Trombositopenia adalah kondisi yang menimbulkan gejala seperti mudah memar dan pendarahan dari gusi atau hidung. Dalam kasus yang jarang terjadi, jumlah trombosit mungkin sangat rendah sehingga menyebabkan perdarahan yang berbahaya. Selengkapnya simak informasi tentang gejala, penyebab, pengobatan hingga pencegahannya di bawah ini.
Apa Itu Trombositopenia?
Trombositopenia adalah suatu kondisi di mana Anda memiliki jumlah trombosit darah (keping darah) yang rendah. Trombosit atau juga disebut platelet ini berfungsi untuk menghentikan pendarahan pada luka.
Trombositopenia sering disebabkan oleh adanya kelainan, seperti leukemia atau masalah sistem kekebalan tubuh atau merupakan efek samping dari minum obat tertentu. Kondisi ini dapat terjadi pada anak-anak dan orang dewasa.
Penyakit ini mungkin ringan dan menyebabkan beberapa tanda atau gejala. Dalam kasus yang jarang terjadi, jumlah trombosit mungkin sangat rendah sehingga menyebabkan perdarahan yang berbahaya.
Jumlah trombosit normal berkisar antara 150.000 sampai 450.000 per mikroliter (sepersejuta liter). Hanya sekitar 2/3 trombosit yang dilepaskan ke aliran darah yang bersirkulasi dalam darah dan sepertiga lainnya biasanya ditemukan di limpa. Siklus hidup trombosit biasanya sekitar 7 sampai 10 hari. Oleh karena itu, trombosit yang lama terus digantikan oleh yang baru.
Gejala Trombositopenia
Dalam kasus ringan, seperti ketika jumlah trombosit yang rendah disebabkan oleh kehamilan, biasanya tidak menimbulkan gejala apa pun. Namun, pada kasus yang lebih parah dapat menyebabkan perdarahan yang tidak terkendali, yang harus segera membutuhkan perhatian medis.
Jumlah trombosit yang rendah dapat menimbulkan gejala berikut:
- Mudah memar merah atau berlebihan (purpura)
- Ruam disertai bintik-bintik merah atau ungu kecil (petechiae)
- Mimisan
- Gusi berdarah
- Hidung berdarah
- Pendarahan berkepanjangan dari luka
- Perdarahan menstruasi yang berat
- Perdarahan dari dubur
- BAB berdarah
- Kencing berdarah
- Kelelahan
- Limpa yang membesar
- Penyakit kuning
Kapan Harus ke Dokter?
Jika Anda memiliki tanda atau gejala mengkhawatirkan, segera kunjungi dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Sementara pendarahan yang tidak kunjung berhenti adalah kondisi darurat medis. Sesegera mungkin cari bantuan medis jika Anda mengalami pendarahan yang tidak dapat dikontrol dengan teknik pertolongan pertama.
Penyebab Trombositopenia
Trombositopenia adalah penyakit yang dapat disebabkan oleh sejumlah kondisi atau penggunaan obat-obatan. Apa pun penyebabnya, trombosit yang bersirkulasi berkurang oleh salah satu atau beberapa faktor berikut:
1. Trombosit yang Terperangkap
Limpa adalah organ kecil seukuran kepalan tangan yang terletak tepat di bawah tulang rusuk di sisi kiri perut. Limpa berfungsi melawan infeksi dan menyaring bahan yang tidak diinginkan dari darah. Limpa yang membesar – yang dapat disebabkan oleh sejumlah gangguan – mungkin mengandung terlalu banyak trombosit yang menjadi penyebab trombositopenia.
2. Penurunan Produksi Trombosit
Trombosit diproduksi di sumsum tulang. Jika produksinya rendah, mungkin akan mengalami trombositopenia. Faktor-faktor yang dapat menjadi penyebab trombositopenia meliputi:
- Leukemia
- Beberapa jenis anemia
- Infeksi virus, seperti hepatitis C atau HIV
- Obat kemoterapi
- Kecanduan alkohol berat
3. Peningkatan Pemecahan Trombosit
Beberapa kondisi dapat menyebabkan tubuh menggunakan atau menghancurkan trombosit lebih cepat daripada yang diproduksi. Kondisi ini menyebabkan kekurangan trombosit dalam aliran darah. Beberapa dari kondisi tersebut meliputi:
- Kehamilan
- Trombositopenia imun
- Bakteri dalam darah
- Thrombotic thrombocytopenic purpura (TTP)
- Sindrom hemolitik uremik (SHU)
- Obat-obatan
Diagnosis Trombositopenia
Awalnya dokter akan bertanya tentang riwayat dan gejala medis yang diderita pasien. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mencari apakah ada memar, petechiae (bintik-bintik berwarna ungu), dan tanda-tanda trombosit rendah lainnya. Dokter juga akan memeriksa tanda-tanda infeksi, seperti demam atau ruam.
Pasien mungkin akan mendapatkan tes darah untuk mengukur berapa banyak trombosit yang dimiliki pasien. Jika jumlah trombosit turun menjadi di bawah 50.000, pasien dapat mengalami masalah pendarahan.
Dokter kemungkinan besar akan berkonsultasi dengan spesialis darah (ahli hematologi). Pasien mungkin akan mendapatkan tes lainnya, termasuk:
- Apusan darah untuk melihat trombosit menggunakan mikroskop dan melihat seberapa sehatnya pasien.
- Tes sumsum tulang untuk melihat sel apa yang ada dalam sumsum, seberapa penuh sumsum dengan sel, dan apakah ini normal.
- Tes untuk memeriksa apakah darah pasien membeku seperti seharusnya.
Komplikasi Trombositopenia
Pendarahan dalam yang berbahaya dapat terjadi ketika jumlah trombosit turun di bawah 10.000 trombosit per mikroliter. Meskipun jarang, trombositopenia yang parah dapat menyebabkan perdarahan ke otak. Kondisi ini tentu bisa berakibat fatal.
Pengobatan Trombositopenia
Jika jumlah trombosit tidak terlalu rendah, kemungkinan tidak perlu mendapatkan perawatan. Terkadang, jumlah trombosit akan naik ketika menghindari penyebabnya. Misalnya, jika mengonsumsi obat tertentu, dokter mungkin akan meminta Anda berhenti minum obat tersebut.
Sementara untuk trombositopenia berat, perawatannya meliputi:
- Obat steroid untuk menjaga tubuh dari menghancurkan trombosit jika masalahnya terkait dengan sistem kekebalan tubuh.
- Intravenous Immunoglobulin (IVIg) diberikan jika pasien tidak dapat menggunakan steroid atau jika membutuhkan jumlah trombosit yang lebih tinggi dengan cepat.
- Transfusi trombosit.
- Operasi untuk mengangkat limpa.
Jika gejala trombositopenia terus berlanjut meskipun sudah mendapatkan perawatan, dokter mungkin akan meresepkan obat-obatan, seperti eltrombopag, fostamatinib, dan romiplostim.
Pencegahan Trombositopenia
Berikut ini beberapa cara untuk mencegah pendarahan saat jumlah trombosit rendah:
- Jangan minum obat yang dapat memengaruhi seberapa baik trombosit bekerja, seperti aspirin dan ibuprofen.
- Kurangi alkohol atau hindari sama sekali karena dapat membuat perdarahan bertambah buruk.
- Jangan melakukan olahraga kontak, seperti sepak bola atau tinju, karena rentan cedera.
- Menggunakan sikat gigi lembut untuk melindungi gusi.
- Menggunakan sabuk pengaman saat berkendara atau berada di mobil.
- Mengenakan sarung tangan dan kacamata saat bekerja dengan alat-alat listrik untuk mencegah cedera.