Terbit: 27 August 2019
Ditulis oleh: Mutia Isni Rahayu | Ditinjau oleh: dr. Jati Satriyo

Stenosis spinal atau stenosis tulang  adalah kondisi di mana celah antara susunan tulang belakang menyempit dan mekenan saraf di sekitarnya. Tulang belakang terbentuk dari susunan tulang yang memiliki celah di antaranya. Ketahui penyebab, jenis, gejala, dan pengobatan dari penyakit ini melalui artikel ini!

Stenois Spinal: Penyebab, Gejala, Pengobatan

Apa Itu Stenosis Spinal?

Stenosis tulang belakang atau disebut juga dengan stenosis spinal adalah kondisi di mana celah antara tulang belakang menyempit. Penyempitan ini menyebabkan tekanan terhadap saraf yang melewati tulang belakang.

Dalam beberapa kasus, kondisi ini dapat tidak menunjukkan gejala apapun. Namun kondisi ini berpotensi menyebabkan nyeri, kelemahan, atau mati rasa (seringnya pada kaki). Gejala ini dapat memburuk seiring dengan berjalannya waktu.

Stenosis tulang belakang paling umum terjadi di bagian punggung bawah dan leher. Penyebab umumnya adalah perubahan keausan pada tulang belakang yang berhubungan dengan osteoarthritis. Kondisi ini membutuhkan perawatan medis. Dalam kasus yang parah, tindakan operasi mungkin dibutuhkan untuk mengatasi kondisi ini.

Penyebab Stenosis Spinal

Tulang belakang membentang dari leher hingga ke punggung bawah. Tulang-tulang ini membentuk kanal tulang belakang yang melindungi sumsum tulang belakang atau saraf.

Sebagian orang dilahirkan dengan kanal tulang belakang yang berukuran kecil. Kondisi ini dapat menyebabkan stenosis spinal bawaan. Sedangkan untuk kondisi yang didapat, biasanya berkembang akibat penuaan atau kondisi medis tertentu.

Penyebab stenosis tulang belakang meliputi:

1. Pertumbuhan Tulang Berlebih

Kondisi seperti osteoarthritis dapat menyebabkan kerusakan tulang yang memicu pembentukan taji tulang.

Pertumbuhan taji tulang dapat mengenai kanal tulang belakang. Kondisi lain seperti penyakit Paget juga dapat memicu pertumbuhan tulang yang berlebihan di tulang belakang.

2. Herniated Disc (Saraf Terjepit)

Seiring dengan bertambahnya usia, bantalan lembut (disebut juga dengan disk) yang bertindak sebagai peredam kejut di antara tulang belakang cenderung mengering.

Disk tulang belakang memiliki permukaan bagian tengah yang lebih lunak dan bagian luar yang lebih keras. Herniated disc terjadi ketika bagian yang lebih lunak mendorong keluar melalui sobekan di bagian luar yang lebih keras. Kondisi ini dapat memberikan tekanan terhadap tulang belakang.

3. Penebalan Ligamen

Ligamen adalah jaringan fibrosa lembut yang menghubungkan tulang dengan tulang. Seiring dengan berjalannya waktu, ligamen yang menyatukan tulang belakang menjadi kaku dan menebal. Ligamen yang menebal dapat membesar hingga ke kanal tulang belakang.

4. Tumor

Meskipun kondisi ini tidak umum, tapi tumor di tulang belakang juga dapat menjadi penyebab stenosis tulang belakang. Tumor dapat terbentuk di dalam sumsum tulang belakang, dalam membran yang menutupi sumsum tulang belakang, atau di ruang antara sumsum tulang belakang dan tulang belakang.

5. Cedera Tulang Belakang

Kecelakaan lalu lintas maupun trauma lainnya dapat menyebabkan dislokasi atau patah tulang pada salah satu atau lebih tulang belakang.

Tulang belakang yang patah dapat merusak isi kanal tulang belakang. Cedera akibat operasi pada punggung juga dapat menyebabkan pembengkakan jaringan di dekatnya yang dapat memberi tekanan pada sumsum tulang belakang atau saraf.

Faktor Risiko Stenosis Spinal

Selain penyebab yang sudah disebutkan di atas, terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko kemungkinan seseorang terkena stenosis tulang belakang, meliputi:

  • Skoliosis atau kondisi tulang belakang melengkung
  • Memiliki riwayat cedera tulang belakang atau pernah menjalani operasi tulang belakang
  • Memiliki kelebihan fluoride atau kalsium dalam tubuh
  • Berusia di atas 50 tahun.

Jenis Stenosis Spinal

Jenis kondisi ini dibedakan berdasarkan posisi dari penyempitan celah tulang belakang yang terjadi. Seseorang bisa saja memiliki lebih dari satu jenis secara bersamaan. Jenis stenosis yang paling umum adalah:

  • Cervical spinal stenosis, penyempitan terjadi pada tulang belakang di bagian leher.
  • Lumbar spinal stenosis, penyempitan terjadi pada tulang belakang di bagian punggung bawah.

Dari kedua jenis stenosis tulang belakang di atas, lumbar stenosis merupakan jenis stenosis yang paling umum ditemui.

Gejala Stenosis Spinal

Jenis stenosis tulang belakang yang berbeda dapat menimbulkan gejala yang juga berbeda. Berikut adalah berbagai gejala dari kondisi ini:

Gejala Cervical Spinal Stenosis

Gejala cervical spinal stenosis meliputi:

  • Mati rasa atau kesemutan di tangan, lengan, kaki, dan tungkai.
  • Lemah pada tangan, lengan, kaki, dan tungkai.
  • Masalah dengan berjalan dan keseimbangan.
  • Sakit leher
  • Disfungsi usus dan kandung kemih (biasanya hanya terjadi pada kasus yang parah)

Gejala Lumbar Spinal Stenosis

Gejala lumbar spinal stenosis meliputi:

  • Mati rasa atau kesemutan di kaki atau tungkai
  • Lemah pada kaki dan tungkai
  • Nyeri atau kram pada satu atau dua kaki ketika berdiri dalam waktu yang lama atau saat berjalan. Rasa nyeri biasanya mereka ketika membungkuk atau duduk.
  • Sakit punggung.

Diagnosis Stenosis Spinal

Dokter akan menanyakan tentang gejala dan riwayat medis Anda. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik. Apabila dicurigai adanya kondisi ini, dokter mungkin juga akan menyarankan beberapa tes pencitraan untuk memastikan diagnosis penyakit ini.

Berikut adalah tes pencitraan yang mungkin dilakukan untuk membantu diagnosis kondisi ini:

  • Sinar-X. Pemeriksaan sinar-X punggung dapat mengungkapkan perubahan tulang seperti taji tulang yang dapat mempersempit ruang dalam kanal tulang belakang.
  • CT atau CT myelogram. Pemeriksaan dengan menyuntikkan zat pewarna (kontras) ini dapat mengungkapkan keadaan taji tulang, saraf terjepit, dan juga tumor.
  • MRI. Pemeriksaan ini dapat mendeteksi kerusakan pada disk dan ligamen, mendeteksi tumor, dan menunjukkan di mana saraf di sumsum tulang belakang yang tertekan.

Pengobatan Stenosis Spinal

Kondisi ini dapat memburuk seiring dengan berjalannya waktu. Maka dari itu, dibutuhkan perawatan agar kondisi ini tidak semakin memburuk. Meskipun tidak terdapat pengobatan yang dapat menyembuhkan stenosis spinal, namun perawatan dapat dilakukan untuk menstabilkan kondisi dan meringankan gejala.

Berikut adalah perawatan yang dilakukan untuk mengatasi penyakit ini:

1. Obat-obatan

Nyeri ringan dapat diatasi dengan penggunaan obat pereda nyeri yang dijual bebas seperti Paracetamol atau obat antiinflamasi nonsteroid. Obat ini bisa didapatkan tanpa resep dokter. Pada kasus yang lebih parah, dokter mungkin akan meresepkan obat lain seperti:

  • Obat nyeri yang lebih kuat, seperti Opioid
  • Relaksan otot untuk meringankan kejang dan kram otot yang menyakitkan.
  • Injeksi steroid untuk mengurangi peradangan saraf yang terjepit di sekitar tulang belakang.

2. Operasi

Apabila obat-obatan tidak dapat meredakan gejala, dokter mungkin akan merekomendasikan operasi dekompresi tulang belakang untuk mengurangi gejala yang lebih parah.

Operasi dekompresi tulang belakang bertujuan untuk menghilangkan pertumbuhan tulang dan jaringan yang meradang dari kanal tulang belakang. Langkah ini akan membebaskan ruang untuk saraf dan sumsum tulang belakang.

Pilihan prosedur operasi terbuka maupun operasi minimal invasif akan dipilih oleh dokter menyesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan dari pasien.

 

  1. Mayo Clinic. 2018. Spinal stenosis. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/spinal-stenosis/symptoms-causes/syc-20352961. (Diakses pada 27 Agustus 2019).
  2. Morrison, William. 2019. Spinal stenosis: Everything you need to know. https://www.medicalnewstoday.com/articles/325817.php. (Diakses pada 27 Agustus 2019).
  3. WebMD. 2018. What Is Spinal Stenosis?. https://www.webmd.com/back-pain/ss/slideshow-spinal-stenosis. (Diakses pada 27 Agustus 2019).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi