Terbit: 17 March 2020 | Diperbarui: 21 January 2022
Ditulis oleh: Devani Adinda Putri | Ditinjau oleh: dr. Jati Satriyo

Tinea capitis adalah infeksi jamur pada kulit kepala yang disebabkan oleh spesies dermatofita yaitu Microsporum dan Trichophyton. Gejalanya berupa rambut rontok, ruam, dan bercak terkelupas pada kulit kepala. Ketahui apa itu tinea capitis, gejala, penyebab, obat tinea capitis, dll.

Tinea Capitis: Gejala, Penyebab, Pengobatan, dll

Apa Itu Tinea Capitis?

Tinea capitis adalah infeksi jamur yang menyebabkan kurap di kulit kepala, titik hitam, bercak abu-abu seperti ketombe, ruam kulit kepala, pola pustula atau bernanah, dan kulit kepala berkerak. Infeksi jamur ini lebih sering terjadi pada anak laki-laki antara usia 3-7 tahun, namun semua orang dapat terpapar.

Infeksi jamur di kulit kepala ini disebabkan oleh spesies dermatofita seperti T. tonsurans, Microsporum, canis, M. audouinii, serta spesies Trichophyton lainnya yaitu T. schoenleinii dan T. violaceum yang dipaparkan melalui kontak langsung dari orang ke orang melalui penggunaan sisir, handuk, topi, bantal, atau helm bersama-sama.

Jamur tersebut menginfeksi kulit kepala dengan cara menembus saluran luar akar folikel rambut yang kemudian masuk dan menyerang akar rambut. Infeksi yang ditimbulkan dapat berupa tipe inflamasi dan non inflamasi. Infeksi tipe non inflamasi tidak berakibat parah, namun infeksi tipe inflamasi dapat memicu nodul nyeri dengan nanah dan alopecia atau kebotakan.

Gejala Tinea Capitis

Berikut ini gejala umum tinea capitis atau kurap kulit kepala:

  • Bercak bulat pada kulit kepala
  • Kulit kepala bersisik
  • Titik-titik hitam di rambut yang patah
  • Kulit kepala merah atau bintik-bintik botak
  • Rambut rontok
  • Nyeri pada kulit kepala
  • Kulit kepala terkelupas yang melebar
  • Demam ringan

Selain gejala di kulit kepala, area kulit lain yang mungkin terkena infeksi jamur atau kurap adalah:

  • Tangan
  • Paha
  • Kuku kaki
  • Kaki
  • Area kulit dada dan perut

Gejala ini hampir serupa dengan gejala psoriasis dan dermatitis seboroik. Apabila tidak segera diatasi, kerak gatal atau kerak di kulit akan bertambah luas dan menyebar.

Kapan Harus ke Dokter?

Segera hubungi dokter apabila Anda memiliki gejala infeksi jamur atau kurap pada kulit kepala seperti kerontokan, kerak kulit, gatal, nyeri pada kulit kepala, dan mengganggu penampilan. Gejala akan semakin menyebar bila tidak diatasi dengan segara. Sangat penting untuk mendapatkan diagnosis yang akurat dan perawatan yang cepat dan tepat.

 

Penyebab Tinea Capitis

Jamur akan tumbuh subur pada jaringan kulit mati yang sering terjadi di sekitar kuku, rambut, dan lapisan luar kulit pada area tubuh tertentu. Jamur tersebut menyukai tempat yang hangat dan lembap seperti kulit yang berkeringat.

Berdasarkan Centers for Disease Control and Prevention (CDC), terdapat setidaknya 40 spesies jamur dermatofita penyebab infeksi kulit, termasuk T. tonsurans, Microsporum, canis, M. audouinii, Trichophyton, T. schoenleinii, dan T. violaceum sebagai penyebabnya.

Jamur tersebut dipaparkan melalui beberapa cara, seperti:

  • Manusia ke Manusia: Kontak kulit langsung dengan orang yang terinfeksi.
  • Objek ke Manusia: Bila Anda berbagi sisir, topi, helm, bantal, seprai, pakaian, dll dengan orang yang terinfeksi.
  • Hewan ke Manusia: Paparan jamur dari anjing, kucing, sapi, kambing, babi, dan kuda yang terinfeksi jamur.

Jamur yang tumbuh di bagian tubuh yang berkeringat, lembap, dan kotor akan berkembang dan menyebar dengan subur bila tidak ditangani dengan cepat.

Faktor Risiko Tinea Capitis

Berikut ini beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang terkena infeksi jamur:

  • Usia: Balita dan anak kecil usia sekolah lebih rentan terkena infeksi jamur.
  • Paparan dari Anak Lain: Infeksi jamur umum dipaparkan di tempat umum dimana anak-anak beraktivitas dan melakukan kontak fisik dengan anak lain yang terinfeksi jamur kulit.
  • Paparan dari Hewan Peliharaan: Kucing dan anjir rentan terkena infeksi jamur tanpa gejala dan mungkin menularkannya ke manusia melalui sentuhan.

Selain itu, anak laki-laki juga lebih sering terkena infeksi jamur karena kegiatan sehari-hari mereka seperti bermain di luar, berkeringat, dan cenderung belum peka untuk memerhatikan kebersihan tubuh.

 

Diagnosis Tinea Capitis

Umumnya, dokter akan melakukan diagnosis dengan pemeriksaan visual kulit. Dokter akan menggunakan lampu khusus bernama Wood’s lamp untuk memerhatikan gejala tinea capitis atau infeksi jamur.

Selain itu, dokter mungkin juga akan mengambil sampel kulit dari bercak atau rambut yang rontok. Sampel tersebut akan diamati lebih lanjut di laboratorium selama sekitar 3 minggu.

Pengobatan Tinea Capitis

Dokter akan menyarankan Anda untuk menjalani hidup bersih dan sehat dengan cara rajin keramas dengan sampo khusus untuk mengatasi dan menghentikan pertumbuhan jamur. Dokter juga akan memberikan obat tinea capitis.

Berikut ini cara mengatasi tinea capitis:

1. Menjaga Kulit Tetap Kering

Infeksi jamur tumbuh subur di kulit yang lembap dan kotor. Anda harus menjaga kulit agar tetap kering dan bersih. Jangan biarkan rambut Anda basah karena keringat terlalu lama serta segera keringkan rambut Anda setelah keramas.

2. Mencuci dan Tidak Berbagi Benda-Benda yang Digunakan

Infeksi jamur adalah infeksi menular yang dapat terpapar melalui benda-benda seperti sarung bantal, sprei, topi, helm, pakaian, dll. Jadi, secara teratur Anda harus mengganti dan mencuci barang-barang tersebut yang biasa digunakan. Serta, hindari berbagi atau menggunakan barang-barang tersebut dengan orang lain untuk mencegah paparan jamur.

3. Membersihkan Peralatan Rambut

Anda mungkin jarang membersihkan alat-alat untuk rambut seperti sisir dan alat tata rambut lainnya. Jamur dapat berkembang di alat-alat yang kotor tersebut dan memaparkannya ke kulit kepala. Membersihkan semua peralatan yang biasa Anda gunakan dapat mengurangi risiko terinfeksi paparan.

4. Sampo Khusus Antijamur

Dokter akan meresepkan sampo obat untuk mengatasi jamur dan mencegah pertumbuhan jamur. Sampo obat antijamur ini umumnya mengandung ketoconazole atau selenium sulfide.

Sampo ini tidak membunuh jamur, namun hanya menekan penyebarannya jadi Anda tetap harus menggunakan perawatan kombinasi dengan obat tinea capitis oral atau topikal.

 

5. Obat Antijamur

Obat tinea capitis menggunakan obat antijamur seperti griseofulvin dan terbinafine hydrochloride. Obat ini dapat menghentikan dan membunuh pertumbuhan jamur. Orang yang terinfeksi biasanya perlu minum obat antijamur selama 1-3 bulan.

Gunakan obat tinea capitis sesuai dengan resep dokter untuk mengurangi risiko efek samping seperti sensitivitas matahari, muntah, sakit perut, kelelahan, pingsan, pusing, reaksi alergi, dan demam.

Komplikasi Tinea Capitis

Dalam kondisi yang lebih parah, tinea capitis dapat menyebabkan kerion atau peradangan kulit parah dengan gejala nyeri dan menyakitkan. Kerion adalah pembengkakan bernanah di kulit kepala dan menyebabkan kerontokan rambut dan bekas luka permanen.

Pencegahan Tinea Capitis

Berikut ini beberapa cara mencegah tinea capitis:

  • Waspadai risiko dan pengetahuan tentang infeksi jamur atau kurap yang sangat menular.
  • Keramas secara teratur, terutama untuk anak-anak yang sering berkeringat.
  • Jaga kebersihan dengan cara cuci tangan secara teratur untuk menghindari penyebaran infeksi jamur.
  • Jaga kebersihan umum terutama di tempat umum seperti sekolah, pusat penitipan anak, atau tempat bermain.
  • Hindari hewan peliharaan yang terinfeksi. Bila Anda memiliki hewan peliharaan, rawat dengan baik agar tidak terpapar jamur atau infeksi lain.
  • Jaga barang-barang pribadi Anda seperti topi, handuk, pakaian, dll agar tidak terpapar dari anak lain yang mungkin terinfeksi.

Itulah cara mencegah tinea capitis. Apabila Anda sudah terinfeksi, konsultasi dengan dokter dan minum obat sesuai resep karena infeksi ini cenderung sembuh lebih lama. Selalu jaga kebersihan dan kesehatan Anda serta orang-orang terdekat Anda agar terhindar dari paparan jamur, virus, bakteri, dan kuman berbahaya lainnya.

 

  1. Bergen, Teresa. 2017. Ringworm of the Scalp (Tinea Capitis). https://www.healthline.com/health/tinea-capitis. (Diakses pada 17 Maret 2020).
  2. Eske, Jamie. 2019. What to know about tinea capitis. https://www.medicalnewstoday.com/articles/326665. (Diakses pada 17 Maret 2020).
  3. MayoClinic. 2018. Ringworm (scalp). https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/ringworm-scalp/symptoms-causes/syc-20354918. (Diakses pada 17 Maret 2020).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi