Takikardi supraventrikular dapat ditemukan pada anak-anak yang sehat, remaja, dan pada beberapa orang dengan penyakit jantung yang mendasarinya. Kebanyakan orang yang mengalaminya hidup normal tanpa ada keterbatasan. Takikardi supraventrikular sering terjadi pada episode dari irama normal. Ketika takikardia terjadi, biasanya disebut takikardi supraventrikular paroksismal (sering disingkat PSVT). Takikardia supraventrikular dapat menjadi kronis (panjang dan berkelanjutan).
Berikut ini adalah daftar kondisi yang sesuai di bawah definisi yang luas dari SVT:
- Sinus takikardia.
- Inappropriate sinus takikardia (IST).
- Sinus nodal reentrant takikardia (SNRT).
- Atrial takikardi.
- Atrial takikardia multifokal (MAT).
- Atrial flutter (AF).
- Atrial fibrilasi (A fib).
- Paroxysmal supraventricular tachycardia (PSVT, juga disebut AV nodal reentrant tachycardia atau AVNRT dan AV reentrant tachycardia atau AVRT, bagian dari PSVT).
- Takikardia ektopik Junctional (JET).
- Nonparoxysmal takikardia junctional (NPJT).
Irama yang paling umum adalah sinus takikardia (irama jantung yang dihasilkan dari aktivitas seperti bekerja, olahraga), atrial fibrilasi, atrial flutter, dan takikardia supraventricular paroksismal (PSVT). Takikardia supraventrikular lainnya yang jarang didiagnosis.
Ada dua masalah semantik dalam literatur dengan takikardia supraventrikular (SVTs). Dari definisi yang ketat tetapi sangat luas, sebuah SVT dapat disebabkan penyebab supraventrikular. Akibatnya, fibrilasi atrium, atrial flutter, takikardi supraventrikular paroksismal, dan bahkan yang normal akibat olahraga juga bisa termasuk dalam terminologi ini.
Takikardi Supraventrikuler (SVT) – Halaman Selanjutnya: 1 2 3 4 5 6