Terbit: 4 April 2020
Ditulis oleh: Mutia Isni Rahayu | Ditinjau oleh: dr. Antonius Hapindra Kasim

TBC usus adalah infeksi bakteri yang menyerang pencernaan. TBC atau TB memang paling sering menyerang paru, namun ternyata bakteri penyebab TBC dapat juga menyebar ke bagian tubuh lainnya. Bakteri yang menyebar ke saluran pencernaan dapat menyebabkan infeksi lainnya, salah satunya adalah TBC usus. Ketahui selengkapnya tentang penyakit ini melalui artikel ini!

TBC Usus: Penyebab, Gejala, Pengobatan, dll

Apa Itu TBC Usus?

TBC usus atau tuberkulosis usus adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang terjadi di usus. Bakteri ini sebenarnya paling banyak menginfeksi paru-paru, namun dapat juga menyebar ke organ tubuh lainnya seperti saluran pencernaan.

TBC usus adalah salah satu jenis TBC perut yang paling umum. Bagian usus yang paling sering terkena adalah ileum yang merupakan bagian terakhir dari usus halus.

Selain menyerang usus, TBC perut juga dapat menyerang organ lain seperti peritoneum, kerongkongan, lambung, pankreas, kelenjar getah bening, dan hati.

TBC usus dapat terjadi bersama dengan TBC paru. Sekitar 15-25 pasien dengan TBC perut juga memiliki TBC paru di waktu yang bersamaan.

Penyakit ini memang tidak seumum TBC paru dan gejala klinisnya mirip dengan gangguan pencernaan pada umumnya. Hal ini yang membuat kebanyakan kasus tuberkulosis usus terlambat untuk dideteksi.

Perawatan TBC usus tidak berbeda jauh dengan TBC paru, kecuali jika terjadi komplikasi. Beberapa komplikasi yang terjadi akibat penyakit ini membutuhkan prosedur pembedahan sebagai penanganan.

Penyebab TBC Usus

Secara umum penyebab kondisi ini adalah infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Terdapat beberapa cara di mana tuberkulosis ini dapat sampai ke usus, berikut adalah beberapa jalurnya:

  • Menelan dahak yang terinfeksi
  • Bersama makanan yang mungkin membawa bakteri ini seperti susu yang tidak dipasteurisasi atau daging yang tidak matang
  • Menyebar melalui saluran limfatik dari kelenjar yang terinfeksi

Bakteri penyebab TBC dapat melakukan perjalanan di dalam tubuh melalui darah. Hal ini yang membuat seseorang yang memiliki TBC paru dapat juga mengembangkan TBC di luar paru seperti TBC tulang atau TBC usus ini.

Faktor Risiko TBC Usus

Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengembangkan kondisi ini meliputi:

  • Sirosis
  • Infeksi HIV
  • Diabetes melitus
  • Penggunaan dialisis peritoneum
  • Pengobatan dengan anti-tumor necrosis factor (TNF)
  • Bepergian ke daerah endemik TBC

Gejala TBC Usus

Ciri-ciri TBC usus meliputi:

  • Kolik usus (sakit perut berat)
  • Perut terasa penuh
  • Diare kronis
  • Mual
  • Muntah
  • Konstipasi
  • Pendarahan saluran pencernaan
  • Penumpukan cairan di perut
  • Pembesaran kelenjar getah bening
  • Demam
  • Kelelahan
  • Berkeringat ketika malam
  • Penurunan berat badan

Gejala TBC usus yang muncul pada setiap orang dapat berbeda-beda, bergantung pada lokasi yang terinfeksi dan jenis lesi.

Komplikasi TBC Usus

Penyakit ini dapat menyebabkan beberapa komplikasi seperti:

  • Perforasi (terbentuknya lubang pada saluran pencernaan
  • Abses
  • Fistula
  • Perdarahan
  • Obstruksi usus

Diagnosis TBC Usus

Pertama-tama dokter akan bertanya tentang gejala dan riwayat kesehatan secara keseluruhan. Dokter akan bertanya apakah Anda memiliki riwayat infeksi TBC atau belakangan pergi ke daerah endemik TBC. Setelah itu dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik.

Apabila Anda terduga memiliki TBC, dokter akan menyarankan beberapa pemeriksaan lanjutan lainnya. Pemeriksaan tersebut dapat meliputi:

  • CT scan
  • Analisis cairan asites (cairan pada rongga perut)
  • Biopsi

Pengobatan TBC Usus

Pengobatan bergantung pada tingkat keparahan penyakit. Dalam beberapa kasus, obat-obatan dapat membantu, namun pembedahan mungkin diperlukan apabila TBC telah menyebabkan komplikasi. Berikut adalah pengobatan untuk tuberkulosis usus:

1. Obat-obatan

Terapi antituberkulosis untuk TBC usus dengan obat-obatan pada dasarnya sama seperti pengobatan TBC paru. Jenis obat mungkin dibedakan apabila pasien memiliki infeksi HIV atau resistensi terhadap obat.

Jenis obat-obatan yang paling umum digunakan sebagai terapi antituberkulosis meliputi:

  • Isoniazid
  • Rifamycin
  • Ethambutol
  • Pyrazinamide

Gejala seperti demam biasanya akan hilang dalam waktu satu minggu perawatan. Gejala lainnya biasanya akan mulai membaik dalam waktu dua minggu.

Apabila dalam waktu dua minggu tidak terjadi perubahan, dokter perlu mengevaluasi diagnosis untuk memastikan ada atau tidaknya penyakit lain yang mungkin menimbulkan gejala.

Setelah gejala membaik, bukan berarti pengobatan langsung dihentikan. Sama seperti TBC paru, penyakit ini juga membutuhkan paling tidak 6 bulan penggunaan obat untuk dapat sembuh. Pada kasus yang lebih berat, pengobatan mungkin membutuhkan waktu lebih dari 6 bulan.

2. Pembedahan

Pembedahan diperlukan apabila pasien mengalami komplikasi seperti perforasi, abses, fistula, perdarahan, atau obstruksi tingkat tinggi. Bentuk operasi yang dilakukan akan menyesuaikan dengan kondisi dan juga kebutuhan pasien.

Jenis operasi yang paling umum adalah pengangkatan bagian usus yang terinfeksi. Setiap bentuk operasi memiliki risiko yang berbeda-beda. Diskusikan dengan dokter tentang jenis operasi yang paling dibutuhkan dan apa saja manfaat serta risiko dari prosedur pembedahan tersebut.

Angka kematian untuk tuberkulosis usus berkisar antara 8-50%. Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan angka kematian meningkat seperti usia lanjut, keterlambatan pengobatan, hingga munculnya sirosis.

Pencegahan TBC Usus

Berikut adalah beberapa cara yang mungkin dapat Anda lakukan untuk mencegah penyakit ini:

  • TBC sangat mudah menular, hindari tinggal dalam satu ruangan bersama orang yang sedang menjalani pengobatan TBC di minggu-minggu pertama.
  • Hindari konsumsi makanan atau minuman yang mungkin terkontaminasi bakteri.
  • Jika Anda memiliki TBC paru, jangan menelan dahak.
  • Jika Anda menjalani terapi antituberkulosis, jalani pengobatan hingga selesai dan jangan pernah menghentikan penggunaan obat sebelum dokter mengizinkan Anda untuk berhenti.
  • Vaksin BCG (bacillus Calmette-Guerin) dapat membantu mencegah TBC pada bayi. Imunisasi BCG termasuk dalam imunisasi wajib untuk bayi di Indonesia, namun vaksin ini dianggap tidak efektif digunakan untuk orang dewasa.

 

  1. Ahuja, Vineet dkk. 2019. Abdominal tuberculosis. https://www.uptodate.com/contents/abdominal-tuberculosis. (Diakses 4 Februari 2020).
  2. Debi, Uma dkk. Abdominal tuberculosis of the gastrointestinal tract: Revisited. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4209546/. (Diakses 4 Februari 2020).
  3. Drew, Richard H dkk. 2019. Antituberculous drugs: An overview. https://www.uptodate.com/contents/antituberculous-drugs-an-overview. (Diakses 4 Februari 2020).
  4. Anonim. 2019. Tuberculosis. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/tuberculosis/symptoms-causes/syc-20351250. (Diakses 4 Februari 2020).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi