TB MDR adalah kondisi dimana penderita tuberkulosis mengalami resisten atau kekebalan terhadap dua obat penting penyembuhan TB, yaitu obat isoniazid dan rifampisin yang semakin memicu memburuknya kondisi penderita tuberkulosis tersebut. Ketahui apa itu TB MDR, penyebab, cara penularan, pengobatan, pencegahan, dll.
Apa Itu TB MDR?
TB MDR adalah Gangguan kesehatan tuberkulosis (TB) yang resistensi terhadap obat antituberkulosis. Penderita tuberkulosis tersebut kebal terhadap dua obat utama yang seharusnya dapat menyembuhkan penyakit tuberkulosis, yaitu obat isoniazid dan rifampisin. Tuberkulosis juga berisiko resisten terhadap dua obat atau obat yang lebih luas yang disebut dengan TB XDR (tuberkulosis extensively drug resistant).
TB MDR atau yang disebut juga dengan Multi-Drug Resistant Tuberculosis membuat kondisi pasien tuberkulosis semakin memburuk karena tubuhnya tidak merespon terhadap obat tuberkulosis paling kuat yang harusnya dapat menyembuhkan.
Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) di tahun 2010, Indonesia menempati posisi terbanyak penderita Tuberkulosis MDR di dunia dengan jumlah sekitar 8.900 kasus MDR-TB. Ini menempatkan Indonesia berada di peringkat 6 dari 27 negara dengan pasien TB MDR terbanyak.
Gejala TB MDR
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang umumnya ditularkan dari orang ke orang melalui udara. Tuberkulosis (TB) menyerang paru-paru dan dapat berpengaruh juga ke organ penting lainnya seperti otak, ginjal, dan tulang belakang.
Penyakit TB dapat disembuhkan dengan pengobatan intensif dan teratur. Umumnya, penderita tuberkulosis membutuhkan setidaknya 6 bulan pengobatan eksklusif dimana pasien harus minum obat secara teratur dan di bawah pengawasan. Bila tidak, pasien berisiko memiliki kondisi yang lebih parah atau kebal terhadap obat (TB MDR).
Sementara itu, tanda dan gejala Tuberkulosis MDR serupa dengan gejala saat Anda pertama kali didiagnosis menderita tuberkulosis. Ciri-ciri TB MDR meliputi:
- Batuk secara terus-menerus
- Batuk berdarah
- Merasa selalu lelah
- Berat badan menurun
- Demam
- Berkeringat di malam hari.
Gejala tuberkulosis yang Anda derita tidak kunjung membaik hingga memicu ke kondisi TB yang lebih serius.
Cara Penularan TB MDR
Cara penularan Multi-Drug Resistant Tuberculosis sama dengan penyebaran TB biasa. Tuberkulosis MDR disebabkan oleh penanganan tuberkulosis yang tidak tepat atau seseorang yang ditularkan tuberkulosis dari orang lain, dimana bakteri penyebab tuberkulosis berkembang dengan daya tahan lebih kuat terhadap obat antimikroba TB.
Penyebab TB MDR
Berikut ini adalah faktor risiko yang memicu penderita tuberkulosis mengembangkan penyakitnya menjadi Tuberkulosis MDR, yaitu:
- Tidak minum obat secara teratur.
- Tidak minum semua obat yang diresepkan.
- Tidak menghabiskan semua obat sesuai dengan jadwal.
- Berada di daerah yang rentan bakteri TB.
- Penyakit TB kambuh.
- Terpapar bakteri tuberkulosis dari penderita Tuberkulosis MDR.
Sementara itu, penyebab Tuberkulosis MDR adalah ketika pasien tuberkulosis tidak melakukan pengobatan tuberkulosis yang dianjurkan, meliputi:
- Pasien TB tidak menyelesaikan pengobatan TB secara penuh.
- Pasien meminum obat yang salah, baik dosis atau jadwal minum obat yang salah.
- Obat TB yang dibutuhkan tidak tersedia.
- Obat-obatan TB yang diresepkan memiliki kualitas yang kurang baik.
TB adalah penyakit yang membutuhkan penanganan intensif. Apabila tidak ditangani dengan tepat, risiko penyakit TB berkembang jadi lebih buruk semakin besar.
Diagnosis TB MDR
Cara mendiagnosis Tuberkulosis MDR adalah dengan melakukan tes di laboratorium, yaitu tes diagnostik baru yang dinamakan MTBDRsl. Tes MTBDRsl adalah tes yang menggunakan sampel DNA untuk mengidentifikasi mutasi genetik MDR-TB dan resistensinya terhadap fluoroquinolone serta kandungan pada obat tuberkulosis paling ampuh.
Hasil tes MDR-TB akan terlihat dalam 24-48 jam. Setelahnya, pasien yang positif Tuberkulosis MDR akan mendapatkan perawatan dan pengobatan yang lebih intensif untuk menekan resistensi terhadap obat tuberkulosis yang lebih luas serta menyembuhkan gejala tuberkulosis tersebut.
Kapan Harus ke Dokter?
Pemeriksaan TB harus dilakukan secara berkala. Dokter Anda mungkin memberi jadwal pemeriksaan khusus untuk konsultasi penyakit TB. Selain itu, Anda harus segera ke dokter apabila gejala TB yang Anda alami bertambah parah.
Cara Mengatasi TB MDR
Pengobatan Tuberkulosis MDR tergolong rumit karena hanya dapat dilakukan dengan konsultasi dengan dokter spesialis dan sesuai dengan jenis tuberkulosis yang diderita.
Dokter akan menyarankan perawatan Tuberkulosis MDR dengan obat antibakteri fluoroquinolone. Obat fluoroquinolone juga merupakan obat Tuberkulosis MDR yang paling direkomendasikan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) sebagai obat infeksi tanpa komplikasi tuberkulosis tertentu.
Obat antibakteri fluoroquinolone adalah obat wajib yang diperlukan untuk pasien yang resisten terhadap obat TB pertama. Obat fluoroquinolone mungkin memberikan beberapa efek samping, namun manfaat obat fluoroquinolone lebih besar dan efektif daripada risiko komplikasi yang mungkin terjadi.
Bila Anda mengalami Tuberkulosis MDR, sebaiknya segera konsultasi ke dokter untuk pengobatan dan perawatan terbaik yang sesuai dengan kondisi Anda.
Komplikasi TB MDR
Tuberkulosis MDR adalah komplikasi dari penyakit tuberkulosis yang tidak diobati dengan tepat. Sementara itu, komplikasi Tuberkulosis MDR mungkin terjadi akibat efek samping obat fluoroquinolone yang meliputi:
- Sinusitis
- Bronkitis
- Infeksi saluran kemih
Terlepas dari komplikasi yang mungkin terjadi, FDA tetap menyarankan penderita Tuberkulosis MDR menggunakan obat fluoroquinolone dan perawatan lain yang dianjurkan dokter.
Cara mencegah TB MDR
Cara mencegah Tuberkulosis MDR atau resisten terhadap obat tuberkulosis adalah dengan meminum obat tuberkulosis yang diresepkan oleh dokter sesuai dengan aturannya, baik dari dosis dan jadwalnya. Anda tidak boleh melewatkan dosis apalagi tidak meminum obatnya sama sekali. Pasien TB harus benar-benar meminum obatnya sesuai aturan.
Selain itu, Anda harus menjaga diri dari paparan bakteri TB yang mungkin dipaparkan dari penderita TB yang resisten terhadap obat.
Bila Anda didiagnosa memiliki penyakit TB, sangat penting untuk benar-benar memerhatikan jadwal dan dosis minum obat selama perawatan TB. Bila Anda tidak mengikuti aturan dokter, Anda mungkin harus mengulangi perawatan TB dan meminum obat TB dari awal lagi.
Selain itu, Anda juga memiliki risiko terkena Tuberkulosis MDR atau pengembangan tuberkulosis lainnya yang lebih sulit untuk diobati. Itulah pembahasan tentang apa itu TB MDR, pengobatan, cara penularan, cir-ciri, tanda dan gejala Tuberkulosis MDR. Semoga informasi kesehatan ini dapat membantu Anda dalam mencegah penyakit TB MDR. Salam Sehat!
- CDC. 2019. Drug-Resistant TB. https://www.cdc.gov/tb/topic/drtb/default.htm. (Diakses pada 16 Desember 2019).
- CDC. 2019. Multidrug-Resistant Tuberculosis. https://www.cdc.gov/tb/publications/factsheets/drtb/mdrtb.htm. (Diakses pada 16 Desember 2019).
- Sarwani, Dwi SR, Sri Nurlaela, Isnani Zahrotul A. 2019. FAKTOR RISIKO MULTIDRUG RESISTANT TUBERCULOSIS. https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas/article/view/2260. (Diakses pada 16 Desember 2019).