Tuberculosis TB. http://www.childrenshospital.org/conditions-and-treatments/conditions/t/tuberculosis-tb. (Diakses 4 Februari 2020)
  6. Anonim. Tuberculosis in children. http://www.emro.who.int/tuberculosis/strategy/children-tb.html. (Diakses 4 Februari 2020)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi