Terbit: 17 February 2020 | Diperbarui: 20 June 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Apakah bayi Anda sulit menyusu? Waspadalah, bisa jadi itu disebabkan tongue tie. Apabila kondisi ini tidak segera ditangani, maka bisa mengalami berbagai masalah seperti kemampuan verbal, mulut, gigi, nutrisi, dan aktivitas lainnya. Ketahui penyebab, gejala, diagnosis, komplikasi, dan cara mengobatinya !

Tongue Tie: Penyebab, Gejala, Pengobatan, dan Lainnya

Apa Itu Tongue Tie?

Tongue tie adalah kelainan bawaan sejak lahir pada anak-anak dengan kondisi lidah seolah melekat di bagian bawah mulut. Hal ini terjadi karena frenulum lingual (jaringan tipis yang menghubungkan lidah bawah dengan mulut) berukuran lebih pendek dan lebih tebal dari ukuran normal.

Frenulum lingual yang pendek pun membatasi gerak lidah. Akibatnya, anak yang terlahir dengan kondisi ini biasanya sulit menyusu, menelan, dan mengalami gangguan bicara sejak dini.

Istilah medisnya adalah Ankyloglossia. Kata Ankyloglossia ini berasal dari bahasa Yunani, yaitu “agkilo” yang artinya melengkung dan “glossa” yang artinya lidah. Jadi, Ankyloglossia adalah lidah melengkung.

Kondisi ini bisa dialami anak laki-laki dan anak perempuan tetapi lebih sering terjadi pada anak laki-laki dibandingkan anak perempuan. Tidak sedikit juga diturunkan secara genetik.

Penyebab Tongue Tie

Penyebab tongue tie terkait dengan faktor genetik tertentu. Normalnya, frenulum lingual terpisah dan tidak melekatkan bagian bawah lidah dengan dasar mulut. Namun, bayi yang terlahir dengan kondisi ini memiliki frenulum lingual yang tidak normal sejak ia masih embrio.

Saat masih embrio, bayi tersebut memiliki lidah dan mulut yang menyatu. Seiring pertumbuhan dan perkembangan, lidah mulai terpisah dari dasar mulut tetapi hanya menyisakan frenulum yang pendek dan tebal.

Tongue tie bisa disebabkan karena perkembangan frenulum lingual yang tidak sempurna. Normalnya, frenulum lingual akan menipis dan menyusut seiring perkembangan embrio tetapi pada Ankyloglossia, frenulum lingual tetap tebal dan tidak menyusut.

Berikut ini adalah beberapa faktor risiko yang bisa meningkatkan risiko:

  1. Jenis kelamin – Bayi laki-laki memiliki faktor risiko yang lebih tinggi daripada bayi perempuan. Rasio perbandingan peluang terjadinya pada anak laki-laki dan perempuan bisa mencapai 3:1.
  2. Riwayat – Anak yang memiliki orang tua dengan tongue tie memiliki risiko yang lebih tinggi karena bisa diturunkan secara genetik.

Gejala Tongue Tie

Gejala bisa bersifat ringan hingga berat. Ada beberapa gejala yang mulai tampak sejak anak baru lahir dan ada pula beberapa gejala yang baru terlihat saat anak sudah besar.

Berikut ini adalah beberapa gejala yang terjadi sejak lahir:

  • Kesulitan mengangkat lidah ke gigi atas
  • Kesulitan menggerakkan lidah dari sisi kanan ke sisi kiri
  • Kesulitan menjulurkan lidah hingga melewati gigi depan bagian bawah
  • Penampakan lidah seperti memiliki lekuk, berbentuk hati, atau huruf V
  • Kesulitan dalam proses menyusu karena sulit menempelkan lidah ke payudara
  • Sering kali menyusu untuk waktu yang lama
  • Sering rewel karena mersa kelaparan
  • Berat badan sulit naik
  • Ada suara tidak umum saat menyusu

Berikut ini adalah beberapa gejala yang baru terlihat ketika anak sudah lebih besar:

  • Gangguan bicara
  • Sulit menelan makanan dan minuman
  • Lama saat makan
  • Tubuh cenderung kurus
  • Sering merasa lapar
  • Sulit menjilat (coba tes dengan es krim)
  • Sulit memainkan benda yang ditiup
  • Sulit mencium

Gejala tidak hanya bisa dilihat pada anak melainkan juga bisa dilihat pada ibunya. Ada beberapa gejala yang nampak pada ibu, seperti:

  • Puting sakit atau pecah-pecah
  • Sering nyeri atau perih  saat menyusui
  • Produksi ASI kurang karena bayi sulit mengisap, sehingga produksi ASI kurang dirangsang

Kapan Harus ke Dokter?

Segera temuilah dokter anak jika Anda melihat beberapa gejala pada anak Anda terlebih bila gejala tersebut juga nampak pada Anda sebagai seorang ibu yang menyusuinya. Hal ini bertujuan agar dokter bisa memastikan dan menindaklanjutinya.

Diagnosis Ankyloglossia

Dokter akan melakukan tindakan tertentu untuk menegakkan diagnosis Ankyloglossia (tongue tie). Tindakan tersebut berupa pemeriksaan fisik pada bagian bawah lidah dengan menggunakan alat tertentu, sehingga dokter bisa melihat penampilan dan kemampuan lidah anak Anda dengan jelas.

Hasil yang terlihat akan disimpulkan oleh dokter. Apabila anak Anda positif mengalami kondisi ini, maka sebaiknya mengikuti pengobatan yang disarankan oleh dokter. Pengobatan yang diabaikan bisa mengundang berbagai komplikasi.

Komplikasi Ankyloglossia

Apabila tidak segera mendapatkan penanganan tepat, maka akan menimbulkan beberapa komplikasi. Komplikasi yang muncul sering kali menyulitkan aktivitas anak.

Inilah beberapa komplikasi yang bisa dialamu anak:

  • Penampakan mulut dan gigi yang tidak normal
  • Cara makan yang tidak umum
  • Kurang gizi
  • Terlambat bicara atau gangguan bicara lainnya
  • Sering sakit karena sejak bayi sulit menyusu dan susah makan, sehingga imunitas tubuh kurang baik
  • Masalah bau mulut karena sisa-sisa makanan di bagian bawah lidah susah dibersihkan

Cara Mengobati Tongue Tie

Ada dua jenis pilihan pengobatan yang bisa dilakukan. Apabila sudah terdeteksi sejak lahir, biasanya akan disarankan oleh tim medis untuk segera dilakukan.

Berikut ini adalah beberapa cara mengobati yang bisa dilakukan:

1. Frenotomi

Frenotomi adalah tindakan bedah yang dilakukan dengan menggunting frenulum agar lidah bawah dan dasar mulut lebih terpisah. Pasca frenotomi, anak akan mengalami pendarahan sangat ringan dan bisa segera pulih.

2. Frenuloplasti

Pengobatan juga bisa dilakukan dengan menempuh frenuloplasti. Tindakan ini biasaknya dilakukan jika frenulum lingual terlalu tebal, sehingga tidak efektif bila dilakukan frenotomi. Apabila frenotomi bisa dilakukan tanpa obat bius, maka frenuloplasti dilakukan dengan membius anak.

 

  1. MayoClinic: Tongue-tie (ankyloglossia). https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/tongue-tie/symptoms-causes/syc-20378452 [diakses pada 8 Juli 2019]
  2. ClevelandClinic: Tongue-Tie (Ankyloglossia). https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17931-tongue-tie-ankyloglossia [diakses pada 8 Juli 2019]
  3. WebMD: What Is Tongue-Tie in Babies? https://www.webmd.com/children/tongue-tie-babies#1 [diakses pada 8 Juli 2019]
  4. NCBI: Ankyloglossia and its management. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3200025/ [diakses pada 8 Juli 2019]
  5. NCBI: Clinical Guidelines and Management of Ankyloglossia with 1-Year Followup: Report of 3 Cases. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3569881/ [diakses pada 8 Juli 2019]


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi