Otot yang nyeri saat digerakkan mungkin terlihat biasa saja, padahal bisa jadi ini pertanda tendinitis. Ketahui lebih lanjut mengenai radang tendon mulai dari ciri dan gejala, penyebab, pengobatan, hingga pencegahannya berikut ini!
Apa Itu Tendinitis?
Tendinitis adalah suatu kondisi di mana tendon mengalami peradangan (inflamasi). Tendon sendiri merupakan jaringan ikat kuat dan berserat yang bertugas sebagai penghubung antara otot dan tulang. Masalah kesehatan yang satu ini lantas menyebabkan penderitanya mengalami rasa nyeri saat menggerakkan otot yang terdampak tersebut.
Seseorang dapat mengalami tendinitis akibat cedera yang terjadi secara tiba-tiba (akut) maupun cedera yang berlangsung secara perlahan (kronis). Gangguan kesehatan ini bisa menyerang bagian tubuh manapun, namun lebih umum terjadi di bagian-bagian tubuh seperti pergelangan kaki, lutut, siku, dan bahu.
Ciri dan Gejala Tendinitis
Nyeri otot merupakan salah satu kondisi yang umum terjadi, utamanya sehabis Anda melakukan aktivitas fisik seperti olahraga. Akan tetapi, nyeri otot bisa menjadi pertanda dari masalah ini apabila ciri atau gejala yang Anda rasakan adalah sebagai berikut:
- Nyeri otot, terutama saat digerakkan
- Otot semakin terasa nyeri apabila disentuh
- Otot membengkak
- Otot terasa lunak
Kapan Harus Periksa ke Dokter?
Tendinitis yang masih dalam kategori ringan mungkin bisa diatasi secara mandiri dengan cara membatasi gerak anggota tubuh yang terdampak tersebut atau mengompresnya dengan ice pack. Anda baru disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter apabila nyeri otot sudah berlangsung selang beberapa hari dan bahkan semakin parah intensitasnya.
Penyebab Tendinitis
Penyebab tendinitis yang paling umum adalah adanya gerakan berulang saat melakukan suatu aktivitas fisik. Namun pada beberapa kasus, peradangan juga bisa terjadi karena cedera akut.
Berdasarkan penyebabnya, penyakit ini diklasifikasikan ke dalam beberapa jenis, yaitu:
1. Medial Epicondylitis
Adalah peradangan yang terjadi ketika tendon yang menempel pada epikondilus medialis siku membengkak. Jika Anda meletakkan tangan ke samping dengan telapak tangan menghadap ke depan, epikondilus medial adalah bagian tulang siku yang paling dekat dengan tubuh. Gerakan berulang yang melibatkan fleksi dan rotasi pergelangan tangan dapat menjadi penyebabnya.
2. Lateral Epicondylitis
Jenis ini terjadi ketika yang meradang adalah tendon yang menempel pada epikondilus lateral siku. Kontradiktif dengan epikondilus medial, epikondilus lateral adalah bagian tulang siku yang posisinya paling jauh dari tubuh Anda. Gerakan berulang yang melibatkan perpanjangan dan putaran pergelangan tangan dapat menyebabkan tendinitis siku ini.
3. Rotator Cuff Tendinitis
Jenis ini umumnya disebabkan oleh olahraga yang membutuhkan gerakan lengan di atas kepala berulang kali. Gerakan berulang ini menyebabkan peradangan pada rotator cuff, yakni otot yang bertugas mengendalikan rotasi bahu.
4. Bicipital Tendinitis
Jenis yang satu ini terjadi ketika tendon yang menempel pada otot biseps (terletak di bagian depan lengan) mengalami peradangan.
5. Patela Tendinitis
Patela tendinitis adalah jenis peradangan tendon yang biasanya disebabkan oleh gerakan seperti melompat atau berlari.
6. Popliteus Tendinitis
Jenis peradangan tendon yang satu ini umumnya disebabkan oleh gerakan seperti berlari atau berjalan di jalan turunan yang dilakukan secara berulang.
7. Achilles Tendinitis
Sama seperti poin sebelumnya, peradangan ini terjadi akibat berjalan di jalan yang menurun. Selain itu, gerakan seperti melompat dan lainnya yang membutuhkan kekuatan otot betis juga menjadi penyebab Achilles tendinitis ini.
8. Peroneum Tendonitis
Jenis ini menyerang tendon yang terletak di sisi pergelangan kaki. Penyebab seseorang mengalami kondisi ini antara lain aktivitas mendaki gunung (Hiking) dan bermain tenis.
9. Tenosinovitis de Quervain
Tenosinovitis de Quervain adalah peradangan pada tendon yang terletak di sisi ibu jari pergelangan tangan. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh gerakan berulang pada pergelangan tangan, seperti mengangkat anak-anak kecil dari bawah ketiak mereka.
Faktor Risiko Tendinitis
Penyakit ini juga bisa dipengaruhi oleh sejumlah faktor risiko berikut ini:
- Bertambahnya usia
- Riwayat penyakit rheumatoid arthritis
- Kebiasaan merokok
- Menderita penyakit diabetes
- Gerakan yang berulang semisal menyapu
- Gerakan yang menghentak semisal olahraga tenis
Diagnosis Tendinitis
Tahapan-tahapan yang dilakukan oleh dokter guna mendiagnosis masalah kesehatan yang satu ini adalah sebagai berikut:
1. Anamnesis
Pertama-tama, dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan terkait dengan keluhan yang dialami oleh pasien. Pertanyaan meliputi:
- Apa saja gejala yang dirasakan?
- Sudah berapa lama kondisi ini berlangsung?
- Apakah pernah mengalami kondisi ini sebelumnya? Jika ya, seberapa sering?
- Aktivitas fisik apa saja yang dilakukan sehari-hari?
- Apakah sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu?
- Apakah memiliki riwayat penyakit?
2. Pemeriksaan Fisik
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pasien, dalam hal ini area tubuh yang diduga mengalami peradangan tersebut. Melalui pemeriksaan fisik ini, dokter bisa mengetahui jenis tendinitis dan tingkat keparahannya.
3. Pemeriksaan Penunjang
Guna menguatkan diagnosis, dokter mungkin juga akan melakukan pemeriksaan penunjang yang umumnya meliputi:
- X-Ray
- Ultrasonografi (USG)
- MRI
Pengobatan Tendinitis
Pengobatan disesuaikan dengan jenis dan tingkat keparahan yang dialami. Berikut adalah beberapa metode pengobatan yang biasa dilakukan.
1. Pengobatan Mandiri
Apabila masih dalam kategori ringan, Anda bisa mengatasinya secara mandiri melalui cara-cara berikut ini:
- Mengistirahatkan bagian tubuh yang terdampak untuk sementara waktu
- Memasang bidai (perban elastis) pada area tubuh yang terdampak
- Mengompres area tubuh yang terdampak dengan air es atau ice pack
Apabila kondisi sudah membaik, Anda bisa melakukan latihan ringan seperti stretching guna mengembalikan kekuatan dan mobilitas area tubuh yang terdampak.
2. Obat-obatan
Dokter juga mungkin akan merekomendasikan obat antiinflamasi nonsteroid yang seperti ibuprofen atau meloxicam yang tujuannya untuk membantu meredakan peradangan otot dan rasa nyeri.
Jika peradangan tergolong berat, dokter biasanya akan memberikan suntikan kortikosteroid pada otot yang meradang tersebut. Hal ini dapat membantu mengurangi rasa sakit dan pembengkakan, namun sebaiknya tidak dilakukan lebih dari beberapa kali karena steroid dapat melemahkan tendon.
3. Pengobatan Lainnya
Pengobatan lainnya yang dapat dilakukan untuk mengatasi tendinitis ini meliputi terapi fisik bahkan operasi untuk membebaskan tekanan (release) otot yang mengalami peradangan.
Pencegahan Tendinitis
Kondisi ini tentunya dapat dicegah. Cara mencegah tendinitis yang bisa Anda lakukan si antaranya sebagai berikut:
- Pemanasan dan pendinginan yang tepat selama berolahraga
- Gunakan teknik yang tepat selama olahraga atau aktivitas fisik lainnya.
- Batasi gerakan berulang dari otot yang terkena.
- Hentikan aktivitas fisik jika ada tanda-tanda rasa sakit.
- Anonim. Tendinitis – Symptoms and Causes. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/tendinitis/symptoms-causes/syc-20378243 (Diakses pada 14 Juli 2020)
- Brazier, Y. 2017. Tendinitis: Symptoms, causes, and treatment. https://www.medicalnewstoday.com/articles/175596#types (Diakses pada 14 Juli 2020)
- Pietrangelo, A. 2019. What Is Tendinitis? https://www.healthline.com/health/tendinitis#symptoms (Diakses pada 14 Juli 2020)