Terbit: 26 July 2014
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Di Indonesia, kasus penyakit batu ginjal merupakan penyakit yang relatif tinggi jumlah penderitanya (0,5% dari populasi). Penyakit ini dapat terjadi pada kaum pria maupun wanita. Tetapi jika kita bandingkan, maka pria lebih banyak mengalaminya dibandingkan wanita. Dari penelitian didapatkan kenyataan bahwa penyakit batu ginjal terutama terkait dengan obstruksi saluran kencing pada pria.

Tanda dan Gejala Batu Ginjal

Batu ginjal sering disebut Nephrolithiasis atau renal calculimerupakan massa keras yang mengkristal seperti batu batu kecil yang dapat terbentuk pada bagian saluran kencing.

Kristal-kristal kecil yang terbentuk  di dalam ginjal maupun di dalam kandung kemih ini  akan bergerak turun ke dalam saluran kemih (ureter) dan menimbulkan penyumbatan bahkan dapat merusak jaringan ginjal, akibatanya penderita penyakit batu ginjal akan mengalami kesulitan dan rasa nyeri bahkan pendarahan saat buang air.

Batu ginjal kronis juga menjadi penyebab gagal ginjal, gagal ginjal terjadi jika ginjal gagal melakukan fungsinya seperti menyaring dan membuang sisa metabolisme tubuh yang bersifat racun dalam bentuk air seni, mengatur tekanan darah, mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit, serta menstimulasi produksi sel darah merah dalam tubuh.

Faktor penyebab penyakit batu ginjal
Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab batu ginjal, namun kebanyakan disebabkan oleh hal-hal yang berhubungan dengan pola makan. Mengkonsumsi bahan makanan yang kaya kalsium, oksalat, purin dan garam secara berlebihan dapat memperbesar risiko menderita batu ginjal. Konsumsi berlebihan makanan-makanan ini menjadi penyebab utama terbentuknya batu ginjal kalsium (oksalat atau fosfat), batu magnesium amonium fosfat, batu asam urat, dan batu sistin (cystine).

Batu ginjal kalsium umumnya akan ditemukan pada orang yang banyak mengonsumsi makanan yang kaya oksalat seperti teh, kopi, soft drink, kokoa, dan sayur bayam. Sedangkan batu  ginjal asam urat lebih tinggi kemungkinannya diderita oleh orang yang sering mengonsumsi makanan seperti daging, jeroan dan hasil laut seperti sea food.

Kekurangan asupan cairan atau latihan berat tanpa penggantian cairan yang cukup sesudahnya juga menjadi penyebab utama penyakit batu ginjal. Kekurangan cairan (dehidrasi) akan mengakibatkan ginjal bereaksi dengan cara menahan sebanyak mungkin cairan dan elektrolit dalam tubuh sehingga jumlah urine yang dihasilkan akan sedikit dan berwarna pekat yang akhirnya akan mempermudah terbentuknya batu ginjal.

Kondisi-kondisi lain yang berhubungan dengan peningkatan pembentukan batu ginjal adalah penyakit ginjal seperti renal tubular acidosis, cystinuria dan hyperoxaluria. Orang-orang dengan penyakit peradangan usus besar atau yang telah mempunyai bypass usus atau operasi ostomy adalah juga lebih mungkin mengembangkan batu-batu ginjal.

Disamping itu yang tidak kalah pentingnya adalah faktor bakat atau warisan genetik  seseseorang. Jika salah satu saudara Anda menderita penyakit batu ginjal atau batu kemih, Anda juga akan mempunyai kecendrungan lebih besar terserang penyakit yang sama dari pada orang lain.

Apa saja gejala-gejalanya?

  1. Tanpa gejala
    Banyak orang yang menderita batu ginjal tanpa gejala apapun (asimtomatik), jika Anda memiliki batu ginjal yang sangat kecil, bisanya tidak akan diketahui ataupun terasa. Terkadang batu kecil seperti ini ditemukan jika Anda menjalani tes pencitraan (X-ray, CT scan, atau USG) untuk alasan yang tidak terkait dengan masalah ginjal, dokter Anda mungkin mengambil pendekatan wait and see jika ditemukan bahwa Anda memiliki batu ginjal tanpa gejala yang mengganggu.
  1. Nyeri
    Nyeri akibat batu ginjal bisa terasa ringan sampai berat, batu ginjal yang lebih besar lebih mungkin menyebabkan rasa sakit ketika turun ke ureter dan keluar dari tubuh melalui urin. Situs nyeri paling umum yang terkait batu ginjal adalah punggung bagian bawah (di kedua sisi), perut bagian bawah dan daerah selangkangan, serta di bawah tulang rusuk. Rasa sakit mungkin datang bergelombang. Anda juga mungkin sering mengalami nyeri buang air kecil.
  1. Mual dan muntah
    Rasa sakit yang diakibatkan batu ginjal mungkin begitu parah sehingga Anda mungkin juga mengalami mual dan muntah. Ketika batu ginjal bergerak ke ureter dan menghalangi aliran urin, hal ini menyebabkan rasa sakit yang digambarkan sebagai lebih buruk daripada melahirkan. Nyeri hebat, mual, dan muntah harus diobati dengan obat nyeri kuat, antiemetik, dan cairan infus.
  1. Demam dan menggigil
    Demam dan menggigil kadang-kadang juga merupakan gejala batu ginjal, gejala ini merupakan gejala mengganggu yang memerlukan evaluasi medis segera karena demam dan menggigil bisa berarti bahwa Anda juga mengalami infeksi (berpotensi mengancam nyawa, jika tidak diobati). Anda harus mencari pengobatan segera jika mengalami demam dan menggigil yang terkait dengan batu ginjal, bahkan jika Anda hanya mengalami nyeri ringan.
  1. Darah dalam urine
    Darah dalam urin, yang disebut hematuria, adalah gejala umum lain dari batu ginjal. Ketika batu ginjal melewati saluran kemih, ia mengiritasi ureter dan menyebabkan perdarahan. Urin Anda mungkin terlihat merah muda atau kemerahan tergantung pada beratnya perdarahan. Darah dalam urin merupakan gejala serius yang menjamin evaluasi cepat yang diberikan dokter Anda.
  1. Perubahan urine lainnya
    Jika Anda melihat urin yang keruh atau sangat berbau, ini bisa menjadi tanda-tanda infeksi yang berhubungan dengan batu ginjal. Namun, gejala ini bisa juga menjadi tanda masalah medis lainnya, seperti infeksi saluran kemih (ISK), infeksi kandung kemih, sistitis, atau bahkan penyakit menular seksual (PMS) seperti gonore. Jika Anda memiliki urin yang keruh atau berbau busuk, segera temui dokter Anda.

Pengobatan penyakit batu ginjal
Batu kecil berukuran 4 mm yang tidak menyebabkan gejala, penyumbatan atau infeksi, biasanya tidak perlu diobati. Dengan minum banyak air, kebanyakan batu-batu ginjal ukuran ini akan terbuang dengan sendirinya lewat urine dalam waktu 48 jam. Tetapi jika batu ginjal lebih besar lagi (9-10 mm), biasanya dibutuhkan terapi khusus untuk penanganannya, seperti terapi farmakologi dengan obat-obatan, meliputi calcium channel blocker (nifedipin) dan alfa bloker (tamsulosin).

Untuk batu yang berukuran 1 cm atau kurang di dalam pelvis renalis atau bagian ureter bisa dipecahkan dengan prosedur yang disebut lithotripsy, pada prosedur ini, digunakan gelombang-gelombang kejut untuk memecah batu yang besar kedalam potongan-potongan yang lebih kecil yang kemudian dapat lewat melalui urine.

Teknik-teknik operasi juga dapat dilakukan untuk mengangkat batu-batu ginjal, pengangkatan batu ginjal lewat teknik ini dilakukan melalui sayatan kecil pada kulit (percutaneous nephrolithotomy) atau melalui alat yang dikenal sebagai ureteroscope yang dilewatkan melalui urethra dan kantong kemih kedalam ureter.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi