Terbit: 9 October 2017
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Tindak lanjut sangat penting untuk memastikan infeksi pada prostat telah sembuh. Misalnya, pada prostatitis bakteri kronis, tes lanjutan setelah perawatan antibiotik telah berhenti mungkin mengindikasikan bahwa diperlukan waktu tambahan untuk menghentikan atau mengendalikan infeksi. Beberapa pasien mungkin mendapat manfaat dari pemeriksaan tindak lanjut tambahan jika kelainan saluran kencing ditemukan.

Infeksi Prostat – Tindak Lanjut, Pencegahan, dan Prognosis

Faktor risiko prostat dan pencegahan
Ada beberapa faktor risiko yang tidak dapat dicegah sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi prostat akut dan kronis. Faktor risiko tersebut meliputi:

  • seorang pria muda atau setengah baya
  • mengalami trauma pelvis
  • infeksi prostat sebelumnya
  • stres dan genetika

Metode pencegahan atau lebih tepatnya, metode untuk mengurangi kemungkinan infeksi prostat, adalah menjaga asupan cairan tubuh dengan baik, hindari penyakit menular seksual, dan hindari cedera ringan atau tidak terdeteksi dengan bersepeda atau menunggang kuda, atau aktivitas lain yang dapat menyebabkan cedera pangkal paha.

Prognosis
Prognosis untuk infeksi prostat bakteri akut biasanya baik jika ditangani dengan tepat dengan antibiotik yang efektif. Prognosis untuk infeksi prostat bakteri kronis kurang atau tergantung individu karena infeksi prostat bakteri kronis merupakan penyakit rekuren (berulang) dan sulit disembuhkan, dan tingkat kesembuhannya lebih sedikit dari tipe infeksi prostat bakteri akut.

  • Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa setiap infeksi prostat meningkatkan risiko urinalisis.
  • Hanya sedikit pria dengan prostatitis bakteri akut yang menjadi prostatitis bakteri kronis. Setelah pasien sembuh, dokter harus mengevaluasi saluran kemih bagian atas mereka.
  • Hanya setengah dari pria dengan prostatitis bakteri kronis yang akan disembuhkan (70% dalam beberapa penelitian). Relaps sering terjadi dan dapat menyebabkan masalah psikologis, terutama depresi.

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi